Bima,KS- Sekelompok warga yang menamakan diri Forum Pemuda Peduli Tani, tetiba menabur bibit jagung yang diketahui bermerek premium 919, di ...
Bima,KS-Sekelompok warga yang menamakan diri Forum Pemuda Peduli Tani, tetiba menabur bibit jagung yang diketahui bermerek premium 919, di ruang Ketua DPRD Kabupaten Bima, M Putera Feriyandi.
Terpantau wartawan, diketahui beberapa zak bibit jagung warna pink itu, sengaja dibuat berserakan di ruang Ketua Dewan, dengan alasan dewan wabil khusus Ketuanya, setengah hati menyikapi keluhan para petani jagung yang ada di Kabupaten Bima."Kami kesal sikap Ketua yang tidak tepati janji audensi jam 10 wita. Sampai jam segini belum datang,"kesalnya sambil terus menaburi bibit yang dinyatakan mereka bibit biji mati.
Kegaduhan yang terjadi di depan ruang ketua dewan itu, tidak berlangsung lama, setelah sekelompok warga yang tergabung dalam FPPT diarahkan Sekwan masuk ke ruang rapat utama untuk memulai rapat dengar pendapat dengan legislatif, seiring hadirnya ketua dewan.
Sesaat rapat dimulai, Ketua FPPT, Soalihun Hadi, mendesak legislatif merekomendasikan pencabutan bibit jagung 919 yang tidak berkualitas dan praktis ditolak seluruh petani jagung seantero kabupaten Bima.
Igen (sapaan Soalihun), mendesak selain merekomendasikan bibit 919 juga meminta segera menggantikan dengan bibit jagung NK 7328, bisi 18 dan Pioner.
Sebab kalau tidak, dugaan adanya konspirasi jahat dari anggaran pengadaan bibit yang mencapai angka Rp 17 Miliar lebih itu, betul-betul terjadi di Dinas Pertanian.
FPPT juga memperrtanyakan ketidakhadiran Kepala Dinas Pertanian? Indra Jaya serta Kabid Tanaman Pangan, Mansur saat audensi tersebut. "Mestinya dua pejabat itu harus hadir karena mereka penanggungjawab persoalan besar ini. Jangan justeru study banding di Malang sebagaimana diberirahukan pimpinan sidang M Aminullah,"sentilnya Irawan anggota FPPT lainnya sambil membanting sejumlah zak bibit jagung 919 diruang rapat utama yang diikuti sejumlah anggota lainnya.
Kegaduhan pertemuan itu semakin menjadi hingga pertemuan diskors, penyebab kegaduhan sejumlah anggota FPPT itu, akibat Ketua Dewan keluar meninggalkan ruang rapat
"Ketua ini sepertinya tidak menghargai kami dan para petani yang berteriak menolak bibit jagung. Koq ninggalin pertemuan seperti itu, "teriak ketua FPPT yang diikuti sejumlah anggota lainnya sembari mereka kembali melempari sejumlah zak bibit jagung diseluruh ruangan rapat paripurna tersebut.
Dukungan untuk menghadirkan Kadis dan Kabid terkait sebagaimana desakan FPPT, datang dari sejumlah anggota dewan. Diantaranya Ruslan dari Gerindra, Ilham Yusuf dari PKS dan Edi Mukhlis dari Nasdem. Kata sejumlah Ketua Fraksi itu, sangat tidak bermakna pertemuan tersebut, jika kadis dan kabid tidak hadir sebagai penentu keputusan dan kebijakan atas sengkarut bibit jagung tersebut.
Malah pernyataan yang menohok dan mencengangkan dilontrakan Edi Mukhlis. Katanya, Kabid Mansyur itu seorang pejabat yang licik yang tidak menghargai setiap panggilan dewan. "Mansyur itu pejabat yang bandel selama ini yang tidak pernah mau datang jika dipanggil dewan,"ujarnya.
Rumitnya pembahasan persoalan sengkarut bibit jagung tersebut, memunculkan pernyataan dari Firdaus duta PDI Perjuangan, agar pimpinan dewan selaku pengatur regulasi sebelum adanya Alat Kelengkapan Dewan (ADK) yang dibentuk, agar membentuk Panitia Khusus (Pansus) masalah bibit jagung.
Sementara Kabid Beni yang merupakan bagian dari unsur Dinas Pertanian, menjelaskan bahwa daerah atau dinas hanyalah penerima manfaat saja, karena PPK program bantuan bibit jagung adanya di Provinsi.
Nah, untuk soal petani mana saja yang mendapatkan atau menerima bibit jagung 919, jelas Beni, hanya 7 kecamatan saja diantaranya kecamatan Ambalawi, Sanggar, Soromandi dan lain-lain kecamatan.
