Kebijakan dalam menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), disamping berpengaruh pada melonjaknya harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) dan sej...
Kebijakan dalam menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), disamping berpengaruh pada melonjaknya harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) dan sejumlah kebutuhan lainya. Termasuk Cabek, pun Narkoba jenis Sabu-Sabu. Dalam sepekan terakhir ini, harga Dua Barang itu mengalami kenaikan tak terbantahkan. Lain halnya dengan BBM, Cabek dan Narkoba, harga Bawang Merah justru turun hingga Rp.1,1 Juta per 100 Kg. Itupun, yang kelas Jumbo.
KOTA BIMA, KS. - Di Pemerintahan Ir.H Jokowi – JK ini, harga BBM Permium dan Solar bersubsidi hingga 31 Maret 2018 tidak mengalami perubahan. Meski, harga Minyak Dunia terus merangkak naik. Lantas bagaimana dengan Cabek, harga salah satu kebutuhan itu tembus Rp.45 Per Kg hingga bahkan Rp. 65 Ribu per Kg. Celakanya, tak hanya beberapa kebutuhan tersebut yang naik. Melainkan, juga Narkoba jenis Sabu-Sabu, bahkan hingga mencapai Rp.2,5 Juta per Gram.” Saat ini, harga sabu Rp.2,5 Juta per 1 G,” kata Kanit Opsnal Sat Narkoba Polres Bima Kota, Bripka, Abd.Hafid kepada Koran Stabilitas beberapa hari lalu.
Menurutnya, informasi dalam kaitan itu diperoleh dari curhat oknum pengedar dan juga pecandu barang tersebut. Selain naik, juga langkah, sehingga tidak mudah didapat.” Menurut saya, hal seperti itu bagus juga untuk mencegah sekaligus mengurangi pemake. Kalau harganya naik ditambah lagi langkah, otomatis pembeli akan berpikir panjang. Secara bertahap, angka pengguna dan penjual narkoba dapat ditekan. Karena, sepi pembeli,” ujarnya. Namun, ditengah kondisi itu mengalami perubahan. Petani Bawang Merah justru merasa khawatir dan cemas. Masalahnya, harga jual bawang merah menurun sampai Rp.1,1 Juta.” Itupun, bawang merah kualitas Jumbo, belum kelas dibawah itu,” tutur Wahyudin Syamsudin salah seorang Petani Bawang Merah asal Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.
Penurunan harga jual bawang yang sudah berlangsung sejak Tahun 2017 hingga 2018 ini, berbanding terbalik dengan biaya yang dikeluarkan. Mulai dari awal hingga waktu panen berlangsung. Sebut saja, harga obat-obatan dan termasuk BBM.” Memang ada untung, cuman tidak sebanding dengan Tenaga dan rasa capek,” tandasnya.
Bagaimana dengan harga jual Jagung, terlebih saat ini masyarakat Tani cenderung menanam Jagung daripada Bawang Merah. Bahkan, Gunung sudah terlihat gundul akibat ditanami Jagung. Menurunya harga jual Bawang Merah, rupanya tidak berpengaruh pada harga Jagung. Hingga saat ini, harga Jagung masih stabil, Rp.3.100 per Kg. Kondisi demikian diharapkan tidak berubah, mengingat Jagung merupakan satu-satunya harapan masyarakat Tani.” Semoga, harga jual tidak turun, tetap stabil seperti saat ini,” terangnya. (TIM)
Ilustrasi |
KOTA BIMA, KS. - Di Pemerintahan Ir.H Jokowi – JK ini, harga BBM Permium dan Solar bersubsidi hingga 31 Maret 2018 tidak mengalami perubahan. Meski, harga Minyak Dunia terus merangkak naik. Lantas bagaimana dengan Cabek, harga salah satu kebutuhan itu tembus Rp.45 Per Kg hingga bahkan Rp. 65 Ribu per Kg. Celakanya, tak hanya beberapa kebutuhan tersebut yang naik. Melainkan, juga Narkoba jenis Sabu-Sabu, bahkan hingga mencapai Rp.2,5 Juta per Gram.” Saat ini, harga sabu Rp.2,5 Juta per 1 G,” kata Kanit Opsnal Sat Narkoba Polres Bima Kota, Bripka, Abd.Hafid kepada Koran Stabilitas beberapa hari lalu.
Menurutnya, informasi dalam kaitan itu diperoleh dari curhat oknum pengedar dan juga pecandu barang tersebut. Selain naik, juga langkah, sehingga tidak mudah didapat.” Menurut saya, hal seperti itu bagus juga untuk mencegah sekaligus mengurangi pemake. Kalau harganya naik ditambah lagi langkah, otomatis pembeli akan berpikir panjang. Secara bertahap, angka pengguna dan penjual narkoba dapat ditekan. Karena, sepi pembeli,” ujarnya. Namun, ditengah kondisi itu mengalami perubahan. Petani Bawang Merah justru merasa khawatir dan cemas. Masalahnya, harga jual bawang merah menurun sampai Rp.1,1 Juta.” Itupun, bawang merah kualitas Jumbo, belum kelas dibawah itu,” tutur Wahyudin Syamsudin salah seorang Petani Bawang Merah asal Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.
Penurunan harga jual bawang yang sudah berlangsung sejak Tahun 2017 hingga 2018 ini, berbanding terbalik dengan biaya yang dikeluarkan. Mulai dari awal hingga waktu panen berlangsung. Sebut saja, harga obat-obatan dan termasuk BBM.” Memang ada untung, cuman tidak sebanding dengan Tenaga dan rasa capek,” tandasnya.
Bagaimana dengan harga jual Jagung, terlebih saat ini masyarakat Tani cenderung menanam Jagung daripada Bawang Merah. Bahkan, Gunung sudah terlihat gundul akibat ditanami Jagung. Menurunya harga jual Bawang Merah, rupanya tidak berpengaruh pada harga Jagung. Hingga saat ini, harga Jagung masih stabil, Rp.3.100 per Kg. Kondisi demikian diharapkan tidak berubah, mengingat Jagung merupakan satu-satunya harapan masyarakat Tani.” Semoga, harga jual tidak turun, tetap stabil seperti saat ini,” terangnya. (TIM)
COMMENTS