Perternak Sapi di Kabupaten Dompu saat ini tengah menghadapi persoalan serius dalam bidang pemberian pakan untuk hewan ternak terutama Sapi....
Perternak Sapi di Kabupaten Dompu saat ini tengah menghadapi persoalan serius dalam bidang pemberian pakan untuk hewan ternak terutama Sapi. Di Musim kemarua ini, peternak sapi tengah mengeluhkan sulitnya mendapatkan pakan ysng berkualitas dalam menunjang pertumbuhan dan kualitas daging hewan ternak.
DOMPU,KS.- Untuk mengatasi persoalan kekurangan pakan tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berkerja sama dengan IFSCA (Innovative Farming System and Capability for Agribusiness), kerjasama antara Massey University dan Universias Mataram (UNRAM) dan Pemerintah Kabupaten Dompu menggelar pertemuan lapang dengan para peternak Sapi di Kabupaten Dompu. Dalam pertemuan yang berlangsung dilokasi ternak wilayah Simpasai Woja Dompu itu, membahas tentang Penyebarluasan Penanaman Lamtoro dan Penggemukan Sapi Berbasis Lamtoro dan Gamal.
Acara yang berlangsung Sabtu (04/08/2018) itu dihadiri oleh Team Leader Program IFSCA Prof. M. Taufik Fauzi, Ketua Tim Penelitian Uji Coba Pemberian Pakan Lamtoro dan Gamal Pada Sapi Prof. Dahlanudin, Kadis Peternakan Ir.Zainal Arifin, M.Si.
Ketua Tim Penelitian Uji Coba Pemberian Pakan Lamtoro dan Gamal Prof Dahlanudin menuturkan, Lamtoro Taramba yang diimpor dari Australia telah berkembang pesat di Kabupaten Dompu, sedangkan gamal sudah banyak dikembangkan masyarakat tapi belum dimanfaatkan secara optimal untuk penggemukan sapi. Pemberian lamtoro 100 persen yang disuplementasi dengan sekitar 1 kg dedak setiap hari dapat meningkatkan pertambahan berat badan menjadi 0.5 kg per hari (15 kg per bulan). Uji coba yang dilakukan di kelompok Mada Lemba ditujukan sebagai demonstrasi bagi peternak tentang manfaat pemberian lamtoro dan gamal terhadap pertambahan berat badan sapi penggemukan.
“Pemberian lamtoro 100 persen yang disuplementasi dengan sekitar 1 kg dedak setiap hari dapat meningkatkan pertambahan berat badan menjadi 0.5 kg per hari (15 kg per bulan). Lebih dari dua kali lipat dari pertambahan berat badan sapi yang diberikan rumput,” ungkapnya pada wartawan ini.
Kadis Peternakan Ir. Zainal Arifin. M.Si., bahwa program penggemukan sapi berbasis Lamtoro dan Gamal sangat membatu, karena sesuai dengan program ungulan Dompu TERPIJAR yang salah satu objeknya adalah Sapi, tentunya akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas sapi di daerah Dompu.
“Program ini juga membantu pola pikir petani sapi di Dompu, dari petani tradisional menjadi petani yang berpola pikir bisnis,” ujarnya.
Sementara itu, temu lapang ini merupakan bagian dari program IFSCA (Innovative Farming System and Capability for Agribusiness), kerjasama antara Massey University, universitas Mataram dan Pemerintah kabupaten Dompu dan didanai oleh New Zealand Aid Program (NZAid), dan di laksanakan oleh Kelompok Ternak Mada Lemba Jaya Kelurahan Simpasai Kecamatan Woja Dompu.
