Fakta memperihatinkan kembali menimpa Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima Provinsi NTB. Kali ini, menimpa SMPN 5 ...
Fakta memperihatinkan kembali menimpa Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima Provinsi NTB. Kali ini, menimpa SMPN 5 Monta. Selama tiga tahun terakhir ini, para pelajar di sekolah itu mau tidak mau harus melaksanakan Proses Kegiatan Belajar Mengajar (P-KBM) di lantai. Pemicunya, karena di sekolah itu tidak memiliki meja dan kursi (Meubler).
Bima, KS. - Mungkin karena batas kesabaran telah sampai puncak,Senin (10/10/2016) para guru juga murid di sekolah itu menggelar aksi. Bahkan, sekolah itu disegel sebagai bentuk luapan emosi.
Salah seorang guru, Ijan menegaskan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi sekolah. “Kami berharap dengan aksi ini, nurani pemerintah dapat terketuk. Sehingga, dapat melihat langsung bagaimana kondisi siswa-siswi di sini,” ujarnya.
Dalam aksi itu juga menyayangkan sikap Kepala Sekolah (Kepsek) yang dianggap tidak peduli dengan kondisi tersebut. Bahkan, kasek setempat seolah menutup mata terhadap kondisi itu. “Kasek sama sekali tidak memiliki rasa keprihatinan. Ngakunya, pernah berjuang juga lobi, tapi faktanya sampai sekarang tak terealisasi,” tandasnya.
Mestinya lanjut Irjan, dengan kondisi memprihatinkan tersebut, Kepsek harus mampu mensiasati sebagai upaya untuk membebaskan para pelajar agar keluar dari peristiwa miris dimaksud. Tapi ini tidak, justru KBM seolah dibiarkan berlangsung selama tiga tahun “Masa siswa dibiarkan untuk terus belajar di lantai. Padahal, tersedia dana BOS senilai ratusan juta,” katanya.
Diakuinya, ruangan yang disegel antara lain ruang Kasek dan tiga ruang kelas yang tidak memiliki meja dan kursi. Ia menegaskan penyegelan tersebut tidak akan dibuka kembali selama pihak-pihak terkait belum memenuhi tuntutannya. “Ini kami lakukan semata-mata demi dan untuk kenyamanan siswa. Karenanya, kami berharap Bupati Bima melalui Dinas Dikpora dapat menjawab apa yang menjadi kebutuhan mendesak di sekolah ini,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Kepsek, Abdi Alwi, S.Pd membenarkan adanya kekurangan meja dan kursi di tiga ruangan kelas disekolah dimaksud."Ya itu memang benar, tapi bukan berarti kami tinggal diam,lobi-lobi sudah kami upayakan.Cuman, belum terwujud, saat ini tengah dalam proses," akunya. (AR-02)
Bima, KS. - Mungkin karena batas kesabaran telah sampai puncak,Senin (10/10/2016) para guru juga murid di sekolah itu menggelar aksi. Bahkan, sekolah itu disegel sebagai bentuk luapan emosi.
Salah seorang guru, Ijan menegaskan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi sekolah. “Kami berharap dengan aksi ini, nurani pemerintah dapat terketuk. Sehingga, dapat melihat langsung bagaimana kondisi siswa-siswi di sini,” ujarnya.
Dalam aksi itu juga menyayangkan sikap Kepala Sekolah (Kepsek) yang dianggap tidak peduli dengan kondisi tersebut. Bahkan, kasek setempat seolah menutup mata terhadap kondisi itu. “Kasek sama sekali tidak memiliki rasa keprihatinan. Ngakunya, pernah berjuang juga lobi, tapi faktanya sampai sekarang tak terealisasi,” tandasnya.
Mestinya lanjut Irjan, dengan kondisi memprihatinkan tersebut, Kepsek harus mampu mensiasati sebagai upaya untuk membebaskan para pelajar agar keluar dari peristiwa miris dimaksud. Tapi ini tidak, justru KBM seolah dibiarkan berlangsung selama tiga tahun “Masa siswa dibiarkan untuk terus belajar di lantai. Padahal, tersedia dana BOS senilai ratusan juta,” katanya.
Diakuinya, ruangan yang disegel antara lain ruang Kasek dan tiga ruang kelas yang tidak memiliki meja dan kursi. Ia menegaskan penyegelan tersebut tidak akan dibuka kembali selama pihak-pihak terkait belum memenuhi tuntutannya. “Ini kami lakukan semata-mata demi dan untuk kenyamanan siswa. Karenanya, kami berharap Bupati Bima melalui Dinas Dikpora dapat menjawab apa yang menjadi kebutuhan mendesak di sekolah ini,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Kepsek, Abdi Alwi, S.Pd membenarkan adanya kekurangan meja dan kursi di tiga ruangan kelas disekolah dimaksud."Ya itu memang benar, tapi bukan berarti kami tinggal diam,lobi-lobi sudah kami upayakan.Cuman, belum terwujud, saat ini tengah dalam proses," akunya. (AR-02)
COMMENTS