Bima, KS.- Ribuan Hektar lahan percetakan sawah baru di Wilayah Kecamatan Soromandi tidak dimanfaatkan oleh pemilik lahan, akibat ulah peme...
Bima, KS.- Ribuan Hektar lahan percetakan sawah baru di Wilayah Kecamatan Soromandi tidak dimanfaatkan oleh pemilik lahan, akibat ulah pemerintah yang tidak maksimal melaksanakan program yang menghabiskan anggaran puluhan Miliar dari Pemerintah Pusat tersebut. Seperti, penyediaan mesin pompa air, penataan lahan, juga pemberian bibit/benih tanaman untuk petani yang tak jelas sasarannya.
Salah satu Ketua Kelompok tani percetakan sawah baru, Tasrif menuturkan, anggota kelompoknya tidak memanfaatkan lahan yang telah dicetak oleh pemerintah, lantaran tidak adanya sumur air di sekitar lahan. Ditambah lagi, dengan cara pihak ketiga yang melakukan percetakan sawah baru asal-asalan, alias asal jadi.”Bisa di cek di semua lahan percetakan sawah baru sekarang, hampir 90 persen di setiap lokasi tak bisa digunakan ditanam. Masalahnya, tanah tidak merata, melainkan bergelombang,”tuturnya.
Untuk memanfaatkan lahan percetakan sawah baru sekarang, petani harus mengeluarkan anggaran jutaan hingga belasan juta rupiah, tergantung luas lahan. Jika tidak mengeluarkan anggaran sendiri, jangan harap lahan yang sudah dicetak sekarang bisa digunakan untuk menanam tanaman apapun. Padahal, di wilayah Soromandi, saat ini petani berlomba-lomba menanam kacang tanah, bawang merah, dan lainnya, sementara padi tak lagi mendapat respon dari para petani di soromandi. ”Harapan saya, agar pemerintah dapat menuntaskan program cetak sawah baru tersebut. Jika ingin uang rakyat yang telah habis untuk program cetak sawah baru tahun 2015 dan 2016 sekarang, tak sia-sia,” harapnya.
Tasrif mengakui, pemerintah telah memberikan beberapa bantuan untuk menunjang kegiatan petani, khususnya petani yang punya lahan di percetakan sawah baru sekarang. Namun, yang menjadi masalah sekarang adalah bantuan itu tidak bisa dinikmati banyak petani. Sedangkan, pemerintah memberikan bantuan seperti mesin pompa air sangat terbatas. ”Sekali lagi, saya sebagai Ketua Kelompok sangat berharap agar program kegiatan cetak sawah baru, tidak hanya pada pembuatan lahan tidur menjadi lahan produkti. Namun yang lebih utama adalah bagaimana lahan tidur itu bisa digarap tiga kali dalam setahun oleh petani,” tuturnya. (KS-001)
COMMENTS