Hendak memeluk Gunung apa daya tangan tak sampai, itu sepotong kalimat yang mungkin cocok untuk para petani bawang saat ini. Pasalnya angan-...
Hendak memeluk Gunung apa daya tangan tak sampai, itu sepotong kalimat yang mungkin cocok untuk para petani bawang saat ini. Pasalnya angan-angan dan keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar, namun tidak tercapai lantaran harga bawang masih rendah alias anjlok.
STABILITAS,BIMA.- Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Itulah yang dialami oleh ratusan bahkan ribuan petani bawang Kabupaten Bima yang tersebar disejumlah wilayah tahun ini. Pasalnya hasil produksi bawang yang rata-rata tinggi namun harganya tidak mendukung alias anjlok. Tentu saja hal tersebut membuat para petani menjerit karena masih mengalami kerugian.
“Percuma saja hasil panen yang sangat bagus tetapi harganya anjlok.,”gerutu Wahyu alias Jombe salah seorang petani bawang asal desa Sampungu Kecamatan Soromondi Kabupaten Bima, mengeluhkan harga beli bawang yang sangat rendah tahun ini.
Ia juga mempertanyakan, peran pemerintah daerah yang saat aksi demo petani belum lama ini, berjanji untuk memperjuangkan nasib para petani bawang. Namun hingga saat ini belum juga ada hasilnya.
“Kami merasa peran pememrintah belum maksimal dalam memperjuangkan nasib petani bawang. Terbukti hingga saat ini belum ada hasilnya, karena harga bawang masih anjlok,”tuturnya.
Hal yang sama juga diakui Mahfud, ia mengungkapkan, upaya dan peran pemerintah masih jauh dari harapan masyarakat khusunya bagi para petani. Selain dari komitmen pemerintah untuk memperjuangkan harga beli bawang, belum membuahkan hasil juga terkait dengan pemberlakuan harga jual pupuk dan obat-obatan yang masih dirasakan mencekik petain.
“Pemerintah daerah hanya setengah hati memperjuangkan nasib para petani, karena mereka hanya memberikan janji yang tidak pernah diwujudkan. Karena hingga saat ini, tidak ada perubahan yang dirasakan oleh petani, baik itu harga beli pupuk dan obat-obatan lebih-lebih harga jual bawang yang masih rendah,”keluhnya.
Ia baerharap, agar pememrintah daerah betul-betul mewujudkan komitmennya untuk memperjuangkan nasib para petani. Karena upaya pemerintah untuk mensejahterakan petani, cumin hanya slogan saja. (KS-MUL)
![]() |
Ilustrasi |
STABILITAS,BIMA.- Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Itulah yang dialami oleh ratusan bahkan ribuan petani bawang Kabupaten Bima yang tersebar disejumlah wilayah tahun ini. Pasalnya hasil produksi bawang yang rata-rata tinggi namun harganya tidak mendukung alias anjlok. Tentu saja hal tersebut membuat para petani menjerit karena masih mengalami kerugian.
“Percuma saja hasil panen yang sangat bagus tetapi harganya anjlok.,”gerutu Wahyu alias Jombe salah seorang petani bawang asal desa Sampungu Kecamatan Soromondi Kabupaten Bima, mengeluhkan harga beli bawang yang sangat rendah tahun ini.
Ia juga mempertanyakan, peran pemerintah daerah yang saat aksi demo petani belum lama ini, berjanji untuk memperjuangkan nasib para petani bawang. Namun hingga saat ini belum juga ada hasilnya.
“Kami merasa peran pememrintah belum maksimal dalam memperjuangkan nasib petani bawang. Terbukti hingga saat ini belum ada hasilnya, karena harga bawang masih anjlok,”tuturnya.
Hal yang sama juga diakui Mahfud, ia mengungkapkan, upaya dan peran pemerintah masih jauh dari harapan masyarakat khusunya bagi para petani. Selain dari komitmen pemerintah untuk memperjuangkan harga beli bawang, belum membuahkan hasil juga terkait dengan pemberlakuan harga jual pupuk dan obat-obatan yang masih dirasakan mencekik petain.
“Pemerintah daerah hanya setengah hati memperjuangkan nasib para petani, karena mereka hanya memberikan janji yang tidak pernah diwujudkan. Karena hingga saat ini, tidak ada perubahan yang dirasakan oleh petani, baik itu harga beli pupuk dan obat-obatan lebih-lebih harga jual bawang yang masih rendah,”keluhnya.
Ia baerharap, agar pememrintah daerah betul-betul mewujudkan komitmennya untuk memperjuangkan nasib para petani. Karena upaya pemerintah untuk mensejahterakan petani, cumin hanya slogan saja. (KS-MUL)
COMMENTS