Perilaku pinjam meminjam uang dengan bunga minimal 20 hingga 30 persen terus merajalela di Kota dan Kabupaten Bima, terutama di Desa-Desa te...
Perilaku pinjam meminjam uang dengan bunga minimal 20 hingga 30 persen terus merajalela di Kota dan Kabupaten Bima, terutama di Desa-Desa terpencil dengan sasaran petani bawang merah, petani jagung, petani kedelai dan lainnya. Parahnya, Bank NTB selaku bank milik rakyat NTB, khususnya rakyat Bima nyaris tidak pernah terlihat membatu masyarakat tidak mampu dengan memberikan suntikan modal usaha, agar rentenir di Bima tidak semakin merajelala.
BIMA, KS.- Salah seorang akademisi di Bima, Drs.Arif Sukirman, M.Si mempertanyakan peran management Bank NTB untuk menghapus rentenir di Bima ini, dibandingkan dengan peran bank-bank swasta lain, telah banyak memberikan bantuan modal untuk para petani di Kota dan Kabupaten bima.”Setahu saya, bank NTB itu tempat simpanan uang milik Pemkab dan Pemkot. Nah, apa imbal balik dari uang ratusan miliar milik kedua pemerintah tersebut untuk rakyat Kota dan Kabupaten Bima selama ini di NTB,” tanya dosen senior di STISIP Mbojo Bima itu.
Seharusnya Bank NTB sekarang memiliki andil besar dalam rangka menjawab kebutuhan masyarakat terutama petani di sejumlah Kecamatan, sehingga beban petani dalam kaitan modal usaha kerja terbantu. Kalaupun pihak Bank NTB tidak terlalu menyulitkan petani untuk hal pinjam meminjam uang melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Contoh, Bank BRI sekarang menyediakan KUR Rp.140Milyar di Tahun 2017, dengan tujuan membantu petani di Kabupaten Bima, padahal Ban k BRI tidak banyak menerima uang simpanan dari pemerintah Daerah, dibandingkan dengan Bank NTB yang mencapai ratusan Milyar.
“Saya harapkan agar bank NTB tidak tutup mata atas nasib petani, dan diharapkan agar menyalurkan KUR tepat sasaran, tidak semata-mata untuk warga tertentu dengan rasa takut tidakbayar,” ujarnya.
Bank NTB juga harus percaya kepada petani, bukan meletakan kepercayaan kepada pengusaha tertentu dengan memberikan dana KUR yang banyak, sementara misi pemerintah dalam kaitan program KUR adalah untuk membantu petani atau warga yang membutuhkan modal kerja.”Saatnya bank NTB sekarang memilik hati nurani membantu rakyat kecil, terutama petani di Kabupaten dan Kota Bima,” harapnya.
Tidak hanya bank NTB yang menjadi sorotannya, tapi juga bank lain agar mencairkan KUR dengan sasaran warga tidak mampu bukan pedagan g atau pengusaha tertentu.”Semoga dengan banyaknya KUR yang disalurkan oleh Bank Indonesia (BI) di Bima di sejumlah bank mampu merubah cara hidup petani yang bergantung pada rentenir selama ini,” pintanya penuh harap.
Hingga berita ini di tulis, pihak Bank NTB yang hendak dikonfirmasi belum berhasil ditemui.(KS-R01)
Drs.Arif Sukirman, M.Si |
BIMA, KS.- Salah seorang akademisi di Bima, Drs.Arif Sukirman, M.Si mempertanyakan peran management Bank NTB untuk menghapus rentenir di Bima ini, dibandingkan dengan peran bank-bank swasta lain, telah banyak memberikan bantuan modal untuk para petani di Kota dan Kabupaten bima.”Setahu saya, bank NTB itu tempat simpanan uang milik Pemkab dan Pemkot. Nah, apa imbal balik dari uang ratusan miliar milik kedua pemerintah tersebut untuk rakyat Kota dan Kabupaten Bima selama ini di NTB,” tanya dosen senior di STISIP Mbojo Bima itu.
Seharusnya Bank NTB sekarang memiliki andil besar dalam rangka menjawab kebutuhan masyarakat terutama petani di sejumlah Kecamatan, sehingga beban petani dalam kaitan modal usaha kerja terbantu. Kalaupun pihak Bank NTB tidak terlalu menyulitkan petani untuk hal pinjam meminjam uang melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Contoh, Bank BRI sekarang menyediakan KUR Rp.140Milyar di Tahun 2017, dengan tujuan membantu petani di Kabupaten Bima, padahal Ban k BRI tidak banyak menerima uang simpanan dari pemerintah Daerah, dibandingkan dengan Bank NTB yang mencapai ratusan Milyar.
“Saya harapkan agar bank NTB tidak tutup mata atas nasib petani, dan diharapkan agar menyalurkan KUR tepat sasaran, tidak semata-mata untuk warga tertentu dengan rasa takut tidakbayar,” ujarnya.
Bank NTB juga harus percaya kepada petani, bukan meletakan kepercayaan kepada pengusaha tertentu dengan memberikan dana KUR yang banyak, sementara misi pemerintah dalam kaitan program KUR adalah untuk membantu petani atau warga yang membutuhkan modal kerja.”Saatnya bank NTB sekarang memilik hati nurani membantu rakyat kecil, terutama petani di Kabupaten dan Kota Bima,” harapnya.
Tidak hanya bank NTB yang menjadi sorotannya, tapi juga bank lain agar mencairkan KUR dengan sasaran warga tidak mampu bukan pedagan g atau pengusaha tertentu.”Semoga dengan banyaknya KUR yang disalurkan oleh Bank Indonesia (BI) di Bima di sejumlah bank mampu merubah cara hidup petani yang bergantung pada rentenir selama ini,” pintanya penuh harap.
Hingga berita ini di tulis, pihak Bank NTB yang hendak dikonfirmasi belum berhasil ditemui.(KS-R01)
COMMENTS