Belakangan ini, lembaga DPRD terus menerus menyorot pekerjaan proyek pembangunan Masjid Terapung di Kawasan Amahami Kota Bima. Mulai dari pe...
Belakangan ini, lembaga DPRD terus menerus menyorot pekerjaan proyek pembangunan Masjid Terapung di Kawasan Amahami Kota Bima. Mulai dari perencanaan, kondisi fisik pekerjaan, hingga menyangkut APBD Kota Bima yang digunakan untuk proyek tersebut. Terutama, penambahan anggaran sebesar Rp.2,8 Milyar. Sorotan lembaga legislatif belum berakhir, kini muncul reaksi dari Masyarakat. Bahkan, mengancam akan menghentikan pekerjaan pembangunan masjid tersebut. Jika, Legislatif menyetujui usulan penambahan anggaran Rp.2,8 M dari Eksekutif.
KOTA BIMA,KS. – “Kalau usulan itu disetujui, kami akan menghentikan pekerjaan itu. Itu bukan sekedar ancaman semata, tapi benar-benar akan terjadi. Jadi, ini merupakan peringatan keras kami rakyat untuk para wakil rakyat yang duduk di DPRD,” tegas Herman,M.Pd, warga Kelurahan Dara Kecamatan Rasana,e Barat Kota Bima.
Menurutnya, dana belasan miliar untuk proyek tersebut hanya membuang anggaran saja. Faktanya, pekerjaan yang menghabiskan uang rakyat Rp.12 M ditambah lagi Rp.2,4 M, hingga saat ini baru mencapai 40 persen. Artinya, tidak sebanding antara fisik pekerjaan dengan jumlah alokasi anggaran, yang besar sementara fisiknya belum mencapai setengah.
”Ini fisiknya baru 40 persen, sudah minta tambahan anggaran lagi. Lantas digunakan untuk apa saja uang sebesar itu, fisiknya saja baru sekian persen. Itupun, ada yang nggak beres seperti temuan anggota dewan soal tiang yang bengkok,” ujarnya.
Daripada untuk pekerjaan Sarana Ibadah yang di proyekan sebutnya, anggaran sebesar itu lebih baik digunakan untuk kegiatan, program yang produktif dan menyentuh langsung kepada kebutuhan masyarakat. Pun, lebih tepat lagi kalau dipergunakan untuk penuntasan Masjid lain yang ada di Kota Bima. “Kalau niatnya ibadah, anggarkan saja untuk rehab atau menyelesaikan masjid yang sudah ada. Bukankah, masih banyak masjid yang membutuhkan suntikan dana . Kondisinya pun sangat memprihatinkan. Seperti, Masjid di Dara, Masjid di Tanjung dan Masjid Raya yang menjadi icon, kebanggaan bagi kita umat Muslim di Bima,” ujarnya Selasa (12/9)di Halaman Kantor Camat Rasana,e Barat.
Humas Perguruan Tinggi Swasta (PTS – STKIP) Bima itu kembali menegaskan, apapun alasanya pihak DPRD mesti menolak, tidak menyetujui usulan penambahan anggaran sebesar itu. Lebih-lebih, dengan dalil untuk biaya desain interior masjid tersebut. “Konstruksi bangunan saja belum apa-apa, malah minta tambah anggaran untuk kegiatan dalam ruangan (interior). Jadi intinya, kami minta dengan tegas agar legislatif tidak menyetujui usulan dalam kaitan itu. Kalau pun ngotot di gol kan, jangan heran bila pekerjaan itu kami hentikan,” pungkasnya. (KS – Anh)
KOTA BIMA,KS. – “Kalau usulan itu disetujui, kami akan menghentikan pekerjaan itu. Itu bukan sekedar ancaman semata, tapi benar-benar akan terjadi. Jadi, ini merupakan peringatan keras kami rakyat untuk para wakil rakyat yang duduk di DPRD,” tegas Herman,M.Pd, warga Kelurahan Dara Kecamatan Rasana,e Barat Kota Bima.
Menurutnya, dana belasan miliar untuk proyek tersebut hanya membuang anggaran saja. Faktanya, pekerjaan yang menghabiskan uang rakyat Rp.12 M ditambah lagi Rp.2,4 M, hingga saat ini baru mencapai 40 persen. Artinya, tidak sebanding antara fisik pekerjaan dengan jumlah alokasi anggaran, yang besar sementara fisiknya belum mencapai setengah.
”Ini fisiknya baru 40 persen, sudah minta tambahan anggaran lagi. Lantas digunakan untuk apa saja uang sebesar itu, fisiknya saja baru sekian persen. Itupun, ada yang nggak beres seperti temuan anggota dewan soal tiang yang bengkok,” ujarnya.
Daripada untuk pekerjaan Sarana Ibadah yang di proyekan sebutnya, anggaran sebesar itu lebih baik digunakan untuk kegiatan, program yang produktif dan menyentuh langsung kepada kebutuhan masyarakat. Pun, lebih tepat lagi kalau dipergunakan untuk penuntasan Masjid lain yang ada di Kota Bima. “Kalau niatnya ibadah, anggarkan saja untuk rehab atau menyelesaikan masjid yang sudah ada. Bukankah, masih banyak masjid yang membutuhkan suntikan dana . Kondisinya pun sangat memprihatinkan. Seperti, Masjid di Dara, Masjid di Tanjung dan Masjid Raya yang menjadi icon, kebanggaan bagi kita umat Muslim di Bima,” ujarnya Selasa (12/9)di Halaman Kantor Camat Rasana,e Barat.
Humas Perguruan Tinggi Swasta (PTS – STKIP) Bima itu kembali menegaskan, apapun alasanya pihak DPRD mesti menolak, tidak menyetujui usulan penambahan anggaran sebesar itu. Lebih-lebih, dengan dalil untuk biaya desain interior masjid tersebut. “Konstruksi bangunan saja belum apa-apa, malah minta tambah anggaran untuk kegiatan dalam ruangan (interior). Jadi intinya, kami minta dengan tegas agar legislatif tidak menyetujui usulan dalam kaitan itu. Kalau pun ngotot di gol kan, jangan heran bila pekerjaan itu kami hentikan,” pungkasnya. (KS – Anh)
COMMENTS