Tindakan Kekerasan kembali terjadi di Wilayah Hukum Polres Bima Kota. Kali ini, menimpa MG Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Taman S...
Tindakan Kekerasan kembali terjadi di Wilayah Hukum Polres Bima Kota. Kali ini, menimpa MG Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Taman Siswa (STKIP - Tamsis). Salah seorang Mahasiswa asal Donggo itu dikeroyok hingga babak belur oleh sekelompok Orang tak dikenal Rabu (28/3) Malam di Kos-Kos-an yang berlokasi di RT.23 Lingkungan Mekar Baru Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima. Akibat kejadian itu, korban yang berdomisilir di Desa Kiwu,Dompu tersebut mengalami luka serius pada bagian Muka dan Kepala.
KOTA BIMA, KS. – MG kepada Koran Stabilitas menceritakan, kejadian itu bermula saat dirinya bersama dengan saudari perempuanya. Tanpa diduga tiba-tiba datang Puluhan orang tak dikenal menghampiri Kamar Kos-nya.”Saya langsung dipukuli hingga beberapa kali, bahkan Mulut saya sampai berdarah,” ujar korban.
Tindakan semacam itu terus saja berlangsung, sebagian dari mereka bertanya tentang identitasnya, sebagian memukuli. Ditanya sambil dipukuli sampai dirinya loyo bak Ayam Sayur.”Saya tak berdaya, jangankan untuk melawan, berdiri pun sudah nggak kuat. Mulut untuk menjawab pertanyaan, mulut saya juga yang dipukuli,” katanya.
Ditanya apakah mengenali nama atau menanda wajah yang tega melakukan tindakan semacam itu, korban mengaku ada beberapa orang yang dikenal. Bahkan, ciri dan wajahnya sangat ia kenali. Tapi, bukan warga Mekar Baru, tempat Kos-Kos yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP).”Terduga pelakunya bukan warga sini (Mekar Baru). Baik yang bertanya tentang identitas maupun yang memukul saya. Mereka warga sebelah, tapi saya kenal dengan beberapa orang yang memukul saya,” akunya.
Atas kejadian ini, dirinya bersama saudaranya sudah sepakat tidak melaporkan persoalan tersebut ke Aparat Penegak Hukum. Hal itu bukan berarti masih terlintas rasa Dendam atau sakit hati, tapi lebih kepada menyadari keberadaanya sebagai perantau yang mencari Ilmu di Kampung orang.”Tidak ada dendam, kalaupun ketemu, saya akan bicara baik-baik, meminta maaf dan berterimakasih atas perbuatan mereka. Terlebih, mulut saya sampai mengeluarkan darah,” tuturnya dengan nada kecil.
Sementara itu, Anhar Donggo, Saudara sekaligus tetangga Kos tempat korban tinggal mengaku tidak keberataan dengan sikap korban yang tidak melaporkan ke Polisi. Namun, ada baiknya apabila Polisi secepatnya mengambil tindakan, jangan sampai persoalan itu memicu konflik berkepanjangan.”Tanpa dilapor secara resmi pun, sebaiknya Polisi bergerak cepat. Minimal mencari tahu dan menangkap terduga pelaku penganiayaan. Itu hanya sebatas saran, masukan, saya rasa Polisi lebih tahu dan memahami apa yang mestinya dikerjakan. Terlebih,saat ini dalam kondisi Politik, Pilkada Kota Bima dan Pilgub NTB,” saranya.
Menanggapi hal itu, Babinkantibmas dan Anggota Polsek Asakota Polres Bima Kota berjanji akan mencari tahu identitas terduga pelaku dengan Ciri berikut Nama seperti keterangan korban.”Sabar dulu, serahkan pada Hukum. Untuk perkembanganya, akan kami kabarkan dalam waktu dekat,” janji mereka Sabtu (31/3) Malam kemarin. (KS-Anh)
 |
| Ilustrasi |
KOTA BIMA, KS. – MG kepada Koran Stabilitas menceritakan, kejadian itu bermula saat dirinya bersama dengan saudari perempuanya. Tanpa diduga tiba-tiba datang Puluhan orang tak dikenal menghampiri Kamar Kos-nya.”Saya langsung dipukuli hingga beberapa kali, bahkan Mulut saya sampai berdarah,” ujar korban.
Tindakan semacam itu terus saja berlangsung, sebagian dari mereka bertanya tentang identitasnya, sebagian memukuli. Ditanya sambil dipukuli sampai dirinya loyo bak Ayam Sayur.”Saya tak berdaya, jangankan untuk melawan, berdiri pun sudah nggak kuat. Mulut untuk menjawab pertanyaan, mulut saya juga yang dipukuli,” katanya.
Ditanya apakah mengenali nama atau menanda wajah yang tega melakukan tindakan semacam itu, korban mengaku ada beberapa orang yang dikenal. Bahkan, ciri dan wajahnya sangat ia kenali. Tapi, bukan warga Mekar Baru, tempat Kos-Kos yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP).”Terduga pelakunya bukan warga sini (Mekar Baru). Baik yang bertanya tentang identitas maupun yang memukul saya. Mereka warga sebelah, tapi saya kenal dengan beberapa orang yang memukul saya,” akunya.
Atas kejadian ini, dirinya bersama saudaranya sudah sepakat tidak melaporkan persoalan tersebut ke Aparat Penegak Hukum. Hal itu bukan berarti masih terlintas rasa Dendam atau sakit hati, tapi lebih kepada menyadari keberadaanya sebagai perantau yang mencari Ilmu di Kampung orang.”Tidak ada dendam, kalaupun ketemu, saya akan bicara baik-baik, meminta maaf dan berterimakasih atas perbuatan mereka. Terlebih, mulut saya sampai mengeluarkan darah,” tuturnya dengan nada kecil.
Sementara itu, Anhar Donggo, Saudara sekaligus tetangga Kos tempat korban tinggal mengaku tidak keberataan dengan sikap korban yang tidak melaporkan ke Polisi. Namun, ada baiknya apabila Polisi secepatnya mengambil tindakan, jangan sampai persoalan itu memicu konflik berkepanjangan.”Tanpa dilapor secara resmi pun, sebaiknya Polisi bergerak cepat. Minimal mencari tahu dan menangkap terduga pelaku penganiayaan. Itu hanya sebatas saran, masukan, saya rasa Polisi lebih tahu dan memahami apa yang mestinya dikerjakan. Terlebih,saat ini dalam kondisi Politik, Pilkada Kota Bima dan Pilgub NTB,” saranya.
Menanggapi hal itu, Babinkantibmas dan Anggota Polsek Asakota Polres Bima Kota berjanji akan mencari tahu identitas terduga pelaku dengan Ciri berikut Nama seperti keterangan korban.”Sabar dulu, serahkan pada Hukum. Untuk perkembanganya, akan kami kabarkan dalam waktu dekat,” janji mereka Sabtu (31/3) Malam kemarin. (KS-Anh)
COMMENTS