Adanya suksesi atau pergantian pemimpin dengan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) secara serentak tahun 2018, sebagai bentuk tegakny...
Adanya suksesi atau pergantian pemimpin dengan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) secara serentak tahun 2018, sebagai bentuk tegaknya demokrasi di negeri ini. Tidak terkecuali di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan juga Kota Bima.Tentu dalam Suksesi itu, muncul para calon yang setiap calon memiliki pendukung atau simpatisan masing-masing. Dengan adanya pendukung atau simpatisan itu, diharapkan agar saling menghormati dan menghargai satu sama lain, sehingga tidak membuat masyarakat dan daerah ini terkotak-kotak.
KOTA BIMA,KS.- Pemilukada harus dicermati dengan bijak, oleh seluruh mamsyarakat Kota Bima saat ini. Terutama bagi mereka yang paham dengan demokrasi, bagi elit-elit politik dan juga bagi para calon itu sendiri. Untuk dapat meberika pembelajaran politik kepada masyarakat yang awam tentang perpolitikkan dan demokrasi itu sendiri.
Salah seorang akademisi Kota Bima, Drs Arif Sukirman, MH, yang mencermati dan mengamati perkembangan perpolitikan di Kota Bima, menjelang perhelatan suksesi Walikota dan Wakil Walikota Bima saat ini. Menurut pengamatannya, demokrasi yang berkembang di Kota Bima, masih jauh dari marwahnya, karena masih banyak pelaku politik yang tidak menghargai satu sama lain yang tidak sepaham dan sejalan.
“Ini yang harus diluruskan, demokrasi itu adalah perbedaan, dengan terjadinya perbedaan maka lahirlah kebersamaan yang kuat untuk menciptakan situasi yang harmonis diantara satu dengan yang lainnya,”ujarnya saat berbincang-dengan w artwan Koran Stabilitas disuatu kesempatan.
Untuk melahirkan keharmonisan dan kebrsamaan itu, tentu harus dimulai dengan adanya saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya,termasuk menghargai adanya perbedaan pilihan dalam memilih pemimpin yang sebentar lagi akan dilaksanakan di Kota Bima.
“Tapi ini yang belum saya temukan di daerah kita, karena masih banyak orang yang memaksakan kehendaknya. Dibeberapa keluarahan di Kota Bima, justru terjadi persinggungan antara pendukung yang satu dengan yang lainnya. Bahkan mengkotak-kotakan kelompok mereka dan tidak berbaur dengan yang lainnya, ini yang tidak boleh terjadi,”sarannya.
Dengan adanya hal seperti itu, ia mengharapkan kepada para ketua-ketua partai yang dianggap pakar politik di tingat daerah untuk memberikan pencerahan sebagai bentuk pembelajaran politik kepada warga masyarakat, sehingga tidak terjadi gep diantara para pendukung dan simpatisan masing-masing peserta pemilukada. “ apabila masih ada kebiasaan seperti itu, bukan tidak mungkin akan muncul keributan dan pertikaian antar pendukung dan simpatisan. Untuk itu saya minta kepada para ketua-ketua parpol dan juga tim sukses masing-masing, calon untuk dapat memberikan pembelajaran politik kepada para pendukung dan simpatisannya agar menciptakan suasana yang harmonis dan lahirnya Pilkada damai,”pintanya.
Karena Suksesi walikota di Kota Bima, merupakan pestanya rakyat diharapkan seluruh rakyat yang ada di Kota Bima dapat menikmati layaknya sebuah pesta yang betul-betul menghibur dan membahagiakan.
“Bukan sebaliknya, kita jangan tiru daerah lain, yang hingga terjadi pertumpahan darah karena kurangnya pemahaman terhadap demokrasi itu sendiri. Kota Bima harus menjadi contoh bagi daerah lainnya, seperti sejumlah program yang pernah dicetuskan oleh para pemimpin Bima sebelumnya,”pungkasnya. (KS-MUL)
Drs Arif Sukirman, MH |
KOTA BIMA,KS.- Pemilukada harus dicermati dengan bijak, oleh seluruh mamsyarakat Kota Bima saat ini. Terutama bagi mereka yang paham dengan demokrasi, bagi elit-elit politik dan juga bagi para calon itu sendiri. Untuk dapat meberika pembelajaran politik kepada masyarakat yang awam tentang perpolitikkan dan demokrasi itu sendiri.
Salah seorang akademisi Kota Bima, Drs Arif Sukirman, MH, yang mencermati dan mengamati perkembangan perpolitikan di Kota Bima, menjelang perhelatan suksesi Walikota dan Wakil Walikota Bima saat ini. Menurut pengamatannya, demokrasi yang berkembang di Kota Bima, masih jauh dari marwahnya, karena masih banyak pelaku politik yang tidak menghargai satu sama lain yang tidak sepaham dan sejalan.
“Ini yang harus diluruskan, demokrasi itu adalah perbedaan, dengan terjadinya perbedaan maka lahirlah kebersamaan yang kuat untuk menciptakan situasi yang harmonis diantara satu dengan yang lainnya,”ujarnya saat berbincang-dengan w artwan Koran Stabilitas disuatu kesempatan.
Untuk melahirkan keharmonisan dan kebrsamaan itu, tentu harus dimulai dengan adanya saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya,termasuk menghargai adanya perbedaan pilihan dalam memilih pemimpin yang sebentar lagi akan dilaksanakan di Kota Bima.
“Tapi ini yang belum saya temukan di daerah kita, karena masih banyak orang yang memaksakan kehendaknya. Dibeberapa keluarahan di Kota Bima, justru terjadi persinggungan antara pendukung yang satu dengan yang lainnya. Bahkan mengkotak-kotakan kelompok mereka dan tidak berbaur dengan yang lainnya, ini yang tidak boleh terjadi,”sarannya.
Dengan adanya hal seperti itu, ia mengharapkan kepada para ketua-ketua partai yang dianggap pakar politik di tingat daerah untuk memberikan pencerahan sebagai bentuk pembelajaran politik kepada warga masyarakat, sehingga tidak terjadi gep diantara para pendukung dan simpatisan masing-masing peserta pemilukada. “ apabila masih ada kebiasaan seperti itu, bukan tidak mungkin akan muncul keributan dan pertikaian antar pendukung dan simpatisan. Untuk itu saya minta kepada para ketua-ketua parpol dan juga tim sukses masing-masing, calon untuk dapat memberikan pembelajaran politik kepada para pendukung dan simpatisannya agar menciptakan suasana yang harmonis dan lahirnya Pilkada damai,”pintanya.
Karena Suksesi walikota di Kota Bima, merupakan pestanya rakyat diharapkan seluruh rakyat yang ada di Kota Bima dapat menikmati layaknya sebuah pesta yang betul-betul menghibur dan membahagiakan.
“Bukan sebaliknya, kita jangan tiru daerah lain, yang hingga terjadi pertumpahan darah karena kurangnya pemahaman terhadap demokrasi itu sendiri. Kota Bima harus menjadi contoh bagi daerah lainnya, seperti sejumlah program yang pernah dicetuskan oleh para pemimpin Bima sebelumnya,”pungkasnya. (KS-MUL)
COMMENTS