Kota Bima, KS.- Anggota DPR RI Dapil NTB, H. Muhammad Syafrudin, ST, MM, menggelar serangkaian kegiatan untuk memperkuat silaturahmi dengan...
Kota Bima, KS.- Anggota DPR RI Dapil NTB, H. Muhammad Syafrudin, ST, MM, menggelar serangkaian kegiatan untuk memperkuat silaturahmi dengan keluarga besar Muhammadiyah di Kota Bima. Kegiatan serupa juga rencananya akan digelar di daerah lain di Pulau Sumbawa.
Hal itu ditegaskan H. Syafrudin usai menghadiri silaturahmi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bima, Sabtu (10/02/2018) di Gedung dakwah Muhammadiyah (GDM) Kota Bima.
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua PDM Kota Bima, H. Eka Iskandar Zulkarnain, M.Si, bersama puluhan pimpinan lembaga amal usaha Muhammadiyah dari berbagai jenjang.
Bertemu dengan para kader dan pimpinan Muhammadiyah, bagi Syafrudin seperti pulang ke rumah dan disambut oleh keluarga besar.
“Ini momentum yang sangat berharga buat saya dan mereka. Karena saya orang Muhammadiyah, saya merasa seperti berada di tengah keluarga dan di rumah saya sendiri,” ujar lelaki yang biasa disapa Rudi Mbojo ini.
Karenanya, Syafrudin juga tak sungkan untuk menyokong kegiatan amal usaha Muhammadiyah di Kota Bima. Ia pun ikut mendonasikan Rp.10 juta untuk kelanjutan pembangunan pusat dakwah Muhammadiyah di Kota Bima.
Dalam kesempatan tersebut, Syafrudin juga menyerukan kepada seluruh warga Muhammadiyah di Kota Bima untuk senantiasa mencermati fenomena dan dinamika yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
“Kita perlu menyikapi setiap perkembangan dengan cerdas, dengan selalu mengedepankan akal sehat dan pemikiran yang jernih,” tandasnya.
“Saya berharap, secara kelembagaan maupun secara personal, Muhammadiyah dan para kadernya bisa terus beradaptasi dengan kemajuan yang saat ini memang terus menerus terjadi,” tandasnya.
Beberapa hari sebelumnya, Syafrudin juga menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan menghadirkan 150 orang peserta dari para pelajar/pengurus OSIS, pemuda lintas agama, penyuluh agama Islam non PNS dan pihak lainnya.
Eka Iskandar yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bima, menegaskan bahwa kehadiran Syafrudin di dalam dua kegiatan ini sama sekali tidak mengusung agenda politik praktis. “Ini sama sekali tidak mengusung agenda politik. Muhammadiyah tidak pernah mengambil posisi politik praktis apapun,” tegasnya.
Eka menambahkan, apa yang dilakukan Syafrudin ini murni berlandaskan keinginan untuk memperkuat pemahaman dan praktik seputar empat pilar MPR RI. Yaitu, pemahaman dan praktik seputar Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Saat ini masyarakat mungkin sudah paham Pancasila, UUD, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika itu apa. Tapi, kadang-kadang muncul persoalan kebangsaan dalam kehidupan kita ini. Taruhlah masalah moralitas, kedua, masalah kebangsaan ini problem keummatan kita. Ada yang masih mempertentangkan pancasila dan agama. Ini yang kita luruskan,” tegas Eka.
Menurut Eka, konsep keberagaman yang saat ini kerap memicu pertentangan justru harus diurai dengan simpul kemanusiaan. “Kita lihat simpul yang bisa menyatukan keberagaman ini. Kita perlu mendorong gerakan membangun kemanusiaan secara kolektivitas-kolegial. Sehingga orang Kristen membantu orang Islam itu wajar. Orang Islam membantu orang Kristen itu juga wajar. Ini yang kita dorong. Teman kesusahan kita bantu. Ini yang harus kita hidupkan kembali,” tegasnya.
Eka menegaskan, sosok Syafrudin di tengah-tengah warga Muhammadiyah memang sudah seperti keluarga sendiri. Mengingat, Syafrudin memang merupakan kader Muhammadiyah.
