Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim, dalam acara launching produk terbaru Jiwasraya. (Foto:Dok) JAKARTA, (Koran Stabilitas.Com) M...
Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim, dalam acara launching produk terbaru Jiwasraya. (Foto:Dok) |
JAKARTA, (Koran Stabilitas.Com) MENGINGATKAN KITA. PT Asuransi Jiwasraya ialah Badan Bisnis atau usaha Milik Negara Indonesia yg bergerak di sektor asuransi. Perusahaan ini didirikan pada 31 Desember 1859 dengan nama Nederlandsche Indische Levenverzekering en Lijvrente Maatschappij (NILLMIJ) & merupakan perusahaan asuransi jiwa pertama yang didirikan di Indonesia.
Jenis-Jenis Asuransi Yang Beredar Di Indonesia tentu cukup banyak macamnya. Mengingat fungsi utama asuransi yang sebagai pelindung terhadap resiko, pengaruhnya secara teori apapun yang memiliki resiko tentu bisa diasuransikan.
Sebut saja PT Asuransi Jiwasraya (Persero) optimis target premi 2016 akan berhasil dicapai. Per September, Perseroan telah mengumpulkan premi sebesar 92 persen, atau sebesar Rp13 triliun, dari target sampai akhir tahun yakni sebesar Rp16 triliun.
Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim mengatakan, sampai akhir tahun premi bisa tumbuh 123 persen dari rancangan anggaran kerja perusahaan atau mencapai sekitar Rp16 triliun.
Tingginya perolehan premi Jiwasraya tahun ini, menurut Hendirsman, karena hasil dari sejumlah strategi di jalur distribusi. Misalnya, dari kanal distribusi bancassurance ada sejumlah penambahan mitra bank baru.
Ada Lima Faktor Tumbuh Bisnis Asuransi
Ada lima faktor yang mendorong pertumbuhan bisnis bancassurance. Pertama, aktifitas keuangan lebih banyak dilakukan di bank. Kedua, ongkos bancassurance lebih murah ketimbang menggunakan agen asuransi. Ketiga, perusahaan asuransi lebih mudah mendapatkan nasabah. Keempat, bank juga sedang gencar mengejar tambahan pendapatan komisi atau fee based income karena margin bunga bersih (NIM) bank yang menurun. Terakhir, produk yang dijual asuransi lewat bank kebanyakan produk asuransi tradisional yang digemari nasabah saat kondisi pasar modal fluktuatif. Kontribusi premi dari bancassurance telah mencapai 50 persen,ucap Hendrisman.
Kanal employee benefit juga mulai berkontribusi besar. Sumbangan dari kanal ini mencapai 30 persen dari total premi. Hendrisman mengakui, Perusahaan semakin agresif mengincar nasabah dari sejumlah perusahaan baru, termasuk dari sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Perusahaan milik pemerintah memang menjadi prioritas Jiwasraya untuk menggenjot premi. Peluangnya pun disebut Hendrisman masih cukup terbuka, karena baru sekitar 40 persen dari BUMN yang sudah berhasil digaet Jiwasraya.
Sementara dari kanal agensi, Jiwasraya melakukan pengembangan dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Jumlah agen Jiwasraya naik dua kali lipat dari 8000 pada tahun kemarin menjadi sekitar 15.000 orang pada tahun ini. Sedangkan dari jumlah agen yang ada, tingkat produktivitasnya diklaim sudah menembus 50 persen. (DD)
Industri Asuransi Dengan Produk Unitlink Terus Berkembang
Besarnya daya tarik unitlink bagi masyarakat, tergambar oleh besarnya portofolio unitlink di industri asuransi jiwa kita. Data AAJI menyebutkan bahwa hingga kuartal kedua 2015, total premi unitlink mencapai 53,7% dari total premi asuransi jiwa nasional. Berdasarkan data yang dikutip Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA), ada sekitar 500 fund atau produk unitlink yang dipasarkan oleh 40 perusahaan asuransi jiwa. Di tahun 2015, beberapa produk unitlink diluncurkan sehingga pilihan bagi nasabah makin beragam. PT Asuransi Jiwasraya pada awal triwulan pertama 2016 berencana mengeluarkan fund baru sebagai underlying produk asuransi yang memiliki manfaat asuransi lebih menarik dengan strategi pengelolaan dana yang lebih fleksibel.
