Warga Desa Sampungu Kecamatan Soromandi berbondong-bondong ke lokasi pembuatan jalan alternative, pasca sebuah jembatan sepanjang 20Meter le...
Warga Desa Sampungu Kecamatan Soromandi berbondong-bondong ke lokasi pembuatan jalan alternative, pasca sebuah jembatan sepanjang 20Meter lebih roboh sejak Maret 2016 lalu, akibat dihantam banjir bandang. Jalan alternative tersebut bertujuan untuk memperlancar jalur transportasi warga setempat, apalagi saat ini musim panen padi, jagung dan kacang tanah serta bawang merah, ditambah lagi musim kedua tanaman bawang merah.
SOROMANDI, KS.- Kepala Desa (Kades) Sampungu, Yusran Umar mengaku membuat jembatan alternative tersebut, karena kebutuhan akses transportasi jalan warga saat ini cukup tinggi, menjelang penanaman bawang merah musim kedua.”Kalau tidak buat jalan alternative, maka petani tidak bisa leluasa menggunakan kendaraan motor dan mobil menuju lokasi atau sawah mereka,” tuturnya.
Sumber dana pembuatan jalan alternative tersebut adalah kumpulkan dari beberapa warga terutama pemilik mobil yang melintasi ruas jalan itu.”Alhamdulillah, dengan kebersamaan yang kami bangun dengan warga, sehingga jalan tanjakan di Sungai Kawangge ini bisa digunakan warga seperti biasanya,”cetusnya.
Kades juga mengaku saat ini warga tengah focus untuk penanaman bawang musim keduanya. Namun disayangkan, harga bibit bawang sekarang hampir Rp.7Juta perseratus kilogram, jauh lebih tinggi dari harga bibit tahun lalu hanya mentok Rp.5Juta rupiah.”tingginya harga bibit ini membuat petani ke depan tidak bisa mendapat untung banyak. Mudah-mudahan ke depan petani bisa menjual bawangnya dengan harga tinggi pula,” harapnya.(KS-R01)
SOROMANDI, KS.- Kepala Desa (Kades) Sampungu, Yusran Umar mengaku membuat jembatan alternative tersebut, karena kebutuhan akses transportasi jalan warga saat ini cukup tinggi, menjelang penanaman bawang merah musim kedua.”Kalau tidak buat jalan alternative, maka petani tidak bisa leluasa menggunakan kendaraan motor dan mobil menuju lokasi atau sawah mereka,” tuturnya.
Sumber dana pembuatan jalan alternative tersebut adalah kumpulkan dari beberapa warga terutama pemilik mobil yang melintasi ruas jalan itu.”Alhamdulillah, dengan kebersamaan yang kami bangun dengan warga, sehingga jalan tanjakan di Sungai Kawangge ini bisa digunakan warga seperti biasanya,”cetusnya.
Kades juga mengaku saat ini warga tengah focus untuk penanaman bawang musim keduanya. Namun disayangkan, harga bibit bawang sekarang hampir Rp.7Juta perseratus kilogram, jauh lebih tinggi dari harga bibit tahun lalu hanya mentok Rp.5Juta rupiah.”tingginya harga bibit ini membuat petani ke depan tidak bisa mendapat untung banyak. Mudah-mudahan ke depan petani bisa menjual bawangnya dengan harga tinggi pula,” harapnya.(KS-R01)
COMMENTS