Nanga Doro adalah salah satu dusun yang ada di Desa Hu'u, Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu yang merupakan kawasan pesisir yang kondisi...
Nanga Doro adalah salah satu dusun yang ada di Desa Hu'u, Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu yang merupakan kawasan pesisir yang kondisinya sangat jauh dari sentuhan pemerintah. Di dusun ini, warganya sangat sulit untuk menjangkau akses pelayanan kesehatan, terutama untuk pengobatan dan persalinan.
DOMPU, KS - Selama berpuluh tahun, warga Nanga Doro yang hendak melahirkan hanya mengandalkan tenaga dukun beranak. Ini membuat mereka sulit dan darurat ketika melahirkan di malam hari.
"Disini tidak ada bidan, hanya ada satu orang perawat laki-laki, itupun jarang muncul. Kalau ada warga yang melahirkan, hanya dibantu oleh dukun. Kalau tidak mampu ditangani oleh dukun, baru dilarikan ke Puskemas Kecamatan. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun," kata Kepala Dusun Nanga Doro, Syamsul Ismail, Kamis (11/05/2018) kemarin.
Ada 113 Kepala Keluarga di Nanga Doro, mayoritas warganya tidak hanya mampu menyelesaikan sekolah tingkat atas (SMA, red) dan belum ada yang menjadi sarjana. Sehingga SDM di daerah itu tidak bisa diandalkan.
"Karena berprofesi sebagai petani, disini tidak ada yang jadi sarjana, sehingga sulit kami andalkan untuk membantu warga disini. Kami sangat butuh tenaga kesehatan seperti bidan dan perawat yang ditugaskan khsusus disini," harapnya.
Sementara itu, secara geografis Nanga Doro masuk dalam garis pantai Lakey yang merupakan lokasi potensial wisata di Kabupaten Dompu. Namun, tidak ada satupun warga Nanga Doro yang bekerja pengembang pariwisata. Hal itu disebabkan oleh tidak adanya kemampuan untuk berbahasa inggris.
"Tenaga kerja yang diserap di wisata wisata lakey tidak terlalu banyak warga lokal, karena tidak memiliki kemampuan dala bidang bahasa inggris," terangnya. (KS-RUL)
Ilustrasi |
DOMPU, KS - Selama berpuluh tahun, warga Nanga Doro yang hendak melahirkan hanya mengandalkan tenaga dukun beranak. Ini membuat mereka sulit dan darurat ketika melahirkan di malam hari.
"Disini tidak ada bidan, hanya ada satu orang perawat laki-laki, itupun jarang muncul. Kalau ada warga yang melahirkan, hanya dibantu oleh dukun. Kalau tidak mampu ditangani oleh dukun, baru dilarikan ke Puskemas Kecamatan. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun," kata Kepala Dusun Nanga Doro, Syamsul Ismail, Kamis (11/05/2018) kemarin.
Ada 113 Kepala Keluarga di Nanga Doro, mayoritas warganya tidak hanya mampu menyelesaikan sekolah tingkat atas (SMA, red) dan belum ada yang menjadi sarjana. Sehingga SDM di daerah itu tidak bisa diandalkan.
"Karena berprofesi sebagai petani, disini tidak ada yang jadi sarjana, sehingga sulit kami andalkan untuk membantu warga disini. Kami sangat butuh tenaga kesehatan seperti bidan dan perawat yang ditugaskan khsusus disini," harapnya.
Sementara itu, secara geografis Nanga Doro masuk dalam garis pantai Lakey yang merupakan lokasi potensial wisata di Kabupaten Dompu. Namun, tidak ada satupun warga Nanga Doro yang bekerja pengembang pariwisata. Hal itu disebabkan oleh tidak adanya kemampuan untuk berbahasa inggris.
"Tenaga kerja yang diserap di wisata wisata lakey tidak terlalu banyak warga lokal, karena tidak memiliki kemampuan dala bidang bahasa inggris," terangnya. (KS-RUL)
COMMENTS