Ada dua target atau pangsa pasar yang dituju yakni kepada grup atau perusahaan dan ritel atau perorangan. Dalam beberapa tahun terakhir, penawaran produk unitlink bukan hanya fokus pada jenis fund tetapi juga menonjolkan manfaat tambahan yang diterima oleh nasabah jika terjadi sesuatu misalnya manfaat tambahan perawatan di rumah sakit atau santunan cacat maupun kematian. Rider juga memberikan fleksibilitas pada produk unitlink sehingga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Banyaknya produk unitlink termasuk aneka rider yang ditawarkan, ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang memang beragam. Oleh karena itu, diperkirakan di masa mendatang produk unitlink akan terus tumbuh dan berkembang.
Jiwasraya Luncurkan Fund Baru
Nasabah produk unitlink PT Asuransi Jiwasraya lebih menyukai fund yang bersifat ekuitas dan 80% memilih ekuitas yang mencerminkan bahwa nasabah Jiwasraya telah memahami risiko dan manfaat asuransi yang diperoleh. Salah satu risiko adalah penurunan nilai investasi, kata Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya. Hal inilah yang menyebabkan minat calon pemegang polis unitlink Jiwasraya di tahun 2015 menurun. Tahun ini, dengan prediksi kondisi perekonomian nasional akan lebih baik, Jiwasraya berencana mengeluarkan fund baru sebagai underlying produk asuransi yang memiliki manfaat asuransi lebih menarik. Ada dua target yang dituju yakni grup atau perusahaan dan ritel atau perorangan.
Asuransi Jiwasraya Targetkan Premi Rp13 Triliun
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menargetkan perolehan premi senilai Rp13 triliun sepanjang 2016 atau tumbuh sekitar 28% dibandingkan realisasi sepanjang tahun lalu.
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim mengungkapkan hingga akhir 2015 yang lalu, pihaknya mampu meraup premi senilai Rp10,1 triliun. Realisasi itu bertumbuh sekitar 52,9% dibandingkan perolehan premi sepanjang 2014 yang tercatat sebesar Rp6,63 triliun.
Karena itu, dia optimistis pihaknya mampu merealisasikan target pertumbuhan setiap tahun mampu dan selalu optimis. Untuk merealisasikan target itu, Hendrisman menjelaskan pihaknya akan mengembangkan kinerja perusahaan agar mampu bersaing dengan pelaku asuransi jiwa lainnya.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal IV/2015 yang dirilis Jiwasraya, beban klaim perseroan tercatat senilai Rp4,92 triliun pada akhir tahun lalu. Jumlah tersebut tumbuh 8,38% dibandingkan beban klaim sepanjang 2014 senilai Rp4,54 triliun.
Pertumbuhan yang signifikan juga terjadi pada perolehan laba bersi Jiwasraya. Satu-satunya BUMN di industri asuransi jiwa ini meraup laba bersih Rp1,07 triliun atau tumbuh hingga 61,24% dari realisasi akhir 2014 senilai Rp661,67 miliar.
Pada periode yang sama, nilai aset perseroan tercatat sebesar Rp25,61 triliun atau tumbuh 23,19%. Namun, Jiwasraya hanya mencatatkan perolehan hasil investasi sebesar Rp892,03 miliar atau menurun sekitar 41,76%. “Hasil investasi hampir mencapai kisaran Rp900 miliar dan klaim Rp4 triliun,” ujarnya.
