Pasar Amahami yang terletak di Jalan Sultan Muhamad Salahudin menjadi tempat perbelanjaan masyarakat kota dan kebupaten Bima sehari-hari. Ba...
Pasar Amahami yang terletak di Jalan Sultan Muhamad Salahudin menjadi tempat perbelanjaan masyarakat kota dan kebupaten Bima sehari-hari. Bahkan pasar raya yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp.50Milyar itu menjadi tempat belanja idolanya warga Bima secara totalitas.
KOTA BIMA, KS.- Kondisi fisik pasar yang berdiri dengan megah di berbagai sudut pasar tersebut, membuat warga Bima tak bosan-bosan untuk berbelanja, bahkan tingginya harga kebutuhan bahan pokok tidak dipersolkan oleh warga, lantaran merasa puas dan nyaman menikmati transksi jual beli barang bahan pokok di pasar yang dibangun oleh Walikota Bima, HM Qurais H.Abidin dan Wakil Walikota Bima, H.Arahman H.Abidin,SE tersebut.
Liputan langsung koresponden Koran Stabilitas di pasar setempat Selasa (27/2) pagi kemarin, terlihat hingar binger keramaian pasar yang membuat pengunjung pasar betah berada di pasar. Tempat berlangsungnya transaksi jual beli, terlihat sangat ramai walaupun ada kenaikan harga barang yang dijual para pedagang, namun tidak menjadi persoalan bagi warga yang membutuhkan. Misalkan, harga cabe sedikit naik, dari tiga puluh ribuh rupiah perkilo gram, naik menjadi enam puluh ribu rupiah. Harga tomat dan bawang putih pun ikut naik.
Salah seorang pedagang, Nining (41) asal Sape Rai Oi memilih pasar amahami tempat penjualannya. Ibu yang menafkahi tiga orang anak ini mengaku sudah lima tahun menjadi pedagang, walau hanya menjual tomat, cabe dan bawang putih. Katanya, naik turunnya retribusi di pasar tidak menjadi persoalannya bagi ibu yang sudah berkepala tiga ini untuk tidak berdagang di pasar Amahami.
“Pasar amahami ini, ramainya hari Sabtu dan Minggu, sementara di hari lain tidak terlalu banyak pengunjung,” kata Nining.
Sementara di blok C sedikit berbeda kondisinya, yaitu tidak terlalu banyak pembeli di karenakan lorong yang hanya menjual sambako dan kosmetik, sehingga berpengaruh juga pada angka retribusi yang ditarik tiap harinya yaitu untuk blok A dan blok B rata tiga ribu rupiah tiap harinya.
“Semoga saja pasar Amahami ke depannya menjadi pasar yang ramai dikunjungi oleh warga Bima, baik warga Kabupaten maupun Kota Bima,” harapnya.
Di tempat terpisah, pedagang lain, Misnah, yang sudah tiga tahun berdagang di pasar amahami, masih bingung dengan sepi nya membeli di karenakan lorong tempat ia jual jarang di kunjungi oleh pembeli di karenakan hanya menjul kosmetik dan sembako.
“Harapan saya juga ke depan di lorong ini bisa ramai seperti lokasi pasar lain di areal pasarn amahami ini,”cetusnya.(KS-Junari)
Pasar Amahami |
KOTA BIMA, KS.- Kondisi fisik pasar yang berdiri dengan megah di berbagai sudut pasar tersebut, membuat warga Bima tak bosan-bosan untuk berbelanja, bahkan tingginya harga kebutuhan bahan pokok tidak dipersolkan oleh warga, lantaran merasa puas dan nyaman menikmati transksi jual beli barang bahan pokok di pasar yang dibangun oleh Walikota Bima, HM Qurais H.Abidin dan Wakil Walikota Bima, H.Arahman H.Abidin,SE tersebut.
Liputan langsung koresponden Koran Stabilitas di pasar setempat Selasa (27/2) pagi kemarin, terlihat hingar binger keramaian pasar yang membuat pengunjung pasar betah berada di pasar. Tempat berlangsungnya transaksi jual beli, terlihat sangat ramai walaupun ada kenaikan harga barang yang dijual para pedagang, namun tidak menjadi persoalan bagi warga yang membutuhkan. Misalkan, harga cabe sedikit naik, dari tiga puluh ribuh rupiah perkilo gram, naik menjadi enam puluh ribu rupiah. Harga tomat dan bawang putih pun ikut naik.
Salah seorang pedagang, Nining (41) asal Sape Rai Oi memilih pasar amahami tempat penjualannya. Ibu yang menafkahi tiga orang anak ini mengaku sudah lima tahun menjadi pedagang, walau hanya menjual tomat, cabe dan bawang putih. Katanya, naik turunnya retribusi di pasar tidak menjadi persoalannya bagi ibu yang sudah berkepala tiga ini untuk tidak berdagang di pasar Amahami.
“Pasar amahami ini, ramainya hari Sabtu dan Minggu, sementara di hari lain tidak terlalu banyak pengunjung,” kata Nining.
Sementara di blok C sedikit berbeda kondisinya, yaitu tidak terlalu banyak pembeli di karenakan lorong yang hanya menjual sambako dan kosmetik, sehingga berpengaruh juga pada angka retribusi yang ditarik tiap harinya yaitu untuk blok A dan blok B rata tiga ribu rupiah tiap harinya.
“Semoga saja pasar Amahami ke depannya menjadi pasar yang ramai dikunjungi oleh warga Bima, baik warga Kabupaten maupun Kota Bima,” harapnya.
Di tempat terpisah, pedagang lain, Misnah, yang sudah tiga tahun berdagang di pasar amahami, masih bingung dengan sepi nya membeli di karenakan lorong tempat ia jual jarang di kunjungi oleh pembeli di karenakan hanya menjul kosmetik dan sembako.
“Harapan saya juga ke depan di lorong ini bisa ramai seperti lokasi pasar lain di areal pasarn amahami ini,”cetusnya.(KS-Junari)
COMMENTS