Parahnya, para pelaku saat menggasak motor korban, tidak membedakan motor milik aparat (Polri dan TNI), advokat, anggota dewan, wartawan dan lainnya.
Bima, KS.- Peristiwa Pencurian Sepeda Motor (Curanmor) terus merajalela di Wilayah hukum Polres Bima Kota, juga Polres Bima. Tak heran, setiap saat pemilik kendaraan Sepeda Motor (SPM) terus terhantui akibat ulah para pelaku kejahatan yang sistematis tersebut.
Ilustrasi
Parahnya, para pelaku saat menggasak motor korban, tidak membedakan motor milik aparat (Polri dan TNI), advokat, anggota dewan, wartawan dan lainnya. Seperti yang menimpa management Koran Stabilitas, dalam beberapa bulan terakhir ini. Sedikitnya tiga unit motor milik Pimpinan Redaksi (Pimred) Koran Stabilitas, Rafidin HB S,Sos raib, di dua lokasi yang berbeda. Yakni, dua unit hilang di kantor, dan satu unit hilang di depan Apotik Asyifa Salama.
Dua unit yang raib di Kantor Redaksi di Komplek Perumahan Santi Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda, berupa motor Yamaha Mio GT, dan motor TVS bernopol EA 5984 SJ yang raib Kamis (8/9) sekitar pukul 20.30 Wita. Anehnya, maling itu menggasak motor TVS itu, ketika kantor dalam keadaan ramai. Sedangkan yang hilang di depan Apotik Asyifa berupa Suzuki FU.
Kehilangan tiga unit motor itu, menandakan banyaknya pelaku curanmor di Kota Bima ini bergentayangan di mana-mana, termasuk di sekitar Kantor/instansi tertentu. Seperti Kantor Kepolisian, Kantor TNI, Kantor Media Masa, Bank dan intansi lainnya yang ramai dikunjungi warga atau banyak pegawai yang datang kerja menggunakan motor.
Bagaimana tanggapan Rafidin atas kejahatan curanmor di Bima sekarang ?. Diakuinya, dalam beberapa bulan terakhir ini, curanmor terjadi setiap saat, bahkan para pelaku sekarang lebih nekad melakukan aksinya di Kantor-Kantor yang keamanannya ketat. “Pelaku curanmor sekarang malah bertambah. Dan saya menduga kuat, tidak hanya warga biasa yang menjadi bagian dari sindikat curanmor sekarang, tapi juga ada oknum wartawan yang saya curigai terlibat kejahatan curanmor,”duganya.
Rafidin menyarankan kepada seluruh warga Bima, khususnya teman-teman pers, aktivis, pegiat LSM, agar tidak sembarangan memarkir kendaraannya, upayakan dapat dilihat dari tempat duduk, atau tempat aktivitas.”Lebih khusus lagi, waspada dengan teman-teman baru, termasuk teman yang dikenal baik, ketika secara tiba-tiba datang bertamu atau duduk bersama. Karena pelaku kejahatan sekarang, tidak hanya warga biasa, tapi juga ada oknum intelektual masuk dalam sindikat curanmor, “pesannya.
Memang katanya, untuk membuktikan keterlibatan orang-orang tertentu, atau orang dekat dalam mengungkap jaringan curanmor tidak gampang dilakukan. Karena itu, kewaspadaan harus diutamakan, apalagi lapangan kerja di Bima sekarang sulit untuk didapat, sehingga mengahalalkan segala macam cara, terpaksa dilakukan, demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.”Intinya, siapapun orangnya, harus tetap dicurigai. Karena saat ini pelaku kejahatan curanmor terus bertambah di Wilayah hukum Polres Bima Kota, juga Polres Kabupaten Bima, kendati aparat kepolisian tetap melakukan pengamanan,” tuturnya.,
Mengenai kehilangan tiga unit motornya, Rafidin tidak ingin berspikulasi soal siapa pelakunya. Namun dua kejadian kehilangan motor di Kantor, diduga kuat ada keterlibatan orang tertentu yang mengetahui situasi di Kantor.”Kejahatan curanmor tidak bisa dilakukan sendiri, minimal dua orang, bahkan setiap aksi bisa mencapai empat orang yang dilibatkan,”cetusnya.