Jiwasraya Bangun Kerjasama
PT PP Properti Tbk. tengah menggelar uji tuntas terhadap aset-aset milik PT Asuransi Jiwasraya sebagai tindak lanjut dari note kesepahaman yang telah diteken. Nilai aset yang berpotensi dikembangkan mencapai Rp7 triliun.
Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti, mengatakan, perseroan menargetkan bisa meneken satu perjanjian kerja sama untuk memonetisasi aset-aset milik Jiwasraya.
"Aset mereka banyak dan lokasinya bagus-bagus. Kami pilah-pilah dulu dan due dilligence bersama Jiwasraya," jelasnya.
Dia menenerangkan, salah satu aset potensial milik Jiwasraya yang bisa digarap yakni lahan seluas 8.000 m2 di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan.
Di lahan tersebut, juga sudah berdiri apartemen sewa Cilandak Apartment berkapasitas 48 unit. Apartemen tersebut dimiliki salah satu anak usaha Jiwasraya, yakni PT. Stannia Binekajasa. Sementara itu, anak usaha Jiwasraya lainnya, PT Mitrasraya Adhijasa memiliki gedung Lippo Kuningan dan Life Tower.
Indaryanto menyebut, lokasi lahan di Cilandak sangat strategis karena terletak persis di belakang Cilandak Town Square (Citos) dan berhadapan langsung dengan koridor TB. Simatupang.
Sementara laporan Colliers International Indonesia menunjukkan, area Jakarta Selatan masih menjadi lokasi hunian idaman. Ini tercermin dari peningkatan penjualan unit apartemen di area tersebut. Menurut Colliers, per kuartal II/2016, kenaikan harga apartemen di Jakarta Selatan mencapai 11,3% secara tahunan.
Selain di Cilandak, aset-aset Jiwasraya juga tersebar di bilangan Manggarai dan Senen. Indaryanto menerangkan, perseroan mendapat benefit karena bisa menggarap lahan di lokasi strategis tanpa menguras pendanaan. Pola kerja sama ini memang menjadi fokus perseroan untuk menyiasati tren harga lahan yang mahal di lokasi-lokasi strategis.
2018, Jiwasraya Terus Tingkatkan Target Premi Rp22 Triliun
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) meyakini peningkatan target premi menjadi Rp22 triliun dapat terealisasi hingga akhir 2018. Sementara itu, De Jong Adrian, Direktur Pemasaran Jiwasraya, mengatakan target ini lebih tinggi daripada target tahun ini yang sebesar Rp13 triliun. Dia menyatakan pihaknya menyiapkan tiga lini pemasaran untuk merealisasikan target yakni meningkatkan bancassurance, jalur keagenan dan menyasar segmen kumpulan.
"Bancassurance menyumbang paling besar sekitar 52%. Kami optimis karena bank mitra kami sudah punya pipeline," kata De Jong kepada awak media.
Di tengah upaya pemerintah yang menekan suku bunga menjadi single digit, Jiwasraya kata dia, melihat celah mendatangkan premi dengan memasarkan produk endowment yang menawarkan imbal hasil menarik. Produk ini mendatangkan premi signifikan bagi bisnis perusahaan.
Perluasan pemasaran juga dilakukan dengan menambah bank mitra. Dia memperkirakan mitra baru yang akan beroperasi di semester II/2016 untuk produk bancassurance minimal terdapat tiga bank.
Selain itu, De Jong menyatakan pihaknya tengah mengikuti beberapa tender dalam skala besar. Dia meyakini perusahaan akan memenangkan pengadaan asuransi ini sehingga target premi dapat terealisasi.
Saat ini premi Jiwasraya sudah di atas Rp8 triliun. Sementara klaim yang dibayar telah berada di atas Rp3 triliun. Perusahaan asuransi pelat merah tersebut juga menargetkan bisa meningkatkan jumlah tenaga pemasaran dari yang saat ini berjumlah 13.000 tenaga pemasar menjadi 27.000 tenaga pemasaran sampai dengan akhir 2016.
