Demonstrasi di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Bima, Senin kemarin oleh sejumlah mahasiswa dari BEM STISIP Mbojo B...
Demonstrasi di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Bima, Senin kemarin oleh sejumlah mahasiswa dari BEM STISIP Mbojo Bima berakhir ricuh. Beberapa mahasiswa terluka akibat lemparan batu yang dilakukan oleh oknum pegawai Dinas setempat, sementara hampir semua kaca jendela Kantor Dispertapa pecah akibat lemparan batu yang diduga dilakukan oleh massa aksi.
BIMA, KS.- Pada saat aksi berlangsung Senin kemarin, terlihat sejumlah orator dari BEM yang mengantri untuk melakukan orasi secara bergantian. Namun beberapa saat kemudian, tak lama mahasiswa melakukan orasi, tiba-tiba ada beberapa pihak tertentu yang diduga sengaja menciptakan suasan unjukrasa itu menjadi instabilitas. Sehingga tak bisa dihindari, saling dorong mendorong dan pukul memukul antara mahasiswa dengan pegawai yang saat itu sudah menunggu kehadiran massa aksi tidak bisa dihindari.
Akibat saling bentrok antara massa mahasiswa dengan pegawai dan pejabat di Dispertapa. Imbasnya, beberapa mahasiswa mengalami luka dibagian kepala dan wajah, sementara dari pihak pegawai, satu orang yang mengalami luka memar yaitu PPL Pertanian Soromandi, Khaerullah, SP, sedangkan yang lainnya hanya mengalami luka ringan akibat lemparan tersebut.
Salah seorang pejabat Dispertapa yang meminta namanya tidak dikorankan yang saat aksi itu berada di kantor mengaku heran, ketika ada kehadiran massa dari BEM STISIP datang melakukan demonstrasi di Kantor Dinas Pertanian, padahal biasanya selama ini, setiap ada demo pasti ada surat pemberitahuan dari pihak mahasiswa, meski surat itu berupa tembusan yang tujukan kepada pihak Kepolisian setempat.
“Nah, demo kemarin tidak ada surat pemberitahuan dari mahasiswa. Mereka tiba-tiba datang berorasi menggunakan mobil pick up dan langsung berparkir mobil dengan membawa sountsistyem itu berjarak tiga meter dari ruang kerja,” tuturnya.
Ia juga melihat bahwa terjadi keterbatasan personil saat aksi kemarin, sehingga terjadi bentrok antara pegawai dengan massa aksi. Memang katanya, ada beberapa personil polisi yang datang mengamankan demonstrasi kemarin, tapi tidak bisa membendung kondisi yang ada.
“Saya melihat polisi sudah maksimal berbuat, hanya saja massa yang datang jumlahnya lumayan banyak, begitu juga pegawai yang ada saat itu banyak pula,” urainya.
Ia juga mengaku, pecahnya kaca jendela akibat lemparan dari luar pagar oleh massa aksi, kecuali pintu utama kantor dilempar saat saling dorong mendorong antara mahasiswa dengan pegawai. Setelah mahasiswa keluar dari halaman kantor Dinas, baru dengan leluasa mahasiswa tersebut melakukan lemparan ke dalam kantor, yang menyebabkan semua kaca jendela pecah.
“Saya melihat saat itu polisi sudah maksimal melerai, tapi setelah mendengar ada suara tembakan peringatan oleh sejumlah anggota, baru mahasiswa bubar,”pungkasnya.
Liputan langsung Wartawan Koran Stabilitas, setelah mahasiswa membubarkan diri, sejumlah pegawai pun kembali melaksanakan aktivitasnya sepertinya biasa, sementara kaca yang pecah akibat lemparan itu, hingga hari ini (Rabu kemarin) belum dilakukan pembersihan oleh pegawai, sementara polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). (KS-R01)
Kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikulturan (Dispertapa) Kabupaten Bima. Foto: google |
BIMA, KS.- Pada saat aksi berlangsung Senin kemarin, terlihat sejumlah orator dari BEM yang mengantri untuk melakukan orasi secara bergantian. Namun beberapa saat kemudian, tak lama mahasiswa melakukan orasi, tiba-tiba ada beberapa pihak tertentu yang diduga sengaja menciptakan suasan unjukrasa itu menjadi instabilitas. Sehingga tak bisa dihindari, saling dorong mendorong dan pukul memukul antara mahasiswa dengan pegawai yang saat itu sudah menunggu kehadiran massa aksi tidak bisa dihindari.
Akibat saling bentrok antara massa mahasiswa dengan pegawai dan pejabat di Dispertapa. Imbasnya, beberapa mahasiswa mengalami luka dibagian kepala dan wajah, sementara dari pihak pegawai, satu orang yang mengalami luka memar yaitu PPL Pertanian Soromandi, Khaerullah, SP, sedangkan yang lainnya hanya mengalami luka ringan akibat lemparan tersebut.
Salah seorang pejabat Dispertapa yang meminta namanya tidak dikorankan yang saat aksi itu berada di kantor mengaku heran, ketika ada kehadiran massa dari BEM STISIP datang melakukan demonstrasi di Kantor Dinas Pertanian, padahal biasanya selama ini, setiap ada demo pasti ada surat pemberitahuan dari pihak mahasiswa, meski surat itu berupa tembusan yang tujukan kepada pihak Kepolisian setempat.
“Nah, demo kemarin tidak ada surat pemberitahuan dari mahasiswa. Mereka tiba-tiba datang berorasi menggunakan mobil pick up dan langsung berparkir mobil dengan membawa sountsistyem itu berjarak tiga meter dari ruang kerja,” tuturnya.
Ia juga melihat bahwa terjadi keterbatasan personil saat aksi kemarin, sehingga terjadi bentrok antara pegawai dengan massa aksi. Memang katanya, ada beberapa personil polisi yang datang mengamankan demonstrasi kemarin, tapi tidak bisa membendung kondisi yang ada.
“Saya melihat polisi sudah maksimal berbuat, hanya saja massa yang datang jumlahnya lumayan banyak, begitu juga pegawai yang ada saat itu banyak pula,” urainya.
Ia juga mengaku, pecahnya kaca jendela akibat lemparan dari luar pagar oleh massa aksi, kecuali pintu utama kantor dilempar saat saling dorong mendorong antara mahasiswa dengan pegawai. Setelah mahasiswa keluar dari halaman kantor Dinas, baru dengan leluasa mahasiswa tersebut melakukan lemparan ke dalam kantor, yang menyebabkan semua kaca jendela pecah.
“Saya melihat saat itu polisi sudah maksimal melerai, tapi setelah mendengar ada suara tembakan peringatan oleh sejumlah anggota, baru mahasiswa bubar,”pungkasnya.
Liputan langsung Wartawan Koran Stabilitas, setelah mahasiswa membubarkan diri, sejumlah pegawai pun kembali melaksanakan aktivitasnya sepertinya biasa, sementara kaca yang pecah akibat lemparan itu, hingga hari ini (Rabu kemarin) belum dilakukan pembersihan oleh pegawai, sementara polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). (KS-R01)
COMMENTS