Jika di Jakarta, Bupati Bima, Hj.Indah Damyanti Putri mau tidak mau harus dihadapkan dengan aksi demonstrasi atas penanganan kasus dugaan K...
Jika di Jakarta, Bupati Bima, Hj.Indah Damyanti Putri mau tidak mau harus dihadapkan dengan aksi demonstrasi atas penanganan kasus dugaan Korupsi proyek pengadaan bibit bawang merah Tahun 2016 di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lain halnya, di Daerah yang tengah dipimpinnya, Istri tercinta mendiang almarhum Sultan Bima, Dae Ferri itu terus mendapat kritikan pedas. Hanya saja, bukan soal indikasi kejahatan melainkan karena anjloknya harga jual bawang merah.
BIMA, KS. - Aksi gabungan petani bawang merah bersama aktifis dalam kaitan itu terakhir dilakukan Senin (27/11) kemarin. Tuntutanya sama, mendesak Bupati Bima untuk segera mengambil sikap, sehingga harga bawang merah kembali stabil seperti sebelumnya.”Bupati jangan berdiam diri, ini bukan persoalan sepele, ini menyangkut nasib dan kesejahteraan para masyarakat tani,” tegas Korlap Aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bima di depan Kantor Bupati Bima.
Sayangnya, aksi puluhan pendemo dalam kaitan itu kembali tidak memperoleh tanggapan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Massa yang terlihat emosi, melampiaskan kemarahan dengan merusak Pintu Gerbang Kantor Bupati Bima. Sempat terjadi ketegangan antara Anggota Sat Pol PP dengan massa aksi. Pemicunya, karena salah satu anggota pol pp mengalami luka goresan pada bagian muka.
Namun, kondisi yang sempat memanas dapat diredam oleh sejumlah Anggota Polisi Polres Bima Kota. Situasi aman terkendali, aksi pun kembali dilanjutkan. Selang beberapa saat kemduian, pemkab bima menawarkan audiens. Dengan catatan, mengutus beberapa keterwakilan. Namun, permintaan itu praktis ditolak.”Intinya, kami tidak ingin diwakili,” ujarnya.
Liputan langsung koran stabilitas menyebutkan, saat itu tidak saja berlangsung aksi terkait harga bawang merah. Tapi, juga menyangkut dugaan kejahatan melalui proyek pengadaan benih Jagung di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) Kabupaten Bima Tahun 2017. Sama halnya, aksi itu pun tidak memperoleh tanggapan Bupati Bima. (KS-Anh)
Ilustrasi |
BIMA, KS. - Aksi gabungan petani bawang merah bersama aktifis dalam kaitan itu terakhir dilakukan Senin (27/11) kemarin. Tuntutanya sama, mendesak Bupati Bima untuk segera mengambil sikap, sehingga harga bawang merah kembali stabil seperti sebelumnya.”Bupati jangan berdiam diri, ini bukan persoalan sepele, ini menyangkut nasib dan kesejahteraan para masyarakat tani,” tegas Korlap Aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bima di depan Kantor Bupati Bima.
Sayangnya, aksi puluhan pendemo dalam kaitan itu kembali tidak memperoleh tanggapan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Massa yang terlihat emosi, melampiaskan kemarahan dengan merusak Pintu Gerbang Kantor Bupati Bima. Sempat terjadi ketegangan antara Anggota Sat Pol PP dengan massa aksi. Pemicunya, karena salah satu anggota pol pp mengalami luka goresan pada bagian muka.
Namun, kondisi yang sempat memanas dapat diredam oleh sejumlah Anggota Polisi Polres Bima Kota. Situasi aman terkendali, aksi pun kembali dilanjutkan. Selang beberapa saat kemduian, pemkab bima menawarkan audiens. Dengan catatan, mengutus beberapa keterwakilan. Namun, permintaan itu praktis ditolak.”Intinya, kami tidak ingin diwakili,” ujarnya.
Liputan langsung koran stabilitas menyebutkan, saat itu tidak saja berlangsung aksi terkait harga bawang merah. Tapi, juga menyangkut dugaan kejahatan melalui proyek pengadaan benih Jagung di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) Kabupaten Bima Tahun 2017. Sama halnya, aksi itu pun tidak memperoleh tanggapan Bupati Bima. (KS-Anh)
COMMENTS