Kota Bima, KS.- Pekerjaan proyek talut atau parit di lingkungan Tolomundu Kelurahan Pane yang masuk dalam pekerjaan Pemeliharaan Jalan Karti...
Kota Bima, KS.- Pekerjaan proyek talut atau parit di lingkungan Tolomundu Kelurahan Pane yang masuk dalam pekerjaan Pemeliharaan Jalan Kartini, cs dengan nilai pagu Rp500 juta sudah dimenangkan oleh CV. Titisari dengan nilai penawaran Rp489.480.000 sejak beberapa bulan yang lalu. Namun, di tengah proses pekerjaan proyek ini menuai kekecewaan dan kecaman serius dari warga lingkungan se tempat.
Salah seorang warga, H. Junaidin mengungkapkan, sudah sekitar sebulan lamanya pipa pam milik PDAM tidak mengaliri air di dalam rumahnya. Kerusakan pipa pam ini karena pengerjaan perbaikan parit yang merusak pipa pam milik PDAM. Diakuinya, awal pekerjaan ini, dalam tahap pembongkaran dan penggalian pihak kontraktor tidak menggunakan jasa manusia, tapi menggunakan alat berat.
“Karena ingin kejar setoran, kontraktor menggunakan alat berat untuk menggali dan melebarkan parit, tanpa melihat cara pekerjaan yang sehat dan aan. Akhirnya, kondisi pipa milik PDAM rusak dan air ngadat masuk ke rumah warga," ujarnya, Selasa (26/9).
Dikatakannya, memang sebelumya ada pihak kantor PU yang melakukan sosialisasi atas pekerjaan ini. Namun, dimenangkannya, pihak PU harusnya tanggap dan kontrol terhadap dampak dan kerugian yang dialami oleh masyarakat. Kenyataannya, sudah sebulan pipa pam rusak tapi belum diperbaiki juga.
"Kami mempertanyakan kinerja pengawas proyek yang tidak menegur langsung pihak kontraktor untuk diperbaiki dan dikordinasikan dengan PDAM. Sudah sebulan, kami tidak bisa memanfaatkan air pam secara maksimal untuk kebutuhan rumah tangga kami,” terang pengusaha ini sedikit kesalnya.
Selain masalah air, efek buruk pekerjaan ini pun pada kondisi troktoar atau jembatan coran yang ada di depan pagar rumah. Karena dibongkar sekaligus semua troktoar depan rumah warga, masing-masing warga membuat sendiri untuk memasuki kendaraan ke garasi atau halaman rumah tidak disiapkan alternalif setelah troktoar di bongkar dengan alat berat.
“Saya terpaksa harus menumpang parkir di garasi H. Najib Jawabaru untuk parkir mobil malam harinya, karena tidak ada jembatan alternatif yang disiapkan kontraktor pasca dirusaknya secara bersamaan jembatan coran depan pintu gerbang rumah warga," tutur mantan calon Walikota Bima itu.
Sementara itu, pihak kontraktor yang hendak dikonfirmasi belum bisa ditemui di lokasi proyek. Namun, menurut pengawas proyek di Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi Kota Bima, Dana Indra Praja, ST di kantornya menjelaskan, pada awal-awal pekerjaan itu dilaksanakan sudah dilakukan sosialisasi dan seluruh warga sekitar pekerjaan proyek menyatakan persetujuannya.
Dikatakannya, pekerjaan ini memang diwajibkan penggunaan alat exsavator untuk mendapat kualitas kedalaman dan pelebaran yang sesuai dengan apec pekerjaan.
"Pekerjaan proyek dengan menggunakan alat berak merupakan hal yang diatur dalam pedoman pekerjaan tersebut. Dan untuk semua persoalan yang disampaikan warga akan segera kami koordinasikan dengan pihak terkait," paparnya penuh yakin.
Senada dengan dana, pengawas lainnya, Jihaduddin, ST menambahkan, soal kerusakan pipa milik PDAM sudah dikoordinasikan.
"Dalam waktu dekat, tim perbaikan PDAM akan turun ke lokasi dan memperbaiki saluran air yang ada, yang perbaikannya akan dikoordinasikan dengan pihak kontraktor," ungkapnya di kantor setempat, Selasa (27/9). (Ag-04)
COMMENTS