Bima Darurat Tramadol. Istilah demikian, mungkin tidaklah berlebihan apabila di alamatkan kepada Daerah Bima (Kota Bima dan Kabupaten Bima)....
Bima Darurat Tramadol. Istilah demikian, mungkin tidaklah berlebihan apabila di alamatkan kepada Daerah Bima (Kota Bima dan Kabupaten Bima). Bagaimana tidak, peredaran Obat dengan Dosis Tinggi itu saban hari kian merajalela, dijual bebas bak Permen atau Makanan Ringan (Snack) yang ada di Kios-kios.Tolok ukurnya, harga murah dan mudah didapat karena sudah beredar luas diseluruh titik yang ada. Diperkuat lagi, dengan meningkatnya jumlah pengguna obat dimaksud. Termasuk, korban yang menderita sakit akibat mengkosumsi obat mematikan tersebut.
KOTA BIMA, KS. - Stempel darurat tramadol bagi Dana Mbojo seolah tak dapat dielakan. Masalahnya, yang mengkosumsi obat mematikan tersebut bukan hanya dari kalangan remaja dan dewasa. Namun, bahkan juga hingga ke kalangan anak – anak. Penyalahgunaan obat itu oleh anak-anak, merupakan indicator,bila tramadol beredar dan dijual bebas oknum tak bertanggungjawab. ”Peredaran tramadol sudah sangat mengkhawatirkan, beredar bebas, murah dan mudah didapat. Saking mudahnya, bahkan anak-anak bisa mendapatkanya,” kata Syaiful, Ketua Pemuda Dusun Tegal Sari Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Semestinya, obat itu tidak bisa diperjual belikan tanpa resep Dokter. Mengingat, obat fisitropika itu tergolong berat, salah satunya berfungsi sebagai penghilang rasa nyeri bagi pasien usai bedah (operasi).Faktanya, justru melenceng dari aturan yang telah ditentukan. Buktinya, ketika obat itu mudah didapat dimana-mana, walau tanpa resep dokter.”Tidak sulit mendapatkan obat itu, hanya cukup dengan uang Puluhan Ribu.Selain itu, tidak langkah karena stock nya selalu tersedia,” bebernya.
Padahal lanjutnya, sudah banyak terduga pelaku yang berhasil dijebloskan ke dalam penjara.Mulai dari pengedar, kurier, pengguna hingga bahkan bandar besar obat tersebut. Beberapa waktu lalu, Polisi pun mengamankan salah seorang pemilik Apotik yang beroperasi di Kota Bima. Meski demikian, akan tetapi persediaan dan peredarannya tetap ada.”Secara akal sehat,peredaranya akan menurun dan persediaanya berkurang.Ketika banyak terduga pelaku yang ditangkap.Terlebih, apotik sudah dihimbau secara tegas agar tidak menjual tramadol tanpa resep dokter. Faktanya, malah tramadol mudah didapat hampir disetiap titik yang ada,” bebernya.
Parahnya, pengedar, kurier obat itu bukan saja dilakoni oknum penganggur, masyarakat biasa saja. Tapi, bahkan diduga melibatkan oknum yang mengabdi di Dunia Pendidikan. Salah satu buktinya, oknum Guru Honorer yang diringkus Tim Resmob di Godo belum lama ini. Demikian halnya, penyalahgunaan obat itu hingga berada dititik paling mengkhawatirkan.”Saya menduga kuat, sebagian besar pelajar sudah kecanduan tramadol. Indikatornya, sudah berapa banyak pelajar yang berhasil diamankan Polisi karena tramadol. Termasuk, siswa asal Kecamatan Bolo yang diciduk belum lama ini,” ungkapnya.
