Kepemimpinan HM.Qurais H.Abidin – H.Arahman,H.Abidin, SE kembali menorehkan keberhasilan. Kali ini, melalui Bidang Kesehatan. Bahkan, keberh...
Kepemimpinan HM.Qurais H.Abidin – H.Arahman,H.Abidin, SE kembali menorehkan keberhasilan. Kali ini, melalui Bidang Kesehatan. Bahkan, keberhasilan dalam mengatasi hingga menurunkan angka Gizi Buruk mendapat pengakuan dari Bank Dunia.
KOTA BIMA, KS. – Hal itu mengemuka saat momen pertemuan dalam rangka koordinasi sekaligus kunjungan Lapangan Misi Bank Dunia Bidang Kesehatan dengan Pemkot Bima Senin, 23 April 2018. Dalam momen penting itu, konsultan sektor kesehatan Bank Dunia Malaysia, Ms. Melissa Chew mengapresiasi pemkot Bima yang berhasil menurunkan angka Gizi Buruk.Terlebih, isu pokok yang dibahas dalam misi ini adalah penanganan stunting atau gizi buruk. “Salah satu tujuan kunjungan kami adalah untuk bertukar pengalaman penanganan stunting serta mengambil best practice di Kota Bima sehingga mampu menurunkan angka penderita gizi buruk secara signifikan”, ujarnya.
Ia menjelaskan, Stunting dapat diintervensi dengan gizi spesifik dan gizi negatif. Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan balita.
“Yang meliputi intervensi gizi spesifik, yaitu pemberian makanan pada ibu hamil, ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, pemberian ASI didampingi oleh pemberian MPASI pada usia 6-24 bulan, dan berikan imunisasi lengkap pada anak,” jelasnya.
Intervensi gizi sensitif dilakukan melalui berbagai kebiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% intervensi stunting. Kegiatan terkait intervensi gizi sensitif dapat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yang umumnya makro dan dilakukan secara lintas Kementerian dan Lembaga.Yang meliputi intervensi gizi sensitif, yaitu menyediakan dan memastikan akses pada air bersih dan sanitasi, menyediakan akses ke layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua, dan memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada remaja. “Dari pertemuan dan kunjungan ini, kami berharap mendapat gambaran yang lengkap tentang keberhasilan penanganan stunting di Kota Bima. Salah satu fokus studi kami adalah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi masing-masing instansi terkait. Keberhasilan di Kota Bima bisa menjadi salah satu acuan untuk peningkatan program ini kedepan,” terangnya.
Ms. Melissa Chew hadir bersama konsultan Bank Dunia kantor Jakarta, Yurdhina Meilissa, diterima oleh Sekda Kota Bima Drs. H. Mukhtar, MH, di ruang rapat Walikota Bima, didampingi Asisten I Setda Kota Bima Bidang Kesejahteraan Sosial, serta pimpinan dan jajaran instansi terkait, antara lain Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Kepala Puskesmas se-Kota Bima.
Kunjungan Bank Dunia ke Kota Bima diagendakan selama dua hari. Pada hari pertama (23/4) diisi dengan pertemuan dan diskusi dengan stakeholders, selanjutnya pada hari kedua (24/4) diisi dengan kunjungan lapangan ke Puskesmas, Posyandu dan PAUD.
Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi kurang dalam waktu cukip lama akibat pemberian makanan yang tak sesuai kebutuhan gizi. (KS-Anh)
HM.Qurais H.Abidin |
KOTA BIMA, KS. – Hal itu mengemuka saat momen pertemuan dalam rangka koordinasi sekaligus kunjungan Lapangan Misi Bank Dunia Bidang Kesehatan dengan Pemkot Bima Senin, 23 April 2018. Dalam momen penting itu, konsultan sektor kesehatan Bank Dunia Malaysia, Ms. Melissa Chew mengapresiasi pemkot Bima yang berhasil menurunkan angka Gizi Buruk.Terlebih, isu pokok yang dibahas dalam misi ini adalah penanganan stunting atau gizi buruk. “Salah satu tujuan kunjungan kami adalah untuk bertukar pengalaman penanganan stunting serta mengambil best practice di Kota Bima sehingga mampu menurunkan angka penderita gizi buruk secara signifikan”, ujarnya.
Ia menjelaskan, Stunting dapat diintervensi dengan gizi spesifik dan gizi negatif. Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan balita.
“Yang meliputi intervensi gizi spesifik, yaitu pemberian makanan pada ibu hamil, ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, pemberian ASI didampingi oleh pemberian MPASI pada usia 6-24 bulan, dan berikan imunisasi lengkap pada anak,” jelasnya.
Intervensi gizi sensitif dilakukan melalui berbagai kebiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% intervensi stunting. Kegiatan terkait intervensi gizi sensitif dapat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yang umumnya makro dan dilakukan secara lintas Kementerian dan Lembaga.Yang meliputi intervensi gizi sensitif, yaitu menyediakan dan memastikan akses pada air bersih dan sanitasi, menyediakan akses ke layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua, dan memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada remaja. “Dari pertemuan dan kunjungan ini, kami berharap mendapat gambaran yang lengkap tentang keberhasilan penanganan stunting di Kota Bima. Salah satu fokus studi kami adalah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi masing-masing instansi terkait. Keberhasilan di Kota Bima bisa menjadi salah satu acuan untuk peningkatan program ini kedepan,” terangnya.
Ms. Melissa Chew hadir bersama konsultan Bank Dunia kantor Jakarta, Yurdhina Meilissa, diterima oleh Sekda Kota Bima Drs. H. Mukhtar, MH, di ruang rapat Walikota Bima, didampingi Asisten I Setda Kota Bima Bidang Kesejahteraan Sosial, serta pimpinan dan jajaran instansi terkait, antara lain Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Kepala Puskesmas se-Kota Bima.
Kunjungan Bank Dunia ke Kota Bima diagendakan selama dua hari. Pada hari pertama (23/4) diisi dengan pertemuan dan diskusi dengan stakeholders, selanjutnya pada hari kedua (24/4) diisi dengan kunjungan lapangan ke Puskesmas, Posyandu dan PAUD.
Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi kurang dalam waktu cukip lama akibat pemberian makanan yang tak sesuai kebutuhan gizi. (KS-Anh)
COMMENTS