Kekalahan yang menimpa calon Gubernur NTB, H. Moh. Suhaili Fadhil Thohir - H. Muh. Amin, dan H.Arahman H.Abidin,SE bersama Hj.Ferra Amelia,S...
Kekalahan yang menimpa calon Gubernur NTB, H. Moh. Suhaili Fadhil Thohir - H. Muh. Amin, dan H.Arahman H.Abidin,SE bersama Hj.Ferra Amelia,SE,MM (MANUFER) diduga kuat tidak seriusnya Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri dalam melakukan pergerakan politik, baik sebagai Ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima, juga sebagai ipar kandung H.Ferra Emalia. Buktinya, H.Suhailin kalah dengan sekian persen dari nomor urut tiga yaitu pasangan H Zulkieflimansyah-Hj. Sitti Rohmi Djalilah, begitu juga pasangan MANUFER kalah dengan prosentase yang sangat kecil dari pasangan H.Lutfi Iskandar,SE – Fery Sofian,SH (LUTFER). “ujar warga Kota Bima, Sulaiman MT,SH kepada Wartawan Koran Stabilitas, Minggu (1/7) pagi.
BIMA, KS.- Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bima itu menjelaskan, factor utama kekalahan dari kedua paslon yaitu Suhaili-Amin dan MANUFER itu akibat dari lemahnya peran politik Umi Dinda. Padahal, Umi Dinda telah dipercaya oleh partai Golkar mulai dari tingkat Daerah, Propinsi NTB hingga Pusat harus mampu memenangkan pasangan Suhali-Amin untuk pilgub. Namun faktanya, Suhaili kalah dari Zul-Rohimi, padahal pemilih di Kabupaten Bima mencapai riga ratus ribu lebih, sedangkan yang tidak memberikan hak suara alias golput sebanyak 122 ribu pemilih.
“Perbedaan suara antara nomor urut I dan 3 di pilgub itu hanya sekian persen saja. Coba Umi Dinda selaku Ketua Golkar melakukan pergerakan politik secara serius, maka pasangan nomor I yaitu H.Suhaili-Amin akan menangkan pilgub NTB. Begitu juga dengan Pilkada Kota Bima, Umi Dinda membantu iparnya di ujung perjuangan, sehingga semua kaki tangan Umi Dinda tidak mampu merubah pikiran pemilih yang sudah berikrar untuk mewujudkan perubahan pemimpin di Kota Bima., imbasnya adalah Suhaili dan Ferra kalah total,” jelas duta Partai Gerindra yang sudah dua periode menjadi Anggota Dewan di Kabupaten Bima itu.
Karena itu, Sulaiman menilai bahwa peran politik Umi Dinda sebagai Ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima, juga sebagai keluarga bessar istana untuk Dae Ferra nyaris nihil. Faktanya, tak hanya Suhaili-Amin yang kalah, tapi juga Dae Ferra selaku ipar kandungnya kalah dalam pilkada Kota Bima.
“Saya menilai bahwa Umi Dinda lemah dalam berpolitik. Mestinya, dari dua paslon itu, paling tidak satu paslon harus menang. Nah, justru saya melihaf Dinda tak bergerak maksimal, sehingga pasangan Suhaili dan pasangan Dae Ferra harus menanggung malu,” pungkasnya.
Bukankah Umi Dinda telah berbuat maksimal untuk Golkar di Pileg Gubernur NTB ?. Dengan tegas Sulaiman mengatakan, bila Umi Dinda serius dan melakukan gerakan politik secara maksimal, tidak mungkin ada 122 ribu lebih pemilih di Kabupaten Bima tidak datang memberikan pilihan politiknya.
“ingat, ada 122ribu lebih warga Kabupaten Bima golput, itu juga bukti lemahnya pemimpin di Daerah Kabupaten Bima,” tandasnya.
Begitu juga dengan Dae Ferra Kalah ?. Karena Umi Dinda lamban mengambil sikap tegas untuk iparnya.”Coba dari dulu Umi Dinda arahkan keluarganya untuk kepentingan iparnya, maka Ferra akan menangkan pilkada,” tegasnya.
Sementara Wakil Ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima, Drs.M.Guntur membantah keras tidak ada atau kurangnya partisipasi Bupati Bima, Hj.Indah Damayanti Putri selaku Ketua golkar terkait pilgub NTB.”Ketua Golkar dan seluruh personilnya sudah maksimal berbuat untuk H.Suhaili, tapi semuanya kembali pada pilihan rakyat Kabupaten Bima,” ujarnya.
