Camat Tambora, Drs Isyrah membenarkan telah terjadi kerusakan hutan di kawasan Taman Nasional Tambora. Puluhan hektar lahan dikapling dan di...
Camat Tambora, Drs Isyrah membenarkan telah terjadi kerusakan hutan di kawasan Taman Nasional Tambora. Puluhan hektar lahan dikapling dan dijarah warga untuk areal pertanian. Kondisi demikian, tentu membawa bencana dikemudian hari. Parahnya lagi, Pemerintah Dinda-Dahlan terkesan tidak mau dengan rusaknya hutan yang cukup parah tersebut.
BIMA, KS.- Perambakan hutan itu marak terjadi di sekitar lokasi Desa Kawinda To’i. Satu persatu pohon besar ditebang. Bahkan keadaan gunung sudah mulai terlihat gundul.
‘’Saya sudah terima laporannya. Tinggal kita tindak lanjuti dengan pengecekan langsung di lapangan,’’ ungkapnya pada Radar Tambora, kemarin.
Kata dia, sesuai laporan yang diterima, pembabatan hutan dikawasan Gunung Tambora sedang gencar. Dulu kawasan hutan itu belum pernah disentuh, tapi sekarang sudah mulai digarap. Masyarakat menebang hutan untuk menjadikan lokasi pertanian.‘’Sejak masuk Jagung banyak pembukaan lahan baru,’’ sebutnya.
Dia mengatakan, masalah tersebut sudah dilaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alama (BKSDA) wilayah Bima. Batasan wilayah tutupan dan garapan warga harus diperjelas. Sehingga masyarakat tidak sesukanya membuka lahan baru.‘’Kita sudah laporkan masalah ini. Bahkan BKSDA sudah turun,’’ tegasnya.
Dia mengaku, warga berani menebang hutan karena merasa masih diatas lahan milik mereka. Sementara hutan-hutan yang tumbuh besar itu sengaja dibiarkan sejak puluhan tahun yang lalu.‘’Dari keterangan BKSDA begitu. Warga mengklaim lahn itu milik mereka,’’ ujarnya.
Dia menjelaskan, masalah lahan yang digarap warga memang berada di batas wilayah tutupan dan garapan. Kondisi tersebut sangat menyulitkan pihak terkait untuk mengawasinya.‘’Kita akan turun cek langsung dan memperlihatkan data batasan. Jika warga masih saja membabat hutan diluar kawasan garapan. Maka kita akan ambil langkah tegas,’’ pungkasnya. (KS-R01)
BIMA, KS.- Perambakan hutan itu marak terjadi di sekitar lokasi Desa Kawinda To’i. Satu persatu pohon besar ditebang. Bahkan keadaan gunung sudah mulai terlihat gundul.
‘’Saya sudah terima laporannya. Tinggal kita tindak lanjuti dengan pengecekan langsung di lapangan,’’ ungkapnya pada Radar Tambora, kemarin.
Kata dia, sesuai laporan yang diterima, pembabatan hutan dikawasan Gunung Tambora sedang gencar. Dulu kawasan hutan itu belum pernah disentuh, tapi sekarang sudah mulai digarap. Masyarakat menebang hutan untuk menjadikan lokasi pertanian.‘’Sejak masuk Jagung banyak pembukaan lahan baru,’’ sebutnya.
Dia mengatakan, masalah tersebut sudah dilaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alama (BKSDA) wilayah Bima. Batasan wilayah tutupan dan garapan warga harus diperjelas. Sehingga masyarakat tidak sesukanya membuka lahan baru.‘’Kita sudah laporkan masalah ini. Bahkan BKSDA sudah turun,’’ tegasnya.
Dia mengaku, warga berani menebang hutan karena merasa masih diatas lahan milik mereka. Sementara hutan-hutan yang tumbuh besar itu sengaja dibiarkan sejak puluhan tahun yang lalu.‘’Dari keterangan BKSDA begitu. Warga mengklaim lahn itu milik mereka,’’ ujarnya.
Dia menjelaskan, masalah lahan yang digarap warga memang berada di batas wilayah tutupan dan garapan. Kondisi tersebut sangat menyulitkan pihak terkait untuk mengawasinya.‘’Kita akan turun cek langsung dan memperlihatkan data batasan. Jika warga masih saja membabat hutan diluar kawasan garapan. Maka kita akan ambil langkah tegas,’’ pungkasnya. (KS-R01)
COMMENTS