Di akhir komentarnya, Rafidin kembali berpesan kepada warga Bima, agar tidak memarkir motornya di tempat yang tidak terjangkau untuk dilihat. Bila melihat orang tak dikenal disekitar lokasi motor diparkir, agar di samperin dan ditanya.”Dengan cara itu, motor bisa terjaga, pelakupun tak bisa berbuat apa-apa,”tandasnya.(R-01)
Ilustrasi
Parahnya, para pelaku saat menggasak motor korban, tidak membedakan motor milik aparat (Polri dan TNI), advokat, anggota dewan, wartawan dan lainnya. Seperti yang menimpa management Koran Stabilitas, dalam beberapa bulan terakhir ini. Sedikitnya tiga unit motor milik Pimpinan Redaksi (Pimred) Koran Stabilitas, Rafidin HB S,Sos raib, di dua lokasi yang berbeda. Yakni, dua unit hilang di kantor, dan satu unit hilang di depan Apotik Asyifa Salama.
Dua unit yang raib di Kantor Redaksi di Komplek Perumahan Santi Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda, berupa motor Yamaha Mio GT, dan motor TVS bernopol EA 5984 SJ yang raib Kamis (8/9) sekitar pukul 20.30 Wita. Anehnya, maling itu menggasak motor TVS itu, ketika kantor dalam keadaan ramai. Sedangkan yang hilang di depan Apotik Asyifa berupa Suzuki FU.
Kehilangan tiga unit motor itu, menandakan banyaknya pelaku curanmor di Kota Bima ini bergentayangan di mana-mana, termasuk di sekitar Kantor/instansi tertentu. Seperti Kantor Kepolisian, Kantor TNI, Kantor Media Masa, Bank dan intansi lainnya yang ramai dikunjungi warga atau banyak pegawai yang datang kerja menggunakan motor.
Bagaimana tanggapan Rafidin atas kejahatan curanmor di Bima sekarang ?. Diakuinya, dalam beberapa bulan terakhir ini, curanmor terjadi setiap saat, bahkan para pelaku sekarang lebih nekad melakukan aksinya di Kantor-Kantor yang keamanannya ketat. “Pelaku curanmor sekarang malah bertambah. Dan saya menduga kuat, tidak hanya warga biasa yang menjadi bagian dari sindikat curanmor sekarang, tapi juga ada oknum wartawan yang saya curigai terlibat kejahatan curanmor,”duganya.
Rafidin menyarankan kepada seluruh warga Bima, khususnya teman-teman pers, aktivis, pegiat LSM, agar tidak sembarangan memarkir kendaraannya, upayakan dapat dilihat dari tempat duduk, atau tempat aktivitas.”Lebih khusus lagi, waspada dengan teman-teman baru, termasuk teman yang dikenal baik, ketika secara tiba-tiba datang bertamu atau duduk bersama. Karena pelaku kejahatan sekarang, tidak hanya warga biasa, tapi juga ada oknum intelektual masuk dalam sindikat curanmor, “pesannya.
Memang katanya, untuk membuktikan keterlibatan orang-orang tertentu, atau orang dekat dalam mengungkap jaringan curanmor tidak gampang dilakukan. Karena itu, kewaspadaan harus diutamakan, apalagi lapangan kerja di Bima sekarang sulit untuk didapat, sehingga mengahalalkan segala macam cara, terpaksa dilakukan, demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.”Intinya, siapapun orangnya, harus tetap dicurigai. Karena saat ini pelaku kejahatan curanmor terus bertambah di Wilayah hukum Polres Bima Kota, juga Polres Kabupaten Bima, kendati aparat kepolisian tetap melakukan pengamanan,” tuturnya.,
Mengenai kehilangan tiga unit motornya, Rafidin tidak ingin berspikulasi soal siapa pelakunya. Namun dua kejadian kehilangan motor di Kantor, diduga kuat ada keterlibatan orang tertentu yang mengetahui situasi di Kantor.”Kejahatan curanmor tidak bisa dilakukan sendiri, minimal dua orang, bahkan setiap aksi bisa mencapai empat orang yang dilibatkan,”cetusnya.
Di akhir komentarnya, Rafidin kembali berpesan kepada warga Bima, agar tidak memarkir motornya di tempat yang tidak terjangkau untuk dilihat. Bila melihat orang tak dikenal disekitar lokasi motor diparkir, agar di samperin dan ditanya.”Dengan cara itu, motor bisa terjaga, pelakupun tak bisa berbuat apa-apa,”tandasnya.(R-01)
COMMENTS