Harga bawang merah di petani saat ini mencapai angka Rp.30Ribu/Kg, atau Rp.3Juta/100Kg. Tingginya harga bawang tersebut, membuat wajah petan...
Harga bawang merah di petani saat ini mencapai angka Rp.30Ribu/Kg, atau Rp.3Juta/100Kg. Tingginya harga bawang tersebut, membuat wajah petani di Bima ceria selalu, bahkan tak ingin melewati hari-harinya di lokasi lahan bawang yang mereka tanam.
Bima, KS.- Bima adalah salah satu Daerah produksi tertinggi kedua setelah Kabupaten Brebes untuk hasil tani bawang merah. Kata Dirjeni Pertanian Pangan dan Holtikultura beberapa waktu lalu saat bertandang ke Bima, 40 persen lebih dari kebutuhan bawang di Indonesia merupakan bawang hasil produksi para petani di Bima. Artinya, jika warga Bima tidak menanam bawang merah, maka akan terjadi kekurangan kosumsi bawang sekitar 40 persen, dari kebutuhan sesungguhnya.
Tak hanya itu, Dirjen juga mengingatkan, kalau petani bawang di Bima tidak menanam bawang sebanyak-banyaknya, maka pemerintah Pusat akan mengimpor bawang diluar, agar tidak terjadi devisit bawang di Indonesia. Pada intinya kata Dirjen, stok bawang akan selalu tersedia, jika petani di Bima terus menanam bawang sebanyak-banyaknya.
Kades Sai, Arifin Usman mengaku saat ini harga bawang di tingkat petani senilai Rp.3juta per 100KG. Jika harga ini akan berlaku sampai akhir Tahun 2016, maka petani di Soromandi, terutama di Desa Sai dan Sampungu, menjadi petani bawang yang berlimpah rezeki.”Di musim panen Juni-Juli kemarin saja, banyak petani di Soromandi mendadak banyak uang. Tentu di panen kedua ini, juga akan membuat petani bawang banyak uangnya,”tuturnya pasti.
Kades sendiri juga mengaku menanam satu ton lebih bibit sekarang, dibandingkan kebiasaan sebelumnya hanya maksimal 500KG bibit. Namun, tingginya harga bawang sekarang, membuatnya harus lebih banyak lagi menanam bawang, dengan harapan bisa mendapatkan hasil maksimal.”Di Sai sekarang, mayoritas warga Sai menanam bawang, lantaran tingginya harga bawang. Mudah-mudahan, di Tahun akan datang harga bawang tidak turun lagi, dan tetap dengan harga Rp.3Juta, atau minimal Rp.2,5Juta/100Kg,”harapnya.(R-01)
Bima, KS.- Bima adalah salah satu Daerah produksi tertinggi kedua setelah Kabupaten Brebes untuk hasil tani bawang merah. Kata Dirjeni Pertanian Pangan dan Holtikultura beberapa waktu lalu saat bertandang ke Bima, 40 persen lebih dari kebutuhan bawang di Indonesia merupakan bawang hasil produksi para petani di Bima. Artinya, jika warga Bima tidak menanam bawang merah, maka akan terjadi kekurangan kosumsi bawang sekitar 40 persen, dari kebutuhan sesungguhnya.
Tak hanya itu, Dirjen juga mengingatkan, kalau petani bawang di Bima tidak menanam bawang sebanyak-banyaknya, maka pemerintah Pusat akan mengimpor bawang diluar, agar tidak terjadi devisit bawang di Indonesia. Pada intinya kata Dirjen, stok bawang akan selalu tersedia, jika petani di Bima terus menanam bawang sebanyak-banyaknya.
Kades Sai, Arifin Usman mengaku saat ini harga bawang di tingkat petani senilai Rp.3juta per 100KG. Jika harga ini akan berlaku sampai akhir Tahun 2016, maka petani di Soromandi, terutama di Desa Sai dan Sampungu, menjadi petani bawang yang berlimpah rezeki.”Di musim panen Juni-Juli kemarin saja, banyak petani di Soromandi mendadak banyak uang. Tentu di panen kedua ini, juga akan membuat petani bawang banyak uangnya,”tuturnya pasti.
Kades sendiri juga mengaku menanam satu ton lebih bibit sekarang, dibandingkan kebiasaan sebelumnya hanya maksimal 500KG bibit. Namun, tingginya harga bawang sekarang, membuatnya harus lebih banyak lagi menanam bawang, dengan harapan bisa mendapatkan hasil maksimal.”Di Sai sekarang, mayoritas warga Sai menanam bawang, lantaran tingginya harga bawang. Mudah-mudahan, di Tahun akan datang harga bawang tidak turun lagi, dan tetap dengan harga Rp.3Juta, atau minimal Rp.2,5Juta/100Kg,”harapnya.(R-01)
COMMENTS