“Kasus bocornya kunci jawaban tes seleksi kaur, kadus dan sekdes di lingkup Pemerintah Kabupaten Bima saat ini tengah ditangani oleh Direskr...
“Kasus bocornya kunci jawaban tes seleksi kaur, kadus dan sekdes di lingkup Pemerintah Kabupaten Bima saat ini tengah ditangani oleh Direskrimsus Polda NTB, dengan melibatkan sejumlah penyidik di Polres Bima Kota, baik dari tipidter maupun dari tipikor. Berikan kesempatan pada penyidik saya untuk menangani kasus itu, semoga membuahkan hasil maksimal,” kata Kapolda NTB kepada Koran Stabilitas saat dikonfirmasi Kamis (25/5) pagi kemarin.
BIMA, KS.- Kapolda mengaku telah mengirim enam penyidik dari polda ke Polres Bima Kota beberapa hari lalu, dan sampai saat ini anggota masih bekerja melakukan penyelidikan kasus tersebut. Namun kata Kapolda, tidak semua apa yang dilidik dan sidik oleh polisi harus diberitakan oleh teman-teman pers.
“Tunggu hasil kerja penyidik saya. Tidak mudah menetapkan tersangka terhadap seseorang, sebelum unsur pidananya jelas dan kuat,” pungkas Kapolda via Handphonenya.
Kapolda berharap agar masyarakat Kabupaten Bima tetap menjaga stabilitas daerah bersama-sama. Mengenai proses hukum yang tengah berjalan sekarang, warga Bima menyerahkan sepenuhnya ke polisi, karena sampai sekarang anggota masih melakukan penyelidikan kasus tersebut.
“Saya tetap tegakan hukum secara adil. Siapapun yang terlibat akan tetap ditindak tegas, sepanjang cukup bukti untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka,” tegasnya.
Sekedar diketahui oleh masyarakat Bima, bahwa Kapolda NTB mendapat laporan masyarakat pada hari Senin (15/5) mengenai adanya kebocoran kunci jawaban pada Hari Minggu (14/5) atau sehari sebelum kegiatan tes dilaksanakan oleh pemerintah. Sehingga, di Hari Selasa nya Kapolda mengirim anggota dari Reskrimsus Polda untuk berangkat ke Bima menindaklanjuti laporan masyarakat tersebut.
Alhasil, kerja cepat penyidik Polda dibantu penyidik Polres Bima Kota, akhirnya kasus itu mulai terungkap sedikit demi sedikit. Rencananya, dalam Minggu ini polisi akan memanggil Abdul Rauf,SE alias Dae Ru, salah seorang warga Desa Tonda yang merupakan tim sukses Bupati dan Wakil Bupati Bima saat pilkada 2015 lalu. Pemanggilan Dae Ru tersebut diduga kuat jaringan yang membocorkan atau diduga menjual kunci jawaban, sesuai keterangan dua orang saksi kunci yaitu berinisial B, Ketua LSM Kaki NTB dan H.Rl, salah seorang warga yang mengetahui Dae Ru yang memberikan kunci jawaban tersebut ke warga.(KS-R01)
![]() |
Kapolda NTB Brigjen Pol. Drs. Firli, M.Si. Foto: tribratanews.polri.go.id |
BIMA, KS.- Kapolda mengaku telah mengirim enam penyidik dari polda ke Polres Bima Kota beberapa hari lalu, dan sampai saat ini anggota masih bekerja melakukan penyelidikan kasus tersebut. Namun kata Kapolda, tidak semua apa yang dilidik dan sidik oleh polisi harus diberitakan oleh teman-teman pers.
“Tunggu hasil kerja penyidik saya. Tidak mudah menetapkan tersangka terhadap seseorang, sebelum unsur pidananya jelas dan kuat,” pungkas Kapolda via Handphonenya.
Kapolda berharap agar masyarakat Kabupaten Bima tetap menjaga stabilitas daerah bersama-sama. Mengenai proses hukum yang tengah berjalan sekarang, warga Bima menyerahkan sepenuhnya ke polisi, karena sampai sekarang anggota masih melakukan penyelidikan kasus tersebut.
“Saya tetap tegakan hukum secara adil. Siapapun yang terlibat akan tetap ditindak tegas, sepanjang cukup bukti untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka,” tegasnya.
Sekedar diketahui oleh masyarakat Bima, bahwa Kapolda NTB mendapat laporan masyarakat pada hari Senin (15/5) mengenai adanya kebocoran kunci jawaban pada Hari Minggu (14/5) atau sehari sebelum kegiatan tes dilaksanakan oleh pemerintah. Sehingga, di Hari Selasa nya Kapolda mengirim anggota dari Reskrimsus Polda untuk berangkat ke Bima menindaklanjuti laporan masyarakat tersebut.
Alhasil, kerja cepat penyidik Polda dibantu penyidik Polres Bima Kota, akhirnya kasus itu mulai terungkap sedikit demi sedikit. Rencananya, dalam Minggu ini polisi akan memanggil Abdul Rauf,SE alias Dae Ru, salah seorang warga Desa Tonda yang merupakan tim sukses Bupati dan Wakil Bupati Bima saat pilkada 2015 lalu. Pemanggilan Dae Ru tersebut diduga kuat jaringan yang membocorkan atau diduga menjual kunci jawaban, sesuai keterangan dua orang saksi kunci yaitu berinisial B, Ketua LSM Kaki NTB dan H.Rl, salah seorang warga yang mengetahui Dae Ru yang memberikan kunci jawaban tersebut ke warga.(KS-R01)
COMMENTS