Warga Kabupaten Bima di Tahun 2016 mengalami devisit atau kelebihan beras untuk kebutuhan pangan. Akibat devisit berat, Pemerintah Kabupaten...
Warga Kabupaten Bima di Tahun 2016 mengalami devisit atau kelebihan beras untuk kebutuhan pangan. Akibat devisit berat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima pun melakukan move (pengiriman) beras keluar daerah, yaitu di NTT dan Lombok Timur NTB, dengan total beras banyak 2.000 ton.
Bima, KS.- Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Bima, Iwan Setiawan,SE kepada wartawan Koran Stabilitas Kamis (17/11) membenarkan terjadinya kelebihan beras di Wilayah Kabupaten Bima saat ini. Akibat kelebihan itu, pemerintah Daerah mengirim beras ke NTT untuk warga Oi Kabuba sebanyak 500 ton, sementara 1.500 ton untuk warga Lombok Timur (Lotim) NTB.”Alhamdulillah, dua tahun terakhir ini kita kelebihan beras, sehingga memove beras ke NTT dan Lotim,” urainya.
Devisit beras tersebut, berkat tingginya animo petani Bima untuk menanam padi di berbagai wilayah Kecamatan di Kabupaten Bima. Apalagi katanya, lahan produktif untuk tanam padi di Bima sangat berpotensi dengan hasil produksi tiap tahunnya meningkat tajam.”Padahal, kalau dilihat pertumbuhan penduduk di Bima sekarang meningkat banyak, tapi tetap saja terjadi devisit berat untuk warga Bima untuk enam bulan ke depannya,”terangnya.
Iwan juga mengaku, persiadaan beras untuk warga Bima telah terpenuhnya sejumlah gudang beras di Bima saat ini. Sehingga pemerintah menganggap terjadinya devisit yang berlaku setiap tahun, sejak dua tahun lalu, pemkab Bima tetap mengirim beras untuk wilayah NTT.”Sekali lagi saya sampaikan, bahwa untuk warga Bima enam bulan ke depan, tidak akan terjadi kekurangan beras, melainkan kelebihan yang terjadi,”imbuhnya.
Ditanya berapa harga beras yang dikirim keluar Daerah tersebut, Iwan mengaku senilai Rp.7,300.-/KG, dengan jenis beras medium. “Beras sebanyak 2.000 ton yang dikirim keluar itu, antara lain, 500 ton beras yang ada di gudang Jatiwangi, gudang bolo 1.000 ton dan 500 ton beras yang ada di Dompu,”tandasnya.(KS-R01)
COMMENTS