Kehadiran HM Lutfi Iskandar,SE di Kota Bima sebagai Bakal Calon (Balon) Walikota Bima Periode 2018-2023 ternyata memiliki dasar pemiikiran s...
Kehadiran HM Lutfi Iskandar,SE di Kota Bima sebagai Bakal Calon (Balon) Walikota Bima Periode 2018-2023 ternyata memiliki dasar pemiikiran serta alasan yang pasti. Yaitu, adanya pengakuan dari management Lembaga survey yakni, Lembaga Sinergi Data Indonesia dan Lembaga Indonesia Baro Meter. Dimana kedua, lembaga survey ini telah melakukan survey dukungan masyarakat Kota Bima terhadap semua bakal Calon (Balon) Walikota yang berniat untuk tampil di Pilkada Juni 2018 mendatang.
BIMA, KS.- Ternyata, hasil survey kedua lembaga tersebut menunjukkan bahwa dukungan masyarakat terhadap balon incumbent H.Arahman H.Abidin,SE menurun hingga di bawah 30 persen dari jumlah suara yang ada di Kota Bima. Sementara dukungan terhadap HM Lutfi Iskandar,SE lebih tinggi dari elektabilitas incumben, kendati prosentasenya beda sedikit, diperkirakan terjadi perbedaan sekian persen kedua figure tersebut.
Ketua Tim Sahabat Lutfi (Salut), M.Hadi, SH saat memberikan keterangan pers, Minggu (30/7) malam menuturkan, kehadiran HM Lutfi,SE di Kota Bima sebagai balon Walikota, setelah mengukur kekuatan dan dukungan politik terhadap balon incumbent H.Arahman H.Abidin,SE. Menurut hasil surve dua lembaga survey di Jakarta, bahwa terjadi penurunan elektabilitas terhadap incumbent sekitar 30 persen kebawah. Prosentase dukungan yang dianggap rendah bagi incumbent tersebut, menjadi alasan Anggota DPR RI yang saat ini tengah duduk di komisi VIII itu untuk datang “bertarung” sebagai balon Walikota Bima.
“Kalau elektabilitas incumbent tinggi sekitar 40-50 persen keatas, maka tidak mungkin H.Lutfi berani datang ke bima untuk menjadi rival politik incumbent. Nah, adanya hasil survey dua lembaga itu, mendorong Lutfi untuk tampil sebagai balon Walikota Bima, tentunya dengan dukungan sejumlah partai politik yang memilliki kursi di lembaga dewan,” paparnya.
Kata Hadi, seyogyanya bahwa elektabilitas incumbent itu harus di atas rata-rata 50 persen keatas, namun faktanya di Kota Bima jauh dibawah, yaitu sekitar 29 persen lebih. Angka itu merupakan hasil survey dua lembaga survey yang memiliki nama di Jakarta, dan telah teruji kesuksesannya dalam kaitan melakukan survey kepentingan pilkada di sejumlah Daerah dan Propinsi di Negara Republik Indonesia ini.
“Untuk mendongkrak dukungan dan elektabilitas itu tidak mudah, butuh perjuangan dan pengorbanan lagi. Apalagi warga Kota bima pada cerdas memakanai perpolitikan. Nah, kami dari tim salut akan terus melakukan pendekatan dengan masyarakat di Kota Bim yang tersebar di seluruh Wilayah Kelurahan di Kota Bima ini, dengan sebuah harapan bisa memenangkan pilkada 2018 mendatang,” harapnya.(KS-IB02)
BIMA, KS.- Ternyata, hasil survey kedua lembaga tersebut menunjukkan bahwa dukungan masyarakat terhadap balon incumbent H.Arahman H.Abidin,SE menurun hingga di bawah 30 persen dari jumlah suara yang ada di Kota Bima. Sementara dukungan terhadap HM Lutfi Iskandar,SE lebih tinggi dari elektabilitas incumben, kendati prosentasenya beda sedikit, diperkirakan terjadi perbedaan sekian persen kedua figure tersebut.
Ketua Tim Sahabat Lutfi (Salut), M.Hadi, SH saat memberikan keterangan pers, Minggu (30/7) malam menuturkan, kehadiran HM Lutfi,SE di Kota Bima sebagai balon Walikota, setelah mengukur kekuatan dan dukungan politik terhadap balon incumbent H.Arahman H.Abidin,SE. Menurut hasil surve dua lembaga survey di Jakarta, bahwa terjadi penurunan elektabilitas terhadap incumbent sekitar 30 persen kebawah. Prosentase dukungan yang dianggap rendah bagi incumbent tersebut, menjadi alasan Anggota DPR RI yang saat ini tengah duduk di komisi VIII itu untuk datang “bertarung” sebagai balon Walikota Bima.
“Kalau elektabilitas incumbent tinggi sekitar 40-50 persen keatas, maka tidak mungkin H.Lutfi berani datang ke bima untuk menjadi rival politik incumbent. Nah, adanya hasil survey dua lembaga itu, mendorong Lutfi untuk tampil sebagai balon Walikota Bima, tentunya dengan dukungan sejumlah partai politik yang memilliki kursi di lembaga dewan,” paparnya.
Kata Hadi, seyogyanya bahwa elektabilitas incumbent itu harus di atas rata-rata 50 persen keatas, namun faktanya di Kota Bima jauh dibawah, yaitu sekitar 29 persen lebih. Angka itu merupakan hasil survey dua lembaga survey yang memiliki nama di Jakarta, dan telah teruji kesuksesannya dalam kaitan melakukan survey kepentingan pilkada di sejumlah Daerah dan Propinsi di Negara Republik Indonesia ini.
“Untuk mendongkrak dukungan dan elektabilitas itu tidak mudah, butuh perjuangan dan pengorbanan lagi. Apalagi warga Kota bima pada cerdas memakanai perpolitikan. Nah, kami dari tim salut akan terus melakukan pendekatan dengan masyarakat di Kota Bim yang tersebar di seluruh Wilayah Kelurahan di Kota Bima ini, dengan sebuah harapan bisa memenangkan pilkada 2018 mendatang,” harapnya.(KS-IB02)
COMMENTS