Pasangan cagub dan cawagub Banten Wahidin-Andika (Foto:Media Stabilitas Group) SERANG, KS.- Pilgub Banten 2017 berjalan sengit, rivali...
Pasangan cagub dan cawagub Banten Wahidin-Andika (Foto:Media Stabilitas Group) |
SERANG, KS.- Pilgub Banten 2017 berjalan sengit, rivalitas antar kedua calon, Wahidin-Andika dan Rano-Embay untuk menduduki singgasana 'tanah jawara' menjadi alot.
Saling klaim pun terjadi antara kedua kubu. Wahidin-Andika yang berpatokan pada hasil survey hitung cepat merasa sudah unggul atas pertarungan itu. Sedangkan, kubu Rano-Embay yang meletakkam keyakinan kemenangannya pada hitung nyata KPU juga mengklaim keunggulannya.
Setidaknya, tiga lembaga survey menunjukkan keunggulan Wahidin-Andika. Kisaran keunggulannya rata-rata kurang lebih satu persen. Jika dilihat dari metode penelitian yang dilakukan masing-masing lembaga survey, mereka menetapkan margin of error sebesar satu persen. Artinya, hasil hitung cepat masih bisa berubah lantaran riskannya margin of error tersebut.
Sementara hasil Rilis Lembaga Survey Indonesia (LSI) Network misalnya, merilis hasil keunggulan Wahidin-Andika sebesar 50,53 persen suara dan pasangan Rano-Embay memeroleh 49,47 persen.
"Secara statistik, datanya tidak bisa disimpulkan siapa pemenangnya berdasarkan quick count, karena memang margin of error kita plus-minus satu persen," kata peneliti LSI Network, Sunarto, Kamis (16/2/2017), kemarin.
LSI Denny JA ini mengambil metode multi-random sampling dengan mengambil sebanyak 240 TPS di tiap kabupaten/kota. Kemenangan Wahidin-Andika menjadi rentan lantaran berada pada titik margin of error. Hal itu bisa saja berubah dengan hasil real count KPU.
Saling Klaim Kemenangan, Pilgub Banten Sengit! <>WH-Andhika Menang?
Sementara Pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy menang dalam hitung cepat (quick count) perolehan suara sementara Pilgub Banten versi tiga lembaga survei.
Pengamat politik dari Univeraitas Sultan Ageng Tirtayasa, Leo Agustino mengatakan, biasanya hasil hitung cepat beberapa lembaga survei yang sudah teruji kredibilitasnya tidak akan jauh berbeda dengan hasil hitung nyata versi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Pengalaman beberapa pilkada dan pilpres lalu menunjukkan hal ini. Pertanyaannya sekarang, faktor-faktor apakah yang menjadi pemicu kemenangan WH-AA? Tidak mudah menjawabnya. Tapi paling tidak ada beberapa hal yang bisa menjawab," ujarnya, Rabu, kemarin.
Pertama, kata Leo, keunggulan itu menunjukkan strategi politik mesin pemenangan berjalan dengan baik. Mesin partai khususnya, kata dia, mampu menggaet suara-suara bimbang yang baru menentukan pilihannya pada menit-manit terakhir.
"Kedua, keberhasilan hal pertama juga didukung oleh kepiawaian tim media sosial WH-AA dalam menyosialisasikan pasangan calon Wahidin-Andika," imbuhnya.
Leo melanjutkan, mesin pemenangan pasangan Wahidin-Andika berhasil mendulang dan menjaga suara basis militan partai pendukung untuk memenangkan nomor urut satu.
Analisa ketiga, lanjut dia, kemenangan ini juga menunjukkan masih kuatnya dukungan politik mantan Gubernur Banten Ratu Atut, orangtuanya Andika, terutama di daerah-daerah yang dipimpin oleh keluarga Andika.
Artinya, kata dia, pengaruh orangtuanya masih menunjukkan hal signifikan sehingga mampu menggaet suara mengalahkan popularitas 'Si Doel' anak sekolahan.
"Namun sekali lagi, hitungan cepat bukanlah hitungan nyata KPU yang menjadi basis kemenangan itu sendiri," pungkasnya. (Fs.Donggo/KS.Com)
COMMENTS