Program IFSCA dilaksanakan di dua Kabupaten yaitu Lombok Utara dan Dompu. Kegiatan IFSCA di Kabupaten Dompu yang dilaksanakan sejak tahun 2016 bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan peternak dalam konteks integrasi sapi dan tanaman pangan (terutama jagung). Sampai pertengahan tahun 2018 program IFSCA telah melibatkan 25 kelompok peternak yang tersebar di lima Kecamatan yaitu Woja, Pajo, Manggelewa,Kempo dan Pekat. Program ini akan berakhir hingga Desember 2019 mendatang.(KS-RUL)
![]() |
Ilustrasi |
DOMPU,KS.- Untuk mengatasi persoalan kekurangan pakan tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berkerja sama dengan IFSCA (Innovative Farming System and Capability for Agribusiness), kerjasama antara Massey University dan Universias Mataram (UNRAM) dan Pemerintah Kabupaten Dompu menggelar pertemuan lapang dengan para peternak Sapi di Kabupaten Dompu. Dalam pertemuan yang berlangsung dilokasi ternak wilayah Simpasai Woja Dompu itu, membahas tentang Penyebarluasan Penanaman Lamtoro dan Penggemukan Sapi Berbasis Lamtoro dan Gamal.
Acara yang berlangsung Sabtu (04/08/2018) itu dihadiri oleh Team Leader Program IFSCA Prof. M. Taufik Fauzi, Ketua Tim Penelitian Uji Coba Pemberian Pakan Lamtoro dan Gamal Pada Sapi Prof. Dahlanudin, Kadis Peternakan Ir.Zainal Arifin, M.Si.
Ketua Tim Penelitian Uji Coba Pemberian Pakan Lamtoro dan Gamal Prof Dahlanudin menuturkan, Lamtoro Taramba yang diimpor dari Australia telah berkembang pesat di Kabupaten Dompu, sedangkan gamal sudah banyak dikembangkan masyarakat tapi belum dimanfaatkan secara optimal untuk penggemukan sapi. Pemberian lamtoro 100 persen yang disuplementasi dengan sekitar 1 kg dedak setiap hari dapat meningkatkan pertambahan berat badan menjadi 0.5 kg per hari (15 kg per bulan). Uji coba yang dilakukan di kelompok Mada Lemba ditujukan sebagai demonstrasi bagi peternak tentang manfaat pemberian lamtoro dan gamal terhadap pertambahan berat badan sapi penggemukan.
“Pemberian lamtoro 100 persen yang disuplementasi dengan sekitar 1 kg dedak setiap hari dapat meningkatkan pertambahan berat badan menjadi 0.5 kg per hari (15 kg per bulan). Lebih dari dua kali lipat dari pertambahan berat badan sapi yang diberikan rumput,” ungkapnya pada wartawan ini.
Kadis Peternakan Ir. Zainal Arifin. M.Si., bahwa program penggemukan sapi berbasis Lamtoro dan Gamal sangat membatu, karena sesuai dengan program ungulan Dompu TERPIJAR yang salah satu objeknya adalah Sapi, tentunya akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas sapi di daerah Dompu.
“Program ini juga membantu pola pikir petani sapi di Dompu, dari petani tradisional menjadi petani yang berpola pikir bisnis,” ujarnya.
Sementara itu, temu lapang ini merupakan bagian dari program IFSCA (Innovative Farming System and Capability for Agribusiness), kerjasama antara Massey University, universitas Mataram dan Pemerintah kabupaten Dompu dan didanai oleh New Zealand Aid Program (NZAid), dan di laksanakan oleh Kelompok Ternak Mada Lemba Jaya Kelurahan Simpasai Kecamatan Woja Dompu.
Program IFSCA dilaksanakan di dua Kabupaten yaitu Lombok Utara dan Dompu. Kegiatan IFSCA di Kabupaten Dompu yang dilaksanakan sejak tahun 2016 bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan peternak dalam konteks integrasi sapi dan tanaman pangan (terutama jagung). Sampai pertengahan tahun 2018 program IFSCA telah melibatkan 25 kelompok peternak yang tersebar di lima Kecamatan yaitu Woja, Pajo, Manggelewa,Kempo dan Pekat. Program ini akan berakhir hingga Desember 2019 mendatang.(KS-RUL)
COMMENTS