Nampaknya, kepemimpinan Hj.Indah Damayanti Putri dan Drs,H.Dahlan,M.Noer, M.Pd di Daerah Kabupaten Bima, Dana Mbari tengah diuji. Sederet i...
Nampaknya, kepemimpinan Hj.Indah Damayanti Putri dan Drs,H.Dahlan,M.Noer, M.Pd di Daerah Kabupaten Bima, Dana Mbari tengah diuji. Sederet insiden, seperti blokade jalan, aksi demonstrasi hingga perang antar kampung kerap kali terjadi di rezim kepemimpinan Dinda – Dahlan. Belum lagi, beberapa persoalan di Internal lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Mulai dari dugaan penyimpangan pada sejumlah program, kegiatan hingga insiden perselisihan antara atasan dengan bawahan dalam suatu Intansi. Seperti, yang terjadi di Dinas Perpusatkaan dan Kearsipan, Kepala Dinas (Kadis) dan salah satu Kepala Bidang (Kabid), inisial B bahkan nyaris adu jotos.
BIMA, KS. – Menurut sumber yang ada di Dinas tersebut, kejadian itu dipicu pembagian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk biaya program. Peristiwa itu bermula saat se B meminta anggaran untuk program Bidangnya. Namun, yang dipenuhi tidak sesuai dengan permintaan.”Tak terima dengan hal itu, B protes pada atasanya, adu mulut antara atasan dengan bawahan pun terjadi. Hingga bahkan, B lepas kendali,” ungkap sumber Koran Stabilitas yang enggan namanya dikorankan.
Isniden yang ditengarai berawal dari pembagian jatah Uang Rakyat guna membiayai program kegiatan, dibenarkan oleh B, salah satu Kabid Instansi tersebut. B mengaku, emosinya memuncak ketika terdapat perbedaan antara jatah anggaran Bidangnya dengan Bidang lain. Padahal, program kegiatannya lebih banyak dibanding bidang lain.”Jatah bidang saya cuman Rp.20 sekian juta, yang lain Rp.70 Juta sampai Rp.120 Juta.Tak terima atas hal itu, saya protes sampai bahkan nyaris terjadi ketegangan antara saya dan beliau (atasan). Itu terjadi, karena pimpinan seakan-akan “cuek” dengan bidang saya,” akunya.
B mengaku, sesungguhnya persoalan jatah APBD dalam kaitan itu berawal dari salah pembagian oleh Pimpinan. Maksudnya, anggaran yang seharusnya untuk Bidang lain dialokasikan guna kebutuhan kegiatan bidang lain. Bahkan, kegiatan yang semestinya menggunakan APBD Perubahan, justru memanfaatkan APBD Murni.”Maunya saya, kegiatan yang dibiayai dari APBD Perubahan ya jangan menggunakan uang APBD Murni. Wajar kalau saya emosi, karena jatah untuk bidang saya pun tidak cukup untuk honor staf,” terangnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kerasipan yang dimintai tanggapanya seputar insdien tersebut, membantah insiden antara dirinya dengan bawahannya dimaksud. Sebab, kebearadaanya saat itu sebagai penengah antara kedua bawahanya.”Kejadian itu antara Kabid dengan Kabid, bukan dengan saya. Saya penengah yang mencarikan solusi antara permasalahan keduanya,” elaknya. (KS-Anh)
Ilustrasi |
BIMA, KS. – Menurut sumber yang ada di Dinas tersebut, kejadian itu dipicu pembagian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk biaya program. Peristiwa itu bermula saat se B meminta anggaran untuk program Bidangnya. Namun, yang dipenuhi tidak sesuai dengan permintaan.”Tak terima dengan hal itu, B protes pada atasanya, adu mulut antara atasan dengan bawahan pun terjadi. Hingga bahkan, B lepas kendali,” ungkap sumber Koran Stabilitas yang enggan namanya dikorankan.
Isniden yang ditengarai berawal dari pembagian jatah Uang Rakyat guna membiayai program kegiatan, dibenarkan oleh B, salah satu Kabid Instansi tersebut. B mengaku, emosinya memuncak ketika terdapat perbedaan antara jatah anggaran Bidangnya dengan Bidang lain. Padahal, program kegiatannya lebih banyak dibanding bidang lain.”Jatah bidang saya cuman Rp.20 sekian juta, yang lain Rp.70 Juta sampai Rp.120 Juta.Tak terima atas hal itu, saya protes sampai bahkan nyaris terjadi ketegangan antara saya dan beliau (atasan). Itu terjadi, karena pimpinan seakan-akan “cuek” dengan bidang saya,” akunya.
B mengaku, sesungguhnya persoalan jatah APBD dalam kaitan itu berawal dari salah pembagian oleh Pimpinan. Maksudnya, anggaran yang seharusnya untuk Bidang lain dialokasikan guna kebutuhan kegiatan bidang lain. Bahkan, kegiatan yang semestinya menggunakan APBD Perubahan, justru memanfaatkan APBD Murni.”Maunya saya, kegiatan yang dibiayai dari APBD Perubahan ya jangan menggunakan uang APBD Murni. Wajar kalau saya emosi, karena jatah untuk bidang saya pun tidak cukup untuk honor staf,” terangnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kerasipan yang dimintai tanggapanya seputar insdien tersebut, membantah insiden antara dirinya dengan bawahannya dimaksud. Sebab, kebearadaanya saat itu sebagai penengah antara kedua bawahanya.”Kejadian itu antara Kabid dengan Kabid, bukan dengan saya. Saya penengah yang mencarikan solusi antara permasalahan keduanya,” elaknya. (KS-Anh)
COMMENTS