Hingga saat ini, sebanyak 7 Ribu Kepala Keluarga (KK) di Kota Bima yang menjadi pelanggan PDAM masih kesulitan mendapat Air Bersih. Kondisi...
Hingga saat ini, sebanyak 7 Ribu Kepala Keluarga (KK) di Kota Bima yang menjadi pelanggan PDAM masih kesulitan mendapat Air Bersih. Kondisi demikian semakin parah saat pengerjaan proyek drainase usai Kota Bima dilanda Banjir Bandang Desember 2016 lalu.
KOTA BIMA, KS.- "Akibat proyek itu, bayangkan berapa banyak masyarakat yang kesulitan mendapat air bersih," ungkap Dirut PDAM Bima, H.Khaerudin Kamis (6/12).
Dikatakanya, sejumlah Pipa milik PDAM mengalami kerusakan dalam pengerjaan proyek tersebut. Sehingga, penyaluran air terhambat, bahkan sampai saat ini belum normal."Faktanya, ribuan KK yang menjadi pelanggan PDAM masih kesulitan mendapat air bersih. Pemicunya, karena pipa penyalur air yang rusak akibat proyek itu belum diperbaiki," katanya.
Pengerjaan drainase yang bersumber dari Anggaran Dana Siap Pakai (DSP) bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp13,1 miliar itu, memperoleh sorotan berbagai kalangan. Terlebih, anggaran untuk pengerjaan drainase yang dibongkar pasca banjir bandang, rupanya sudah habis terpakai. Padahal, masih ada sejumlah titik yang belum digarap.
Tak hanya itu, desakan agar pengerjaan segera dihentikan pun mencuat ke permukaan. Alasanya, karena diduga melabrak aturan.(KS-Anhar)
KOTA BIMA, KS.- "Akibat proyek itu, bayangkan berapa banyak masyarakat yang kesulitan mendapat air bersih," ungkap Dirut PDAM Bima, H.Khaerudin Kamis (6/12).
Dikatakanya, sejumlah Pipa milik PDAM mengalami kerusakan dalam pengerjaan proyek tersebut. Sehingga, penyaluran air terhambat, bahkan sampai saat ini belum normal."Faktanya, ribuan KK yang menjadi pelanggan PDAM masih kesulitan mendapat air bersih. Pemicunya, karena pipa penyalur air yang rusak akibat proyek itu belum diperbaiki," katanya.
Pengerjaan drainase yang bersumber dari Anggaran Dana Siap Pakai (DSP) bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp13,1 miliar itu, memperoleh sorotan berbagai kalangan. Terlebih, anggaran untuk pengerjaan drainase yang dibongkar pasca banjir bandang, rupanya sudah habis terpakai. Padahal, masih ada sejumlah titik yang belum digarap.
Tak hanya itu, desakan agar pengerjaan segera dihentikan pun mencuat ke permukaan. Alasanya, karena diduga melabrak aturan.(KS-Anhar)
COMMENTS