Sejak di bukannya jalan tani di pegunungan jatiwangi Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima, udah banyak keuntungan yang didapat wa...
Sejak di bukannya jalan tani di pegunungan jatiwangi Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima, udah banyak keuntungan yang didapat warga setempat. Pasalnya, selain warga bisa menjual tanah miliknya dengan harga yang memuaskan, tapi juga warga bisa membuka usaha kecil-kecilan di sepanjang jalan aspal tersebut.
KOTA BIMA,KS.- Keuntungan yang dioeroleh warga lingkungan jatiwangi khusunya pemilik lahan tegalan diwilayah pegunungan jatuwangi, disebabkan adanya pembukaan jalan tani yang mempermudah akses transportasi kelokasi tersebut.
Selain itu, harga jual tanah dilahan tegalan wargapun ikut melonjak. Namun minat pemilik modal untuk memiliki lahan tegalan warga pun sangat antusias, sehingga sejak lima tahun lalu, udah banyak lahan beralih kepemilikan.
Namun rentan waktu lima tahun itu ternyata tidak ada perubahan di gunung yang memiliki viu dan pemandangan indah tersebut, karena belum dimanfaatkan.
Saat ini warga yang masih memiliki lahan di wilayah tersebut udah mulai lega, dengan hadirnya salah seorabg warga Bali,I gusti ngurah suarbawa yang mempelopori pemukiman di wilayah yang saat ini banyak mengundang perhatian warga itu.
Bli agubg sapaan akrab pengelola tower itu, saat telah membangun sebuab rumah yang presentatif dengan sejumlah fasilitas pendukung, misalnya penerangan listrik dan juga air bersih.
Saat dikonfirmasi koran stabilitas, niatnya membangun rumah dilahan bekas tegalan warga yang dibelinya itu, untuk mempelopori adanya pemukiman warga di lokasi yang pernah masuk program my stryp my adventure itu.
"Kebetulan saya punya beberapa acu bekas yang masih bisa dimanfaatkan untuk lampu penerang.Ya saya bagikan ke warga sekitar yang menggarap lahannya,"akunya.
Pemberian acu secara cuma-cuma itu, agar warga pemilik lahan gunung jatiwangi itu dapat menikmati penerangan listrsi dengan menggunakan strum Accu, sehingga mereka merasa betah berada di gunung.
“itu salah satu cara untuk membuat awarga pemilik gunung b etah berada di gunung, dengan harapan setelah panen merekaa mau menetap dan terus tinggal digunung. Apalagi gunung Jatiwangi sudah ramai dikunjungi orang luar. Dengan melihat adanya pemukiman warga maka orang luarpun mau memiliki lahan di gunung Jatiwangi. Contohnya saya ini, sudah ratusan juta saya keluarkan biaya untuk membangun rumah, masa saya mau tinggalakan begitu saja. Saya ingin menjadi pelopor ada pemukiman warga dijatiwangi, sehingga bangunan saya ini tidak sia-sia,”harapnya.
Disinggung terjadinya kesulitan aiar bersih, sehingga warga pemilik lahan enggan untuk menetap di lahannya, dibantah Bli Agung. Menururtnya, kesulitan mendapatkan air terjadi pada saat sebelum adanya jalan tani di gunung tersebut, namun setelah adanya jalan tani dan saat ini sudah diaspal, kesulitan mendapaatkan air sudah dapat diatasi.
“Sekarang sudah mudah untuk memperoleh air, apalagi jalannya sudah mulus, dan jarak antara perkampungan induk di lingkungan jatiwangi dengan gunung yang ditempati warga hanya satu kilo meter saja. Selain dapat diangkut dengan motor, mobil juga bisa disewa untuk mengangkut air, jadi menurut saya sudah tidak ada kesulitan lagi untuk itu,”jelasnya.
Selain itu, Bli Agung juga memiliki Genset berrkapasitas 7000 watt, yang dapat memenuhi kebeutuhan 20 hingga 30 rumah warga yang sekiranya nanti sudah banyak warga yang menetap di gunung.
