Kota Bima, KS. - Oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) berinisial Ir yang juga seorang Aparat di kantor Polisi Pamong Praja (Pol-PP) Kota Bima aw...
Kota Bima, KS.- Oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) berinisial Ir yang juga seorang Aparat di kantor Polisi Pamong Praja (Pol-PP) Kota Bima awalnya menerima gadai satu unit sepeda motor jenis honda csone dari Agma (31), warga Kelurahan Rabangodu Utara.
Menurut Agma, tanggal 28 Juli 2016 lalu motor miliknya digadai kepada Ir sebesar Rp900 ribu. Oleh Agma, dia pun menambah nilai gadai motor tersebut. Lewat keponakan Ir yang berinisial F (19), Agma menerima uang penambahan nilai gadai motor hingga berjumlah Rp1.850.000.
“Saya gadai motor totalnya Rp1.850.000. Saya ambil di Ir Rp900 ribu dan sisanya saya ambil dari keponakan Ir (F),” kata Agma, Minggu (14/8).
Dikatakannya, hari Senin tanggal 8 Agustus 2016 lalu, Agma telah menebus motor yang digadaikannya tersebut. Diakuinya, dia telah menyerahkan uang kepada F senilai Rp2 juta untuk menebus motor itu.
“Uang itu sengaja saya tambah Rp150 ribu untuk biaya transpor, karena pengakuan F motor tersebut sudah digadai ulang oleh pamannya (Ir, red) ke orang lain,” ujar Agma.
Sementara itu, F mengaku, sudah menerima uang Rp2 juta dari Agma. Kata F, uang tersebut sudah diserahkan kepada pamannya (Ir). Diakuinya, saat menerima uang tersebut, F berjanji akan mengantar langsung motor tersebut ke rumah Agma.
“Nanti saya yang langsung bawa ke rumah Om Agma motornya. Tapi, saya tanya dulu paman (Ir) dimana digadai ulang motor tersebut,” jelas F, Senin (8/8) lalu.
Sudah Lima hari setelah pemberian uang tebusan, namun motor tersebut tak kunjung ada. F yang ditanya kembali soal keberadaan motor tersebut, beralasan kalau pamannya terkesan tidak ingin menebus motor yang sudah digadainya ke tempat lain itu.
“Ngak tau neh Paman Ir, uang sudah saya kasih tapi ngak jelas uangnya mau dipake buat tebus motor atau gimana, saya tanya kapan keluarin motor Om Agma, dia jawab gampang-gampang saja,” ungkap Pemuda asal Kelurahan Rabadompu Barat itu pada Wartawan Koran Stabilitas.
Di samping itu, saat dikonfirmasi kepada Ir soal kapan motor csone itu dikembalikan. Ir mengaku motor tersebut sudah digadainya kepada seseorang di Kecamatan Wawo. Ir beralasan, motor tersebut digunakan oleh temannya yang mengambil ulang gadai darinya dan dibawa ke lokasi tambang.
“Untuk apa saya buat malu nama saya hanya soal uang segitu. Saya belum bisa urus motor, karena orang yang ngambil gadai sedang ke lokasi tambang emas. Saya juga masih sibuk ngurus anak yang gerak jalan. Mungkin besok saya tanya motornya. Uang juga sudah kurang ini,” ungkap Ir yang juga akrab dipanggil Papa Kalo, warga Kelurahan Rabadompu Barat, di rumahnya, Kamis (11/8) lalu.
Mendengar jawaban Ir, menurut Agma, sudah hampir seminggu Ir mengambil uang sedangkan motor tidak kunjung ada kabarnya. Agma menilai, Ir tidak memiliki i’tikad baik dalam mengurus motor ini. Ia sangat berharap Ir segera mengembalikan motor ini karena motor tersebut adalah motor kantornya. Pengakuan Ir tentang uang yang diberikan sudah kurang, kata Agma, itu pertanda ada hal ‘lain’ dibalik penggadaian motor tersebut.
“Saya kira toleransi waktu dari pemberian uang tebusan hingga seminggu lamanya, namun motor tak kunjung diberikan, ini sudah keterlaluan. Setelah terima uang, janji mereka hanya sehari paling lambat motor saya dikembalikan. Uang tebusannya pun sepakat ditambah hingga Rp2 juta. Tapi sekarang, saya sms dan telpon HPnya Ir tidak pernah mau memberikan jawaban kapan kepastian motor itu ingin dikembalikan. Hari Kamis (11/8) lalu, saya tanya ke rumahnya (Ir), akan di urus besoknya (Jum’at, red). Sekarang pun saya merasa sudah ditipu, dan jika satu dua hari ini semakin ngak jelas, saya akan laporkan ke polisi karena kuat dugaan motor sudah ingin digelapkan kalau gini modelnya. Masalahnya juga, ini motor kantor yang saya gadai karena ada kebutuhan mendesak,” pungkas Agma yang juga seorang Wartawan itu, Minggu (14/8) kemarin. (KS-08)
COMMENTS