Salah seorang wartawa senior di Mataram, Musliman Hamzah mengatakan bahwa kepemimpinan Hj. Indah Damayanti Putri dan Drs.H.Dahlan hampir t...
Salah seorang wartawa senior di Mataram, Musliman Hamzah mengatakan bahwa kepemimpinan Hj. Indah Damayanti Putri dan Drs.H.Dahlan hampir tiga tahun berjalan dinilai sebagai Kepala dan Wakil Kepala Daerah yang gagal faham memaknai motto “BIMA RAMAH” yang sesungguhnya. Bahkan Dinda-Dahlan sosok pemimpin Daerah di NTB yang hanya mengejar popularitas serta harta semata, sementara untuk memikirkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bima, jauh dari harapan publik seutuhnya.
MATARAM, KS.- Indikator kegagalan keduanya itu banyak, dipandang dari berbagai sisi, terutama sosial, budaya juga menyangkut perhatian terhadap program membumikan Al-Qur’an yang hampir tidak berjalan sama sekali, selama Dinda-Dahlan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bima, ditambah lagi dengan konflik horizontal yang terus terjadi di wilayah Kabupaten bima.
“Saya pikir warga Kabupaten Bima sudah padapintar menilai kinerja pemimpinnya. Saya ingin bertanya, apa yang dilakukan oleh Dinda-Dahlan selama ini, kecuali hanya jalan-jalan keluar daerah tiada henti-hentinya, sementara hasil dari kunjungan kerja samasekali tidak ada,” tuturnya.
Tak hanya itu, dimata Pimpinan Umum Tabloid Kilas itu, bahwa sosok Dinda adalah seorang pemimpin yang sangat egois, anti kritik bahkan bisa dikatakan sebagai pemimpin yang hanya merusak tatanan yang sudah ada di wilayah Kabupaten Bima, terutama dalam wilayah birokrasi.
“Saya prihatin melihat kondisi pemerintahan di Kabupaten Bima saat ini. Dimana para pejabat tidak bekerja secara baik dan benar, bahkan banyak oknum pejabat yang bermental penjilat dan penakut untuk menegus kebiasaan-kebiasaan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang atasannya selama ini,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Muslimin juga menyentil soal keberadaan Dinda di rumah kerajaan Bima. pasalnya, selama Dinda disana, selama itu Dinda menempel pengaruh kerajaan Bima, kendati kerajaan itu tidak lagi dianggap seutuhnya baik oleh publik. Maksudnya, bahwa figur Dinda itu sesungguhnya hanya seujun kuku pengaruhnya dimata warga Kabupaten Bima, melainkan menumpang kefiguran almarhum suaminya, juga keluarga di istana Bima.
“Sebagai wartawan senior di NTB ini, baru pertamakali saya melihat sosok pemimpin di Daerah seperti Dinda-Dahlan yang tidak memiliki inovasi, motivasi juga niat baik dan ikhlas membangun daerah ini. Ya, intinya, Dinda-Dahlan hanya kepala dan wakil kepala daerah yang semata-mata mencari kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan kelompok, dan merusak tatanan kehidupan masyarakat Kabupaten Bima ke depan,” tuturnya kesal.
Ia berharap agar ke depan masyarakat Kabupaten bima tidak lagi memilih pemimpin yang bermental rusak, tidak taat beribadah, tidak berpihak kepada kepentingan rakyat, dan merusak tatanan birokrasi yang ada sebelumnya, lantaran tidak sejalan dan sepaham politik.”Sekali lagi, stop memilih pemimpin bodoh dan bermental korupsi. Karena imbas dari kesalahan memilih, lima tahun rakyat akan sengsara,” harapnya.(KS-Aaz)
![]() |
Wartawa senior, Musliman Hamzah |
MATARAM, KS.- Indikator kegagalan keduanya itu banyak, dipandang dari berbagai sisi, terutama sosial, budaya juga menyangkut perhatian terhadap program membumikan Al-Qur’an yang hampir tidak berjalan sama sekali, selama Dinda-Dahlan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bima, ditambah lagi dengan konflik horizontal yang terus terjadi di wilayah Kabupaten bima.
“Saya pikir warga Kabupaten Bima sudah padapintar menilai kinerja pemimpinnya. Saya ingin bertanya, apa yang dilakukan oleh Dinda-Dahlan selama ini, kecuali hanya jalan-jalan keluar daerah tiada henti-hentinya, sementara hasil dari kunjungan kerja samasekali tidak ada,” tuturnya.
Tak hanya itu, dimata Pimpinan Umum Tabloid Kilas itu, bahwa sosok Dinda adalah seorang pemimpin yang sangat egois, anti kritik bahkan bisa dikatakan sebagai pemimpin yang hanya merusak tatanan yang sudah ada di wilayah Kabupaten Bima, terutama dalam wilayah birokrasi.
“Saya prihatin melihat kondisi pemerintahan di Kabupaten Bima saat ini. Dimana para pejabat tidak bekerja secara baik dan benar, bahkan banyak oknum pejabat yang bermental penjilat dan penakut untuk menegus kebiasaan-kebiasaan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang atasannya selama ini,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Muslimin juga menyentil soal keberadaan Dinda di rumah kerajaan Bima. pasalnya, selama Dinda disana, selama itu Dinda menempel pengaruh kerajaan Bima, kendati kerajaan itu tidak lagi dianggap seutuhnya baik oleh publik. Maksudnya, bahwa figur Dinda itu sesungguhnya hanya seujun kuku pengaruhnya dimata warga Kabupaten Bima, melainkan menumpang kefiguran almarhum suaminya, juga keluarga di istana Bima.
“Sebagai wartawan senior di NTB ini, baru pertamakali saya melihat sosok pemimpin di Daerah seperti Dinda-Dahlan yang tidak memiliki inovasi, motivasi juga niat baik dan ikhlas membangun daerah ini. Ya, intinya, Dinda-Dahlan hanya kepala dan wakil kepala daerah yang semata-mata mencari kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan kelompok, dan merusak tatanan kehidupan masyarakat Kabupaten Bima ke depan,” tuturnya kesal.
Ia berharap agar ke depan masyarakat Kabupaten bima tidak lagi memilih pemimpin yang bermental rusak, tidak taat beribadah, tidak berpihak kepada kepentingan rakyat, dan merusak tatanan birokrasi yang ada sebelumnya, lantaran tidak sejalan dan sepaham politik.”Sekali lagi, stop memilih pemimpin bodoh dan bermental korupsi. Karena imbas dari kesalahan memilih, lima tahun rakyat akan sengsara,” harapnya.(KS-Aaz)
COMMENTS