“saya juga siap memenuhi kebutuahn listrik warga nantinya, sebelum pemerintah mempasok listri diatas gunung Jatiwangi, dengan kemampuan mesin Genset yang saya punya,”pungkasnya. (KS-MUL)
Ilustrasi |
KOTA BIMA,KS.- Keuntungan yang dioeroleh warga lingkungan jatiwangi khusunya pemilik lahan tegalan diwilayah pegunungan jatuwangi, disebabkan adanya pembukaan jalan tani yang mempermudah akses transportasi kelokasi tersebut.
Selain itu, harga jual tanah dilahan tegalan wargapun ikut melonjak. Namun minat pemilik modal untuk memiliki lahan tegalan warga pun sangat antusias, sehingga sejak lima tahun lalu, udah banyak lahan beralih kepemilikan.
Namun rentan waktu lima tahun itu ternyata tidak ada perubahan di gunung yang memiliki viu dan pemandangan indah tersebut, karena belum dimanfaatkan.
Saat ini warga yang masih memiliki lahan di wilayah tersebut udah mulai lega, dengan hadirnya salah seorabg warga Bali,I gusti ngurah suarbawa yang mempelopori pemukiman di wilayah yang saat ini banyak mengundang perhatian warga itu.
Bli agubg sapaan akrab pengelola tower itu, saat telah membangun sebuab rumah yang presentatif dengan sejumlah fasilitas pendukung, misalnya penerangan listrik dan juga air bersih.
Saat dikonfirmasi koran stabilitas, niatnya membangun rumah dilahan bekas tegalan warga yang dibelinya itu, untuk mempelopori adanya pemukiman warga di lokasi yang pernah masuk program my stryp my adventure itu.
"Kebetulan saya punya beberapa acu bekas yang masih bisa dimanfaatkan untuk lampu penerang.Ya saya bagikan ke warga sekitar yang menggarap lahannya,"akunya.
Pemberian acu secara cuma-cuma itu, agar warga pemilik lahan gunung jatiwangi itu dapat menikmati penerangan listrsi dengan menggunakan strum Accu, sehingga mereka merasa betah berada di gunung.
“itu salah satu cara untuk membuat awarga pemilik gunung b etah berada di gunung, dengan harapan setelah panen merekaa mau menetap dan terus tinggal digunung. Apalagi gunung Jatiwangi sudah ramai dikunjungi orang luar. Dengan melihat adanya pemukiman warga maka orang luarpun mau memiliki lahan di gunung Jatiwangi. Contohnya saya ini, sudah ratusan juta saya keluarkan biaya untuk membangun rumah, masa saya mau tinggalakan begitu saja. Saya ingin menjadi pelopor ada pemukiman warga dijatiwangi, sehingga bangunan saya ini tidak sia-sia,”harapnya.
Disinggung terjadinya kesulitan aiar bersih, sehingga warga pemilik lahan enggan untuk menetap di lahannya, dibantah Bli Agung. Menururtnya, kesulitan mendapatkan air terjadi pada saat sebelum adanya jalan tani di gunung tersebut, namun setelah adanya jalan tani dan saat ini sudah diaspal, kesulitan mendapaatkan air sudah dapat diatasi.
“Sekarang sudah mudah untuk memperoleh air, apalagi jalannya sudah mulus, dan jarak antara perkampungan induk di lingkungan jatiwangi dengan gunung yang ditempati warga hanya satu kilo meter saja. Selain dapat diangkut dengan motor, mobil juga bisa disewa untuk mengangkut air, jadi menurut saya sudah tidak ada kesulitan lagi untuk itu,”jelasnya.
Selain itu, Bli Agung juga memiliki Genset berrkapasitas 7000 watt, yang dapat memenuhi kebeutuhan 20 hingga 30 rumah warga yang sekiranya nanti sudah banyak warga yang menetap di gunung.
“saya juga siap memenuhi kebutuahn listrik warga nantinya, sebelum pemerintah mempasok listri diatas gunung Jatiwangi, dengan kemampuan mesin Genset yang saya punya,”pungkasnya. (KS-MUL)
COMMENTS