Kelangkaan pupuk saat ini tengah dirasakan oleh seluruh petani di Kabupaten Bima, terutama petani jagung yang ada di Kecamatan Soromandi Kab...
Kelangkaan pupuk saat ini tengah dirasakan oleh seluruh petani di Kabupaten Bima, terutama petani jagung yang ada di Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Hampir semua warga di semua desa di Kecamatan Soromandi selain mengeluh soal kelangkaan pupuk, juga mahalnya harga pupuk saat ini. Parahnya, meski petani mengeluh, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa, karena yang berkewajiban untuk mendroping pupuk ke petani melalui tangan pengecer di tiap desa.
BIMA, KS.- Di Kecamatan Soromandi terdapat tujuh Desa, di setiap desa terdapat beberapa pengecer, di Desa sampungu ada lima pengecer, jumlah itu tentu akan mampu memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani. Faktanya, petani justru sulit mendapatkan pupuk, bahkan ada petani yang membeli pupuk di Wilayah Kota Bima, agar bisa memupuk tanamannya, baik berupa padi maupun jagung.
Seperti yang terjadi beberapa hari lalu, beberapa warga datang ke Kota Bima untuk membeli pupuk, dengan harga yang tidak terlalu mahal. Satu zak dengan berat 50Kg hanya dihargai Rp.110Ribu, atau terdapat perbedaan belasan ribu dari Harga Eceran Tertinggi (HET), sementara di wilayah Kabupaten Bima seperti di Kecamatan Donggo dan Soromandi, petani ada yang membeli pupuk dengan harga mencapai Rp.140Ribu,bahkan bisa mencapai Rp.200Ribu.
“ Di soromandi tidak bisa dapat pupuk, makanya saya datang ke Kota Bima untuk mencari pupuk. Ya, Alhamdulillah, saya dapat 10 zak dengan harga Rp.110Ribu. itu pun saya bisa membelinya melalui anggota kelompok tani yang memiliki hak untuk mendapatkan pupuk itu,” kata salah seorang petani asal Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima yang meminta namanya tidak di korankan.
Ia berharap agar kelangkaan pupuk di Soromandi, khususnya Desa Sampungu tidak terjadi lagi. Karena dengan kelangkaan pupuk itu, akan membuat nasib petani ke depan semakin terpuruk perekonomiannya, apalagi sekarang, petani tidak haya dirugikan dengan turunnya harga bawang kemarin, tapi juga dihadapkan dengan mahalnya harga obat pupuk sekarang.
“Harapan saya agar Bupati Bima, tim pengawas pupuk di Kabupaten Bima turun ke lapangan, melakukan pengecekan secara langsung soal droping pupuk oleh pengecer. Utamanya lagi adalah mengawasi berapa jumlah pupuk yang didroping distributor ke seluruh pengecer di Soromandi, dibandingkan dengan jatah pupuk untuk soromandi sebenarnya,” saran petani yang mengaku resah dan prihatin atas kelangkaan pupuk yang selama ini terjadi tiap tahun itu.
Apa tanggapan Distributor Pupuk CV.Rahmawati, H.Ibrahim atas kelangkaan pupuk di Soromandi ?. Secara tegas ia mengatakan bahwa kelangkaan pupuk karena disebabkan banyaknya kebutuhan pupuk oleh petani dibandingkan dengan jatah pupuk di Soromandi.”Terjadi perbedaan belasan ribu ton, antara yang dijatahi pemerintah dengan kebutuhan di lapangan. Kalau pemerintah memenuhi kebutuhan pupuk untuk warga soromandi sesuai SK, maka tidak akan terjadi kelangkaan pupuk,” tegasnya.(KS-Sub02)
Ilustrasi |
BIMA, KS.- Di Kecamatan Soromandi terdapat tujuh Desa, di setiap desa terdapat beberapa pengecer, di Desa sampungu ada lima pengecer, jumlah itu tentu akan mampu memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani. Faktanya, petani justru sulit mendapatkan pupuk, bahkan ada petani yang membeli pupuk di Wilayah Kota Bima, agar bisa memupuk tanamannya, baik berupa padi maupun jagung.
Seperti yang terjadi beberapa hari lalu, beberapa warga datang ke Kota Bima untuk membeli pupuk, dengan harga yang tidak terlalu mahal. Satu zak dengan berat 50Kg hanya dihargai Rp.110Ribu, atau terdapat perbedaan belasan ribu dari Harga Eceran Tertinggi (HET), sementara di wilayah Kabupaten Bima seperti di Kecamatan Donggo dan Soromandi, petani ada yang membeli pupuk dengan harga mencapai Rp.140Ribu,bahkan bisa mencapai Rp.200Ribu.
“ Di soromandi tidak bisa dapat pupuk, makanya saya datang ke Kota Bima untuk mencari pupuk. Ya, Alhamdulillah, saya dapat 10 zak dengan harga Rp.110Ribu. itu pun saya bisa membelinya melalui anggota kelompok tani yang memiliki hak untuk mendapatkan pupuk itu,” kata salah seorang petani asal Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima yang meminta namanya tidak di korankan.
Ia berharap agar kelangkaan pupuk di Soromandi, khususnya Desa Sampungu tidak terjadi lagi. Karena dengan kelangkaan pupuk itu, akan membuat nasib petani ke depan semakin terpuruk perekonomiannya, apalagi sekarang, petani tidak haya dirugikan dengan turunnya harga bawang kemarin, tapi juga dihadapkan dengan mahalnya harga obat pupuk sekarang.
“Harapan saya agar Bupati Bima, tim pengawas pupuk di Kabupaten Bima turun ke lapangan, melakukan pengecekan secara langsung soal droping pupuk oleh pengecer. Utamanya lagi adalah mengawasi berapa jumlah pupuk yang didroping distributor ke seluruh pengecer di Soromandi, dibandingkan dengan jatah pupuk untuk soromandi sebenarnya,” saran petani yang mengaku resah dan prihatin atas kelangkaan pupuk yang selama ini terjadi tiap tahun itu.
Apa tanggapan Distributor Pupuk CV.Rahmawati, H.Ibrahim atas kelangkaan pupuk di Soromandi ?. Secara tegas ia mengatakan bahwa kelangkaan pupuk karena disebabkan banyaknya kebutuhan pupuk oleh petani dibandingkan dengan jatah pupuk di Soromandi.”Terjadi perbedaan belasan ribu ton, antara yang dijatahi pemerintah dengan kebutuhan di lapangan. Kalau pemerintah memenuhi kebutuhan pupuk untuk warga soromandi sesuai SK, maka tidak akan terjadi kelangkaan pupuk,” tegasnya.(KS-Sub02)
COMMENTS