Diakhir pertemuan itu, pimpinan sidang M Aminurllah menyimpulkan, penarikan kembali bibit 919 dan berikan kembali bibit jagung sesuai kebutuhan petani. Kalau memang tidak sesuai regulasi laorkan ke APH." Kesimpulan ini menjadi catatan penting untuk ditindaklanjuti,"tutupnya. (KS-Aris)
Terpantau wartawan, diketahui beberapa zak bibit jagung warna pink itu, sengaja dibuat berserakan di ruang Ketua Dewan, dengan alasan dewan wabil khusus Ketuanya, setengah hati menyikapi keluhan para petani jagung yang ada di Kabupaten Bima."Kami kesal sikap Ketua yang tidak tepati janji audensi jam 10 wita. Sampai jam segini belum datang,"kesalnya sambil terus menaburi bibit yang dinyatakan mereka bibit biji mati.
Kegaduhan yang terjadi di depan ruang ketua dewan itu, tidak berlangsung lama, setelah sekelompok warga yang tergabung dalam FPPT diarahkan Sekwan masuk ke ruang rapat utama untuk memulai rapat dengar pendapat dengan legislatif, seiring hadirnya ketua dewan.
Sesaat rapat dimulai, Ketua FPPT, Soalihun Hadi, mendesak legislatif merekomendasikan pencabutan bibit jagung 919 yang tidak berkualitas dan praktis ditolak seluruh petani jagung seantero kabupaten Bima.
Igen (sapaan Soalihun), mendesak selain merekomendasikan bibit 919 juga meminta segera menggantikan dengan bibit jagung NK 7328, bisi 18 dan Pioner.
Sebab kalau tidak, dugaan adanya konspirasi jahat dari anggaran pengadaan bibit yang mencapai angka Rp 17 Miliar lebih itu, betul-betul terjadi di Dinas Pertanian.
FPPT juga memperrtanyakan ketidakhadiran Kepala Dinas Pertanian? Indra Jaya serta Kabid Tanaman Pangan, Mansur saat audensi tersebut. "Mestinya dua pejabat itu harus hadir karena mereka penanggungjawab persoalan besar ini. Jangan justeru study banding di Malang sebagaimana diberirahukan pimpinan sidang M Aminullah,"sentilnya Irawan anggota FPPT lainnya sambil membanting sejumlah zak bibit jagung 919 diruang rapat utama yang diikuti sejumlah anggota lainnya.
Kegaduhan pertemuan itu semakin menjadi hingga pertemuan diskors, penyebab kegaduhan sejumlah anggota FPPT itu, akibat Ketua Dewan keluar meninggalkan ruang rapat
"Ketua ini sepertinya tidak menghargai kami dan para petani yang berteriak menolak bibit jagung. Koq ninggalin pertemuan seperti itu, "teriak ketua FPPT yang diikuti sejumlah anggota lainnya sembari mereka kembali melempari sejumlah zak bibit jagung diseluruh ruangan rapat paripurna tersebut.
Dukungan untuk menghadirkan Kadis dan Kabid terkait sebagaimana desakan FPPT, datang dari sejumlah anggota dewan. Diantaranya Ruslan dari Gerindra, Ilham Yusuf dari PKS dan Edi Mukhlis dari Nasdem. Kata sejumlah Ketua Fraksi itu, sangat tidak bermakna pertemuan tersebut, jika kadis dan kabid tidak hadir sebagai penentu keputusan dan kebijakan atas sengkarut bibit jagung tersebut.
Malah pernyataan yang menohok dan mencengangkan dilontrakan Edi Mukhlis. Katanya, Kabid Mansyur itu seorang pejabat yang licik yang tidak menghargai setiap panggilan dewan. "Mansyur itu pejabat yang bandel selama ini yang tidak pernah mau datang jika dipanggil dewan,"ujarnya.
Rumitnya pembahasan persoalan sengkarut bibit jagung tersebut, memunculkan pernyataan dari Firdaus duta PDI Perjuangan, agar pimpinan dewan selaku pengatur regulasi sebelum adanya Alat Kelengkapan Dewan (ADK) yang dibentuk, agar membentuk Panitia Khusus (Pansus) masalah bibit jagung.
Sementara Kabid Beni yang merupakan bagian dari unsur Dinas Pertanian, menjelaskan bahwa daerah atau dinas hanyalah penerima manfaat saja, karena PPK program bantuan bibit jagung adanya di Provinsi.
Nah, untuk soal petani mana saja yang mendapatkan atau menerima bibit jagung 919, jelas Beni, hanya 7 kecamatan saja diantaranya kecamatan Ambalawi, Sanggar, Soromandi dan lain-lain kecamatan.
Diakhir pertemuan itu, pimpinan sidang M Aminurllah menyimpulkan, penarikan kembali bibit 919 dan berikan kembali bibit jagung sesuai kebutuhan petani. Kalau memang tidak sesuai regulasi laorkan ke APH." Kesimpulan ini menjadi catatan penting untuk ditindaklanjuti,"tutupnya. (KS-Aris)
COMMENTS