Memasuki bulan ketiga di tahun 2018, dimana perhelatan Pilkada Kota Bima, juga tinggal dua bulan lebih, membuat konstalasi Politik di Daerah...
Memasuki bulan ketiga di tahun 2018, dimana perhelatan Pilkada Kota Bima, juga tinggal dua bulan lebih, membuat konstalasi Politik di Daerah ini, kian menghangat. Hangatnya situasi politik menjelang Perhelatan Pilkada periode 2018-2023, disebabkan adanya gesekan antara pendukung masing-0masing paslon yang akan tampil dalam suksesi Juni. Gesekan antar pendukung itu terjadi, karena mereka saling mengklaim paslon dukungan mereka yang akan memenangkan Pilkada nantinya, padahal pelaksanaanya masih 80 hari lebih lagi.
KOTA BIMA,KS.- Secara keseluruhan diwilayah Kota Bima saat ini, Kondisi keamanan dan ketertiban (Kantibmas) masih terkendali. Hal itu, tidak terlepas dari semakin dewasanya warga masyarakat Kota Bima, menyikapi sebuah perbedaan dalam dunia demokrasi, seperti adanya pemilihan pemimpin di sejumlah daerah Indonesia. Baik itu, Gubernur dan wakil Gubernur, Bupati dn Wakil Bupati maupun Walikota dan Wakil Walikota. Termasuk di NTB, yang akan melaksnakan pemilihan kepala daerah serentak disejumlah daerah Kabupaten dan Kota.
Meskipun secara umum kondisi Kantibmas Kota Bima, masih aman dan terkendali, namun situasi politik menjelang Pilkada Kota Bima, mempengaruhi kondisi masyarakat secara keseluruhan. Hal itu dipicu munculnya pemetaan dan pengkotakan pendukung dan simpatisan terhadap paslon masing-masing.
Slah seorang Akademisi Kota Bima, Drs Arif Sukirman,MH, menanggapi hal tersebut. Menurutnya, adanya konstalasi politik yang semakin hari semakin meningkat tersebut, dikarenakan munculnya evoria pendukung yang berlebihan terhadap paslon yang didukung.
“Evoria itu, memunculkan pro kontra diantara warga yang tentu saja berbeda dukungan. Dan itu didunia politik yang masih belajar demokrasi hal itu, tidak dapat dihindari. Yang terpenting, masing-masing individu, dapat menyikapinya sebagai sebuah dinamika,”tuturnya.
Menurutnya, dinamika politik itu pasti terjadi, pada setiap daerah dan bangsa yang akan melaksanakan suksesi, tidak terkecuali di Kota Bima.Apalagi menurutnya, masyarakat Kota Bima masih dalam tahap pancaroba yang berkaitan dengan dunia politik. Akan tetapi, katadia, tidak d apat dipungkiri, sejumlah daerah menganggap perpolitikan di Kota Bima dan Kabupaten Bima cukup tinggi.
“Khusus wilayah timur Indonesia, Bima secara umur dijadikan barometer perpolitikan bagi sejumlah daerah. Ini menunjukkan Daerah Bima, dianggap rawan. Padahal masyarakatnya cukup santai menyikapi perkembangan politik yang terjadi, meskipun disaat-saat tertentu konstalasinya cukup memanas, seperti Pilkada tahun ini,”akunya.
Meskipun Konstalasi p[olitik menjelang Pilkada Kota Bima tahun ini, dianggap memanas, namun akhir dari sebuah hajatan politik didaerah ini, akan diterima secara baik oleh seluruh warganya, demikian pula bagi paslon yang kalah dalam pertarungan.
“Sekeras apapun dan sepanas apapun konstalasi politik yang terjadi di daerah Kita, toh akhirnya pasti damai, seperti yang diharapkan semua pihak, itu sejarah Suksesi yang terjadi di Daerah Bima secara umum,”paparnya.
Namun demikian, ia tetap mengharapkan kepada elit politik dan juga pemerintah harus tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga hubungan silaturrahmi, jaga persatuan dan kesatuan, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan akan dapat dihindari dan dieleminir, hingga Pilkada selesai.