“Beliau juga bagian dari warga persyarikatan Muhammadiyah. Kita mendengarkan isi hati beliau. Dan kita berikan kesempatan bagi beliau untuk berkontribusi terhadap pembangunan amal usaha Muhammadiyah. Dan sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, kita doakan semoga karir dan rezeki beliau semakin baik,” tegas Eka. (KS-01)
Anggota DPR RI Dapil NTB, H. M. Syafrudin, berpose dengan keluarga besar Muhammadiyah di Kota Bima, Sabtu (10 Februari 2018). |
Hal itu ditegaskan H. Syafrudin usai menghadiri silaturahmi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bima, Sabtu (10/02/2018) di Gedung dakwah Muhammadiyah (GDM) Kota Bima.
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua PDM Kota Bima, H. Eka Iskandar Zulkarnain, M.Si, bersama puluhan pimpinan lembaga amal usaha Muhammadiyah dari berbagai jenjang.
Bertemu dengan para kader dan pimpinan Muhammadiyah, bagi Syafrudin seperti pulang ke rumah dan disambut oleh keluarga besar.
“Ini momentum yang sangat berharga buat saya dan mereka. Karena saya orang Muhammadiyah, saya merasa seperti berada di tengah keluarga dan di rumah saya sendiri,” ujar lelaki yang biasa disapa Rudi Mbojo ini.
Karenanya, Syafrudin juga tak sungkan untuk menyokong kegiatan amal usaha Muhammadiyah di Kota Bima. Ia pun ikut mendonasikan Rp.10 juta untuk kelanjutan pembangunan pusat dakwah Muhammadiyah di Kota Bima.
Dalam kesempatan tersebut, Syafrudin juga menyerukan kepada seluruh warga Muhammadiyah di Kota Bima untuk senantiasa mencermati fenomena dan dinamika yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
“Kita perlu menyikapi setiap perkembangan dengan cerdas, dengan selalu mengedepankan akal sehat dan pemikiran yang jernih,” tandasnya.
“Saya berharap, secara kelembagaan maupun secara personal, Muhammadiyah dan para kadernya bisa terus beradaptasi dengan kemajuan yang saat ini memang terus menerus terjadi,” tandasnya.
Beberapa hari sebelumnya, Syafrudin juga menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan menghadirkan 150 orang peserta dari para pelajar/pengurus OSIS, pemuda lintas agama, penyuluh agama Islam non PNS dan pihak lainnya.
Eka Iskandar yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bima, menegaskan bahwa kehadiran Syafrudin di dalam dua kegiatan ini sama sekali tidak mengusung agenda politik praktis. “Ini sama sekali tidak mengusung agenda politik. Muhammadiyah tidak pernah mengambil posisi politik praktis apapun,” tegasnya.
Eka menambahkan, apa yang dilakukan Syafrudin ini murni berlandaskan keinginan untuk memperkuat pemahaman dan praktik seputar empat pilar MPR RI. Yaitu, pemahaman dan praktik seputar Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Saat ini masyarakat mungkin sudah paham Pancasila, UUD, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika itu apa. Tapi, kadang-kadang muncul persoalan kebangsaan dalam kehidupan kita ini. Taruhlah masalah moralitas, kedua, masalah kebangsaan ini problem keummatan kita. Ada yang masih mempertentangkan pancasila dan agama. Ini yang kita luruskan,” tegas Eka.
Menurut Eka, konsep keberagaman yang saat ini kerap memicu pertentangan justru harus diurai dengan simpul kemanusiaan. “Kita lihat simpul yang bisa menyatukan keberagaman ini. Kita perlu mendorong gerakan membangun kemanusiaan secara kolektivitas-kolegial. Sehingga orang Kristen membantu orang Islam itu wajar. Orang Islam membantu orang Kristen itu juga wajar. Ini yang kita dorong. Teman kesusahan kita bantu. Ini yang harus kita hidupkan kembali,” tegasnya.
Eka menegaskan, sosok Syafrudin di tengah-tengah warga Muhammadiyah memang sudah seperti keluarga sendiri. Mengingat, Syafrudin memang merupakan kader Muhammadiyah.
“Beliau juga bagian dari warga persyarikatan Muhammadiyah. Kita mendengarkan isi hati beliau. Dan kita berikan kesempatan bagi beliau untuk berkontribusi terhadap pembangunan amal usaha Muhammadiyah. Dan sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, kita doakan semoga karir dan rezeki beliau semakin baik,” tegas Eka. (KS-01)
COMMENTS