Solusinya menurut Syaiful, untuk menghentikan dan memberantas peredaran obat mematikan tersebut dibutuhkan peran semua pihak. Tokoh Masayarakat (Toma), Tokoh Agama (Toga), Tokoh Pemuda, Pemerintah (Eksekutif dan Legislatif), dan Institusi Penegak Hukum. Artinya, tidak hanya menjadi tanggungjawab aparat keamanan. Melainkan, semua pihak yang ada.”Saya kira, itulah salah satu jalan keluarnya. Saat ini, tinggal bagaimana niat dan kemauan semua pihak yang merasa prihatin dan perduli terhadap nasib generasi bangsa,” pungkasnya. (KS-Anhar)
KOTA BIMA, KS. - Stempel darurat tramadol bagi Dana Mbojo seolah tak dapat dielakan. Masalahnya, yang mengkosumsi obat mematikan tersebut bukan hanya dari kalangan remaja dan dewasa. Namun, bahkan juga hingga ke kalangan anak – anak. Penyalahgunaan obat itu oleh anak-anak, merupakan indicator,bila tramadol beredar dan dijual bebas oknum tak bertanggungjawab. ”Peredaran tramadol sudah sangat mengkhawatirkan, beredar bebas, murah dan mudah didapat. Saking mudahnya, bahkan anak-anak bisa mendapatkanya,” kata Syaiful, Ketua Pemuda Dusun Tegal Sari Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Semestinya, obat itu tidak bisa diperjual belikan tanpa resep Dokter. Mengingat, obat fisitropika itu tergolong berat, salah satunya berfungsi sebagai penghilang rasa nyeri bagi pasien usai bedah (operasi).Faktanya, justru melenceng dari aturan yang telah ditentukan. Buktinya, ketika obat itu mudah didapat dimana-mana, walau tanpa resep dokter.”Tidak sulit mendapatkan obat itu, hanya cukup dengan uang Puluhan Ribu.Selain itu, tidak langkah karena stock nya selalu tersedia,” bebernya.
Padahal lanjutnya, sudah banyak terduga pelaku yang berhasil dijebloskan ke dalam penjara.Mulai dari pengedar, kurier, pengguna hingga bahkan bandar besar obat tersebut. Beberapa waktu lalu, Polisi pun mengamankan salah seorang pemilik Apotik yang beroperasi di Kota Bima. Meski demikian, akan tetapi persediaan dan peredarannya tetap ada.”Secara akal sehat,peredaranya akan menurun dan persediaanya berkurang.Ketika banyak terduga pelaku yang ditangkap.Terlebih, apotik sudah dihimbau secara tegas agar tidak menjual tramadol tanpa resep dokter. Faktanya, malah tramadol mudah didapat hampir disetiap titik yang ada,” bebernya.
Parahnya, pengedar, kurier obat itu bukan saja dilakoni oknum penganggur, masyarakat biasa saja. Tapi, bahkan diduga melibatkan oknum yang mengabdi di Dunia Pendidikan. Salah satu buktinya, oknum Guru Honorer yang diringkus Tim Resmob di Godo belum lama ini. Demikian halnya, penyalahgunaan obat itu hingga berada dititik paling mengkhawatirkan.”Saya menduga kuat, sebagian besar pelajar sudah kecanduan tramadol. Indikatornya, sudah berapa banyak pelajar yang berhasil diamankan Polisi karena tramadol. Termasuk, siswa asal Kecamatan Bolo yang diciduk belum lama ini,” ungkapnya.
Solusinya menurut Syaiful, untuk menghentikan dan memberantas peredaran obat mematikan tersebut dibutuhkan peran semua pihak. Tokoh Masayarakat (Toma), Tokoh Agama (Toga), Tokoh Pemuda, Pemerintah (Eksekutif dan Legislatif), dan Institusi Penegak Hukum. Artinya, tidak hanya menjadi tanggungjawab aparat keamanan. Melainkan, semua pihak yang ada.”Saya kira, itulah salah satu jalan keluarnya. Saat ini, tinggal bagaimana niat dan kemauan semua pihak yang merasa prihatin dan perduli terhadap nasib generasi bangsa,” pungkasnya. (KS-Anhar)
COMMENTS