Bima, KS.- Mantan Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menipu para petani yang ada diberbagai kecamatan...
Bima, KS.- Mantan Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menipu para petani yang ada diberbagai kecamatan. Modusnya, pria berinisia An ini, meminta uang pada beberapa kelompok tani (Koptan) untuk melobi bantuan mesin traktor di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) Kabupaten Bima.
Karena ulahnya ini, An yang diketahui berasal dari Desa Runggu mendapat hadiah “bogem mentah” dari salah seorang korbannya. Aksi ini berlangsung di ruangan PPK Dispertapa, Muh. Farid.SP.
Pantauan Koran Stabilitas, An mengalami luka di bagian hidung dan pelipis kanannya. Korban An pun ternyata berjumlah orang. Dari semua korbannya itu, mereka meminta pertanggung jawaban An atas janji bantuan traktor di Dispertapa.
”Kami sudah mencari An beberapa hari ini. Dihubungi Hpnya, janji An bantuan akan segera dikeluarkan oleh pihak dinas. Namun sampai sekarang Kami hanya diberi janji bohong saja,” ujar salah seorang korban di halaman Kantor Dispertapa, Senin sore (1/8).
Anas yang dikonfirmasi via handphonenya enggan berkomentar banyak terkait persoalan ini. Bahkan Ia pun tidak mau mengungkap aliran uang masyarakat yang diperkirakan mencapai nilai ratusan juta rupiah itu.
”Saya minta agar tidak diberitakan. Terkait uang itu saya belum bisa komentar, nanti kita ketemu dulu,” kata Anas, Selasa (2/8) kemarin.
Sementara itu, Muh. Farid, SP mengaku menyesalkan adanya insiden itu di ruang kerjanya. Kata Farid, dirinya pun menyaksikan kejadian saat An dipukul oleh warga.
Ia menambahkan, sebelum aksi kekerasan itu terjadi, Farid merencanakan pertemukan antara An dan warga.
“Ada rencana saya mempertemukan kedua belah pihak. Namun saat ini, Saya tidak bisa bicara apa-apa. Semuanya sudah terjadi. Dan saya menyaksikan sendiri aksi kekerasan itu,” sesalnya.
Menurutnya, soal janji An kepada Koptan, secara pribadi dirinya tidak mengetahui. Apalagi soal uang ratusan juta yang diterima An dari beberapa Koptan.
”Saya secara pribadi tidak tahu ada mafia dalam bantuan traktor. Saya hanya mengakomudir semua kebutuhan masyarakat yang sudah mendapatkan SK dari Dinas sebagai Koptan penerima bantuan,” tuturnya.
Farid juga menerangkan pengakuan An yang sempat disampaikan kepadanya.
”Menurut pengakuan An, sekitar 31 unit traktor yang sudah dijanjikan An kepada Koptan. Jumlah uang yang ditarik oleh An bervariasi nilainya. Angka paling tinggi Rp15 juta dan yang paling rendah sekitar Rp8 juta. Silahkan dihitung berapa nilai kerugian Koptan yang ada,” imbuhnya.
Lanjutnya, ia pun menghimbau kepada Koptan agar tidak percaya kepada siapapun terkait bantuan di |Dispertapa. Karena semua kelompok akan di verifikasi dulu oleh Dinas dan penerima bantuan akan dikeluarkan dalam bentuk Surat Keputusan.
”Kita ini benar-benar menjalankan aturan. Tidak ada suap-menyuap dalam memberikan bantuan mesin pertanian ke Koptan. Dan tidak ada kepentingan siapapun yang ada di Dispertapa,” tandasnya.
Terkait insiden itu juga, Farid pun mengaku, An sudah meminta maaf ke Dinas Dispertapa karena sudah merasa bersalah.
”An sms ke saya dan dia pun sudah meminta maaf ke Kami,” pungkas Farid seraya menunjukan sms An kepada Wartawan Koran Stabilitas. (KS-04)
COMMENTS