Sedangkan Hendrisman Rahim, berpendapat, Asuransi Jiwasraya secara keseluruhan pihaknya menargetkan pendapatan premi sebesar Rp11 triliun berasal dari layanan bancassurance. Sedangkan selisihnya berasal dari lini lainnya. Tahun lalu bancassurance berkontribusi Rp 5,1 triliun dari total premi Rp 10,8 triliun.
Hendrisman menyatakan komposisi investasi Jiwasraya saat ini sekitar 40% ditempatkan pada instrumen reksadana, pada instrumen saham 20%, instrumen deposito berjangka 15%, dan sekitar 5% sisanya di instrumen investasi lainnya.
Persero juga tengah berupaya untuk mencapai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait batas minimum penempatan investasi pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 20% sampai dengan akhir tahun ini. Pasalnya saat ini investasi pada surat hutang milik negara ini baru sekitar 10%.
Tapi, Dibalik Keberhasilan, Asuransi Jiwasraya digugat agennya Rp 2,6 miliar
PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) digugat salah seorang agennya bernama Endah Dwi Hastuti di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Endah menuding, Jiwasraya telah melakukan wanprestasi karena tidak membayar sisa komisi hak penutup (HO) berdasarkan nota dinas. Akibatnya, Endah mengklaim mengalami kerugian sebesar Rp 2,6 miliar.
Perkara ini terdaftar dengan Nomor. 363/PDT.G/2013/PN.JKT.PST pada 14 Agustus 2013. Alfin Ridhano, kuasa hukum Endah mengatakan kliennya mengalami kerugian tersebut bermula ketika adanya penyediaan polis asuransi kredit dari Jiwasraya kepada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. untuk nasabahnya.
Endah sebagai agen mendapatkan hak komisi berdasarkan dua nota dinas perusahaan yakni nomor 86 dan 87. "Klien saya selama ini mendapatkan hak komisi yang lebih kecil bila dibanginkan dengan fee base income yang dibayarkan Jiwasraya ke BNI," ujarnya, Selasa (2/9). Hal itu baru disadari Endah dari surat Jiwasraya kepada BNI.
Alfin bilang, dalam berkas tersebut, surat Jiwasraya yang dikirimkan kepada BNI adalah No.121/JS/PRC/l 12010 pada 2 November 2010 perihal Laporan Fee Based Income dan No.073/Jiwasraya/0/122011 pada 6 Februari 2012. Karena alasan tersebut, Alfin meminta majelis hakim memutuskan perjanjian keagenan Asuransi Jiwa Kumpulan (PKAJK) No.018/PKAJK/APK/Kl/05/2007 adalah sah. Selain itu, Ia juga menuntut Jiwasraya membayar kerugian materil secara tunai sebesar Rp 2,61 miliar.
Lalu, Alfin menuntut pembayaran bunga kelalaian juga secara tunai sebesar Rp 313,92 juta. Klausul uang paksa (dwangsom) senilai Rp 5 juta setiap hari keterlambatan pembayaran juga dicantumkan terhitung sejak putusan mempunyai kekuatan hukum tetap.
Terkait gugatan itu,kuasa hukum Jiwasraya Nurwidiatmo menolak membayar uang komisi yang diklaim Endah. Ia bilang, Endah mengklaim uang komisi tersebut berdasarkan jumlah perseta di awal dan bukan berdasarkan jumlah peserta pendaftarn polis di akhir. "Jadi ada perbedaan persepsi," terangnya. Kasus ini tengah memasuki tahap pembuktian dari kedua belah pihak. Demikian Info tentang PT Asuransi Jiwasraya (persero) yang diperoleh dari berbagai sumber, dan dikutip Media Stabilitas Group. Sukses. (FS.Donggo/KS.Com)
COMMENTS