Bima,KS- Akibat diterjang badai dan gelombang tinggi yang disertai hujan di wilayah Kabupaten Bima, Senin (29/4), puluhan perahu milik warg...
Bima,KS- Akibat diterjang badai dan gelombang tinggi yang disertai hujan di wilayah Kabupaten Bima, Senin (29/4), puluhan perahu milik warga Desa Sangiang Kecamatan Wera Kabupaten Bima rusak berat dan hancur.
Salah seorang warga Desa Sangiang Staifullah mengatakan, puluhan perahu milik warga rusak akibat badai dan gelombang tinggi di daerah pesisisir Desa Sangiang kemarin.
"Ada 12 unit perahu yang rusak berat, dan 2 perahu lainya hancur," katanya.
Ia membeberkan, 2 perahu yang rusak tersebut, masing-masing milik Salahudin dan Hefrin warga desa setempat.
Akibat kejadian tersebut sambung Syaifullah, masing-masing pemilik perahu rusak mengalami kerugian sekitar Rp 300 juta.
Ia menambahkan, sementara itu warga desa setempat tidak ada yang melaut karena kondisi cuaca yang masih buruk serta gelombang yang masih tinggi.
"Nelayan belum ada yang melaut karena masih cuaca buruk," katanya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Bima agar segera melihat dan mendata perahu-perahu tersebut dan diberikan bantuan.
"Saya berharap pemerintah segera hadir dan memberikan bantuan untuk para pemilik perahu itu," harapnya.
Akibat gelombang tinggi yang menghantam kapal warga di Desa Sangiang, Senin (29/4) kemarin, pemerintah desa setempat mencatat para nelayan dan pemilik kapal mengalami kerugian ratusan juta.
Sekretaris Desa Sangiang Nasrullah mengatakan, pihaknya telah mendata dan mengirimkan laporan kepada Bupati Bima dan BPBD terkait insiden gelombang tinggi yang menerjang daerah pesisir Sangiang dan membuat kapal-kapal warga rusak.
"Sudah kami laporkan secara resmi ke Bupati dan BPBD," ujarnya, Selasa pekan ini.
Kata dia, berdasarkan pendataan pemerintah desa, jumlah perahu dan kapal warga yang rusak akibat gelombang tinggi tersebut sebanyak 7 kapal dengan total kerugian sebanyak Rp. 588.500.000.
"7 kapal itu ada yang rusak berat hingga rusak ringan," katanya.
Ia merincikan, kapal milik Salahudin Solo mengalami rusak berat dengan kerugian sebanyak Rp 183.000.000, kemudian kapal milik Hefrin rusak sedang dengan kerugian sebanyak Rp 140.000.000, kapal milik H Surlah juga rusak sedang dengan kerugian Rp 115.000.000, kapal milik M Sidik Abdullah juga rusak sedang dengan kerugian sebanyak Rp 80.000.000.
Lalu kapal milik Depiyanto mengalami rusak sedang dengan kerugian sebanyak Rp 45. 000.000, kapal milik Maman Meja rusak ringan dengan jumlah kerugian Rp 18.000.000.
"1 Sampan mesin milik Mahmud hilang. Dia mengalami kerugian sebesar Rp 7.500.000," sebutnya.(KS-Aris)
![]() |
Ilustrasi |
Salah seorang warga Desa Sangiang Staifullah mengatakan, puluhan perahu milik warga rusak akibat badai dan gelombang tinggi di daerah pesisisir Desa Sangiang kemarin.
"Ada 12 unit perahu yang rusak berat, dan 2 perahu lainya hancur," katanya.
Ia membeberkan, 2 perahu yang rusak tersebut, masing-masing milik Salahudin dan Hefrin warga desa setempat.
Akibat kejadian tersebut sambung Syaifullah, masing-masing pemilik perahu rusak mengalami kerugian sekitar Rp 300 juta.
Ia menambahkan, sementara itu warga desa setempat tidak ada yang melaut karena kondisi cuaca yang masih buruk serta gelombang yang masih tinggi.
"Nelayan belum ada yang melaut karena masih cuaca buruk," katanya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Bima agar segera melihat dan mendata perahu-perahu tersebut dan diberikan bantuan.
"Saya berharap pemerintah segera hadir dan memberikan bantuan untuk para pemilik perahu itu," harapnya.
Akibat gelombang tinggi yang menghantam kapal warga di Desa Sangiang, Senin (29/4) kemarin, pemerintah desa setempat mencatat para nelayan dan pemilik kapal mengalami kerugian ratusan juta.
Sekretaris Desa Sangiang Nasrullah mengatakan, pihaknya telah mendata dan mengirimkan laporan kepada Bupati Bima dan BPBD terkait insiden gelombang tinggi yang menerjang daerah pesisir Sangiang dan membuat kapal-kapal warga rusak.
"Sudah kami laporkan secara resmi ke Bupati dan BPBD," ujarnya, Selasa pekan ini.
Kata dia, berdasarkan pendataan pemerintah desa, jumlah perahu dan kapal warga yang rusak akibat gelombang tinggi tersebut sebanyak 7 kapal dengan total kerugian sebanyak Rp. 588.500.000.
"7 kapal itu ada yang rusak berat hingga rusak ringan," katanya.
Ia merincikan, kapal milik Salahudin Solo mengalami rusak berat dengan kerugian sebanyak Rp 183.000.000, kemudian kapal milik Hefrin rusak sedang dengan kerugian sebanyak Rp 140.000.000, kapal milik H Surlah juga rusak sedang dengan kerugian Rp 115.000.000, kapal milik M Sidik Abdullah juga rusak sedang dengan kerugian sebanyak Rp 80.000.000.
Lalu kapal milik Depiyanto mengalami rusak sedang dengan kerugian sebanyak Rp 45. 000.000, kapal milik Maman Meja rusak ringan dengan jumlah kerugian Rp 18.000.000.
"1 Sampan mesin milik Mahmud hilang. Dia mengalami kerugian sebesar Rp 7.500.000," sebutnya.(KS-Aris)
COMMENTS