“Saya menghimbau, agar pesta demokrasi tahun ini, betul-betul kita nikmati layaknya sebuah pesta yang bertujuan membawa masyarakjat dan daerah kearah yang lebih baik. Siapapun pemenangnya, itu merupakan pilihan masyarakat, karena masyarakat punya mandat,”pungkasnya. (KS-MUL)
Drs.Arif Sukirman, M.H |
KOTA BIMA,KS.- Secara keseluruhan diwilayah Kota Bima saat ini, Kondisi keamanan dan ketertiban (Kantibmas) masih terkendali. Hal itu, tidak terlepas dari semakin dewasanya warga masyarakat Kota Bima, menyikapi sebuah perbedaan dalam dunia demokrasi, seperti adanya pemilihan pemimpin di sejumlah daerah Indonesia. Baik itu, Gubernur dan wakil Gubernur, Bupati dn Wakil Bupati maupun Walikota dan Wakil Walikota. Termasuk di NTB, yang akan melaksnakan pemilihan kepala daerah serentak disejumlah daerah Kabupaten dan Kota.
Meskipun secara umum kondisi Kantibmas Kota Bima, masih aman dan terkendali, namun situasi politik menjelang Pilkada Kota Bima, mempengaruhi kondisi masyarakat secara keseluruhan. Hal itu dipicu munculnya pemetaan dan pengkotakan pendukung dan simpatisan terhadap paslon masing-masing.
Slah seorang Akademisi Kota Bima, Drs Arif Sukirman,MH, menanggapi hal tersebut. Menurutnya, adanya konstalasi politik yang semakin hari semakin meningkat tersebut, dikarenakan munculnya evoria pendukung yang berlebihan terhadap paslon yang didukung.
“Evoria itu, memunculkan pro kontra diantara warga yang tentu saja berbeda dukungan. Dan itu didunia politik yang masih belajar demokrasi hal itu, tidak dapat dihindari. Yang terpenting, masing-masing individu, dapat menyikapinya sebagai sebuah dinamika,”tuturnya.
Menurutnya, dinamika politik itu pasti terjadi, pada setiap daerah dan bangsa yang akan melaksanakan suksesi, tidak terkecuali di Kota Bima.Apalagi menurutnya, masyarakat Kota Bima masih dalam tahap pancaroba yang berkaitan dengan dunia politik. Akan tetapi, katadia, tidak d apat dipungkiri, sejumlah daerah menganggap perpolitikan di Kota Bima dan Kabupaten Bima cukup tinggi.
“Khusus wilayah timur Indonesia, Bima secara umur dijadikan barometer perpolitikan bagi sejumlah daerah. Ini menunjukkan Daerah Bima, dianggap rawan. Padahal masyarakatnya cukup santai menyikapi perkembangan politik yang terjadi, meskipun disaat-saat tertentu konstalasinya cukup memanas, seperti Pilkada tahun ini,”akunya.
Meskipun Konstalasi p[olitik menjelang Pilkada Kota Bima tahun ini, dianggap memanas, namun akhir dari sebuah hajatan politik didaerah ini, akan diterima secara baik oleh seluruh warganya, demikian pula bagi paslon yang kalah dalam pertarungan.
“Sekeras apapun dan sepanas apapun konstalasi politik yang terjadi di daerah Kita, toh akhirnya pasti damai, seperti yang diharapkan semua pihak, itu sejarah Suksesi yang terjadi di Daerah Bima secara umum,”paparnya.
Namun demikian, ia tetap mengharapkan kepada elit politik dan juga pemerintah harus tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga hubungan silaturrahmi, jaga persatuan dan kesatuan, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan akan dapat dihindari dan dieleminir, hingga Pilkada selesai.
“Saya menghimbau, agar pesta demokrasi tahun ini, betul-betul kita nikmati layaknya sebuah pesta yang bertujuan membawa masyarakjat dan daerah kearah yang lebih baik. Siapapun pemenangnya, itu merupakan pilihan masyarakat, karena masyarakat punya mandat,”pungkasnya. (KS-MUL)
COMMENTS