Kehadiran Pemimpin mulai dari Kepala Desa (Kades) hingga Kepala Daerah dalam setiap kegiatan memiliki nilai dan makna penting serta kebangg...
Kehadiran Pemimpin mulai dari Kepala Desa (Kades) hingga Kepala Daerah dalam setiap kegiatan memiliki nilai dan makna penting serta kebanggaan bagi Masyarakat. Terutama, kegiatan yang bernuansa Islam seperti MTQ. Namun berbeda dengan yang terjadi di Daerah Kabupaten Bima, Bupati Bima, Hj.Indah Damayanti Putri disinyalir lebih sibuk “piknik” Jalan-Jalan ke luar Daerah dan ke Pantai daripada menghadiri pembukaan MTQ. Celakanya, hal itu bukan satu atau dua kali saja, melainkan sudah sering kali. Bahkan, hampir setiap kali momen pembukaan MTQ disejumlah Desa se Kabupaten Bima.
BIMA, KS. – Hal itu disampaikan, Anggota DPRD Kabupaten Bima, Ahmad kepada Wartawan di Ruangan Komisi IV. Sepengetahuanya, sikap Bupati semacam itu bukan pada momen MTQ Tahun 2018 ini saja. Tetapi, sejak memimpin daerah yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim.”Itu fakta, salah satu buktinya saat pembukaan MTQ di Bulan Maret ini. Informasi yang saya peroleh, saat itu sedang berada di Pantai Lariti,” kata Politisi PDI-P itu di Ruangan Komisi IV DPRD Kabupaten Bima.
Menurutnya, sikap seperti itu tidak pantas dilakukan, terlebih oleh Bupati sebagai Pemimpin yang menjadi panutan sekaligus teladan bagi masyarakat. Faktanya, hampir setiap kali pembukaan MTQ tidak pernah dihadiri dan itu sudah berlangsung selama memimpin Dou Labo Dana Mbojo.”Kalau tidak percaya, silahkan langsung kroscek kebenaranya. Tanyakan Panitia MTQ disejumlah Desa, Kecamatan se Kabupaten Bima. Pernah atau tidak, beliau hadir disetiap momen pembukaan MTQ,” ujarnya.
Apabila kesibukan juga waktu ataukah khilaf yang menjadi alasan dibalik ketidakhadiran Bupati dalam acara tersebut. Baginya, itu teramat sulit diterima oleh akal sehat. Masalahnya, sikap serupa dalam kaitan itu sudah sering kali terjadi, tidak saja pada saat momen MTQ yang digelar disatu Desa atau Kecamatan saja.”Bagi saya, ini bukan khilaf, lupa atau bahkan karena sibuk. Namun, ada unsure kesengajaan, apatis dengan kegiatan kita umat Muslim. Buktinya jelas, saya dan masyarakat nggak pernah melihat Bupati saat pembukaan MTQ. Kalau khilaf, sibuk mungkin satu atau dua kali saja, tapi bila melebihi, itu namanya sengaja,” terangnya.
Karena itu, anggota Dewan yang sudah Dua Periode terpilih mewakili Rakyat di Lembaga terhormat itu dengan tegas menghimbau kepada Bupati untuk amanah dalam menjalankan tugas,tanggungjawab sebagai pemimpin. Apalagi, pemimpin merupakan panutan, contoh dan teladan bagi masyarakatnya. Termasuk, jajaran yang ada dilingkup Pemerintah Daerah (Pemda). Mulai dari yang non PNS, PNS hingga ASN. Baik yang ada di Pemerintas Desa (Pemdes) hingga Pemerintah Kecamatan.”Harapan saya, sikap seperti ini tidak terulang lagi dimomen berikutnya. Apalagi, untuk kegiatan seperti ini, kegiatan rutin Umat Muslim di seluruh Penjuru Dunia,” tegasnya. (KS-Anh)
 |
| Hj. Indah Damayanti Putri |
BIMA, KS. – Hal itu disampaikan, Anggota DPRD Kabupaten Bima, Ahmad kepada Wartawan di Ruangan Komisi IV. Sepengetahuanya, sikap Bupati semacam itu bukan pada momen MTQ Tahun 2018 ini saja. Tetapi, sejak memimpin daerah yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim.”Itu fakta, salah satu buktinya saat pembukaan MTQ di Bulan Maret ini. Informasi yang saya peroleh, saat itu sedang berada di Pantai Lariti,” kata Politisi PDI-P itu di Ruangan Komisi IV DPRD Kabupaten Bima.
Menurutnya, sikap seperti itu tidak pantas dilakukan, terlebih oleh Bupati sebagai Pemimpin yang menjadi panutan sekaligus teladan bagi masyarakat. Faktanya, hampir setiap kali pembukaan MTQ tidak pernah dihadiri dan itu sudah berlangsung selama memimpin Dou Labo Dana Mbojo.”Kalau tidak percaya, silahkan langsung kroscek kebenaranya. Tanyakan Panitia MTQ disejumlah Desa, Kecamatan se Kabupaten Bima. Pernah atau tidak, beliau hadir disetiap momen pembukaan MTQ,” ujarnya.
Apabila kesibukan juga waktu ataukah khilaf yang menjadi alasan dibalik ketidakhadiran Bupati dalam acara tersebut. Baginya, itu teramat sulit diterima oleh akal sehat. Masalahnya, sikap serupa dalam kaitan itu sudah sering kali terjadi, tidak saja pada saat momen MTQ yang digelar disatu Desa atau Kecamatan saja.”Bagi saya, ini bukan khilaf, lupa atau bahkan karena sibuk. Namun, ada unsure kesengajaan, apatis dengan kegiatan kita umat Muslim. Buktinya jelas, saya dan masyarakat nggak pernah melihat Bupati saat pembukaan MTQ. Kalau khilaf, sibuk mungkin satu atau dua kali saja, tapi bila melebihi, itu namanya sengaja,” terangnya.
Karena itu, anggota Dewan yang sudah Dua Periode terpilih mewakili Rakyat di Lembaga terhormat itu dengan tegas menghimbau kepada Bupati untuk amanah dalam menjalankan tugas,tanggungjawab sebagai pemimpin. Apalagi, pemimpin merupakan panutan, contoh dan teladan bagi masyarakatnya. Termasuk, jajaran yang ada dilingkup Pemerintah Daerah (Pemda). Mulai dari yang non PNS, PNS hingga ASN. Baik yang ada di Pemerintas Desa (Pemdes) hingga Pemerintah Kecamatan.”Harapan saya, sikap seperti ini tidak terulang lagi dimomen berikutnya. Apalagi, untuk kegiatan seperti ini, kegiatan rutin Umat Muslim di seluruh Penjuru Dunia,” tegasnya. (KS-Anh)
COMMENTS