Tahun 2018 ini, Negara mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bernilai fantastik untuk sejumlah paket proyek di Dinas ...
Tahun 2018 ini, Negara mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bernilai fantastik untuk sejumlah paket proyek di Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima. Salah satunya, untuk proyek pembangunan Puskesmas percontohan di Kecamatan Parado. Namun, pembangunan Pusat Pelayanan Kesehatan yang menghabiskan Uang Negara sebesbar Rp.7,7 Miliar lebih tersebut menuai masalah. Persoalannya, bangunan tersebut ditemukan ambruk sebelum masa pekerjaan selesai. Publik juga mempertanyakan kinerja Tim Pengawal Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) yang dibentuk secara internal oleh pihak Kejaksaan yang diketahui selaku pihak yang mengawasi langsung sejumlah proyek di Kabupaten dan Kota Bima.
BIMA, K S. – Ambruknya Bangunan tersebut hingga bahkan sudah beredar luas, tak terkecuali di Media Sosial (Medsos). Diduga kuat hal itu terjadi karena persoalan campuran material yang tidak sesuai dengan aturan main yang telah ditentukan.”Penyebabnya, campuran semen dan pasir yang tidak sesuai dengan spesifikasinya. Sehingga mengakibatkan bangunan itu ambruk,” ungkap sumber terpercaya koran stabilitas.
Tak hanya itu, sumber pun menduga, telah terjadi upaya kongkalingkong antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Dikes dengan kontraktor. Bentuknya, pemotongan biaya pembangunan. Sehingga, pembangunan Puskesmas itu terkesan asal jadi hingga bahkan ambruk. “Semestinya dengan biaya sebesar itu, yang dikedepankan adalah kualitas. Faktanya, justeru berbedanding terbalik, bangunan tersebut ambruk,” bebernya.
Karenanya, sumber meminta agar Bupati Bima dan termasuk Institusi penegak hukum untuk segera mengambil tindakan. “Saya meminta Institusi Penegak Hukum untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap Pejabat Pembuat Komitmen (LPK) dan PT. Wahanatiri Tata Wicaksana terkait ambruknya pembangunan Puskesmas Parado yang menelan APBN Rp.7.7,” tegas sumber.
Terlebih sebutnya, Puskesmas Parado merupakan Puskesmas percontohan dengan model pembangunan yang bagus. Sehingga, msejumlah Puskesmas di sejumlah kecamatan lainnya dapat menjadikan contoh layanan pasien yang berkualitas.
Hingga saat ini, baik Dikes maupun pihak Kontraktor belum berhasil ditemui. (KS-Anhar)
![]() |
Ilustrasi |
BIMA, K S. – Ambruknya Bangunan tersebut hingga bahkan sudah beredar luas, tak terkecuali di Media Sosial (Medsos). Diduga kuat hal itu terjadi karena persoalan campuran material yang tidak sesuai dengan aturan main yang telah ditentukan.”Penyebabnya, campuran semen dan pasir yang tidak sesuai dengan spesifikasinya. Sehingga mengakibatkan bangunan itu ambruk,” ungkap sumber terpercaya koran stabilitas.
Tak hanya itu, sumber pun menduga, telah terjadi upaya kongkalingkong antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Dikes dengan kontraktor. Bentuknya, pemotongan biaya pembangunan. Sehingga, pembangunan Puskesmas itu terkesan asal jadi hingga bahkan ambruk. “Semestinya dengan biaya sebesar itu, yang dikedepankan adalah kualitas. Faktanya, justeru berbedanding terbalik, bangunan tersebut ambruk,” bebernya.
Karenanya, sumber meminta agar Bupati Bima dan termasuk Institusi penegak hukum untuk segera mengambil tindakan. “Saya meminta Institusi Penegak Hukum untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap Pejabat Pembuat Komitmen (LPK) dan PT. Wahanatiri Tata Wicaksana terkait ambruknya pembangunan Puskesmas Parado yang menelan APBN Rp.7.7,” tegas sumber.
Terlebih sebutnya, Puskesmas Parado merupakan Puskesmas percontohan dengan model pembangunan yang bagus. Sehingga, msejumlah Puskesmas di sejumlah kecamatan lainnya dapat menjadikan contoh layanan pasien yang berkualitas.
Hingga saat ini, baik Dikes maupun pihak Kontraktor belum berhasil ditemui. (KS-Anhar)
COMMENTS