Untuk pilkada Kota Bima, Golkar tidak memiliki keterkaitan dengan paslon nomor lain kecuali nomor dua yaitu pasangan H.Lutfi dan Fery Sofian.”Soal Dae Ferra selaku ipar Bupati, itu urusan keluarga bukan urusan partai politik. Yang jelas, Dae Ferra itu sosok politisi yang santun dan bersikap dan berpolitik,” pungkasnya.(KS-Sahrul)
Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri |
BIMA, KS.- Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bima itu menjelaskan, factor utama kekalahan dari kedua paslon yaitu Suhaili-Amin dan MANUFER itu akibat dari lemahnya peran politik Umi Dinda. Padahal, Umi Dinda telah dipercaya oleh partai Golkar mulai dari tingkat Daerah, Propinsi NTB hingga Pusat harus mampu memenangkan pasangan Suhali-Amin untuk pilgub. Namun faktanya, Suhaili kalah dari Zul-Rohimi, padahal pemilih di Kabupaten Bima mencapai riga ratus ribu lebih, sedangkan yang tidak memberikan hak suara alias golput sebanyak 122 ribu pemilih.
“Perbedaan suara antara nomor urut I dan 3 di pilgub itu hanya sekian persen saja. Coba Umi Dinda selaku Ketua Golkar melakukan pergerakan politik secara serius, maka pasangan nomor I yaitu H.Suhaili-Amin akan menangkan pilgub NTB. Begitu juga dengan Pilkada Kota Bima, Umi Dinda membantu iparnya di ujung perjuangan, sehingga semua kaki tangan Umi Dinda tidak mampu merubah pikiran pemilih yang sudah berikrar untuk mewujudkan perubahan pemimpin di Kota Bima., imbasnya adalah Suhaili dan Ferra kalah total,” jelas duta Partai Gerindra yang sudah dua periode menjadi Anggota Dewan di Kabupaten Bima itu.
Karena itu, Sulaiman menilai bahwa peran politik Umi Dinda sebagai Ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima, juga sebagai keluarga bessar istana untuk Dae Ferra nyaris nihil. Faktanya, tak hanya Suhaili-Amin yang kalah, tapi juga Dae Ferra selaku ipar kandungnya kalah dalam pilkada Kota Bima.
“Saya menilai bahwa Umi Dinda lemah dalam berpolitik. Mestinya, dari dua paslon itu, paling tidak satu paslon harus menang. Nah, justru saya melihaf Dinda tak bergerak maksimal, sehingga pasangan Suhaili dan pasangan Dae Ferra harus menanggung malu,” pungkasnya.
Bukankah Umi Dinda telah berbuat maksimal untuk Golkar di Pileg Gubernur NTB ?. Dengan tegas Sulaiman mengatakan, bila Umi Dinda serius dan melakukan gerakan politik secara maksimal, tidak mungkin ada 122 ribu lebih pemilih di Kabupaten Bima tidak datang memberikan pilihan politiknya.
“ingat, ada 122ribu lebih warga Kabupaten Bima golput, itu juga bukti lemahnya pemimpin di Daerah Kabupaten Bima,” tandasnya.
Begitu juga dengan Dae Ferra Kalah ?. Karena Umi Dinda lamban mengambil sikap tegas untuk iparnya.”Coba dari dulu Umi Dinda arahkan keluarganya untuk kepentingan iparnya, maka Ferra akan menangkan pilkada,” tegasnya.
Sementara Wakil Ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima, Drs.M.Guntur membantah keras tidak ada atau kurangnya partisipasi Bupati Bima, Hj.Indah Damayanti Putri selaku Ketua golkar terkait pilgub NTB.”Ketua Golkar dan seluruh personilnya sudah maksimal berbuat untuk H.Suhaili, tapi semuanya kembali pada pilihan rakyat Kabupaten Bima,” ujarnya.
Untuk pilkada Kota Bima, Golkar tidak memiliki keterkaitan dengan paslon nomor lain kecuali nomor dua yaitu pasangan H.Lutfi dan Fery Sofian.”Soal Dae Ferra selaku ipar Bupati, itu urusan keluarga bukan urusan partai politik. Yang jelas, Dae Ferra itu sosok politisi yang santun dan bersikap dan berpolitik,” pungkasnya.(KS-Sahrul)
COMMENTS