Bima, KS.- Setelah mengikuti aksi long march ke Kantor DPRD Kabupaten Bima sepanjang lebih dari 150 KM dan bermalam di kantor DPRD Kabupaten...
Bima, KS.- Setelah mengikuti aksi long march ke Kantor DPRD Kabupaten Bima sepanjang lebih dari 150 KM dan bermalam di kantor DPRD Kabupaten Bima, seorang ibu muda Sri Wahyuningsih (25) warga Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora yang kondisinya hamil mengalami muntah darah. Sri terpaksa dilarikan ke RSUD Bima, Jum’at (26/8) sekitar jam 03.00 WITA lalu.
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Aksi Gerakan Penegakkan Pasal 33 UUD 1945 (GNP) M. Amin mengatakan, Sri mengalami muntah darah karena tidur beralaskan tarpal yang tipis. Diakuinya, kondisi rakyat Desa Oi Katupa yang sedang berjuang dalam mempertahankan tanahnya yang telah dirampas oleh PT Saangar Agro Karya Persada (SAKP) memang tidak mempersiapkan sedetail mungkin persiapan untuk makan dan tidur selama di Kota Bima.
“Kami makan dan tidur di sini se ala kadarnya saja. Dan soal kondisi kesehatan Sri menurun drastis karena kondisi tempat tidur hanya beralaskan tarpal dan tanpa memiliki atap. Makan dan minum para warga asal Desa Oi Katupa ini pun tidak teratur,” jelas Amin yang akrap disapa Jego itu.
Sambung Jego, selama warga menginap baik di Halaman Gedung DPRD dan Eks Kantor Pemkab Bima, tidak ada perhatian dari Pemerintah. Sikap acuh pemerintah saat ini, menurutnya, sebagai sikap yang lupa akan kekuasaan yang ada berkat dan pemberian dari rakyat semata.
“Kami tidak mempermasalahkan soal kepedulian Pemerintah terhadap kondisi rakyat yang sudah mau mengambil resiko dalam perjuangan ini. Bagi kami, yang terpenting adalah Pemkab Bima bisa mengerti makna dari perjuangan ini dan memberikan hasil yang positif terhadap tuntutan rakyat Desa Oi Katupa Kabupaten Bima," tandasnya, Sabtu (27/8). (KS-08)
COMMENTS