Kota Bima,KS.- Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Hilwa oleh CV Madina, tidak saja ditengarai mengandung lumut, lebih dari itu ada yang...
Kota Bima,KS.- Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Hilwa oleh CV Madina, tidak saja ditengarai mengandung lumut, lebih dari itu ada yang diduga ganjil alias tidak seperti AMDK lain soal pemanfaatan bahan baku airnya.
AMDK Hilwa ternyata memanfaatkan sumber air yang disalurkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bima. kepastian itu disampaikan sendiri oleh manager Hilwa, Haikal Fernandi, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan Rabu (11/12). “Sumber air Hilwa dari PDAM,”sebutnya saat menjelaskan soal mengandung lumutnya air dalam kemasan gelas tersebut.
Apakah boleh memanfaatkan sumber air dari PDAM ?, Direktur PDAM Bima, Khairuddin MT yang ditanya wartawan Kamis (12/12) diruang kerjanya, membenarkan sumber air AMDK Hilwa dari produksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bima yang tengah dipimpinnya.”Iya benar air Hilwa dari PDAM,”jawabnya.
Soal boleh atau tidaknya AMDK memanfaatkan air PDAM, tidak ada masalah katanya. Sebab PDAM memiliki dua fungsi yakni, bermanfaat untuk konsumen sosial dan masyarakat juga bermanfaat dari sisi bisnis. Dari sisi kedua inilah tegasnya, mengapa Hilwa atau AMDK lain boleh memanfaatkan air dari PDAM.
Adakah aturanya yang mendasari boleh tidaknya dijual secara bisnis ?, saat itulah sang Direktur ini mulai berkelit dengan nada agak tinggi, lalu berucap, apa yang keluar dimulutnya itulah aturan di PDAM,”Apa yang keluar dari mulugt saya itulah aturan yang ada di PDAM ini,”sebutnya.
Nah, saat ditanya apakah sama nilai jual untuk masyarakat dengan bisnis, Khairuddin, mengaku tidak sama.”Kalau untuk masyarakat dijual Rp 4 ribu lebih perkubik, sementara untuk bisnis seperti di Hilwa dijula Rp 6 ribu lebih perkubik,”jelasnya.
Direktur Khairuddin, semakin berkelit dan menunjukan ke-egoannya, saat ditanya, jika dibenarkan berbisnis air pada AMDK, lalu berapa dalam sebulan hasil jualan pada air Hilwa ?, malah dijawab enteng, tidak perlu wartawan tahu atau publik tahu sedetail itu. Karena itu katanya, rahasia perusahaan.
“tidak semua harus dibuka ada yang namanya rahasia. Anda tahu apa itu rahasia,“tanyanya dengan gestur tampak meninggi emosinya.
Sementara dilain sisi sang direktur, mengeluh betapa awal dia diangkat menjadi direktur PDAM, seperti masuk dalam hutan belantara, semuanya dalam keadaan rusak parah managemennya. Bahkan seluruh karyawan sudah tidak dijagi berbulan-bulan.
Kini akunya managemen PDAM mulai membaik, hanya butuh asupan dari berbagai pihak bukan saja Kabupaten Bima, Kota Bima dan Provinsi NTB.(KS-Aris)
Direktur PDAM Bima, Khairuddin MT |
AMDK Hilwa ternyata memanfaatkan sumber air yang disalurkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bima. kepastian itu disampaikan sendiri oleh manager Hilwa, Haikal Fernandi, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan Rabu (11/12). “Sumber air Hilwa dari PDAM,”sebutnya saat menjelaskan soal mengandung lumutnya air dalam kemasan gelas tersebut.
Apakah boleh memanfaatkan sumber air dari PDAM ?, Direktur PDAM Bima, Khairuddin MT yang ditanya wartawan Kamis (12/12) diruang kerjanya, membenarkan sumber air AMDK Hilwa dari produksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bima yang tengah dipimpinnya.”Iya benar air Hilwa dari PDAM,”jawabnya.
Soal boleh atau tidaknya AMDK memanfaatkan air PDAM, tidak ada masalah katanya. Sebab PDAM memiliki dua fungsi yakni, bermanfaat untuk konsumen sosial dan masyarakat juga bermanfaat dari sisi bisnis. Dari sisi kedua inilah tegasnya, mengapa Hilwa atau AMDK lain boleh memanfaatkan air dari PDAM.
Adakah aturanya yang mendasari boleh tidaknya dijual secara bisnis ?, saat itulah sang Direktur ini mulai berkelit dengan nada agak tinggi, lalu berucap, apa yang keluar dimulutnya itulah aturan di PDAM,”Apa yang keluar dari mulugt saya itulah aturan yang ada di PDAM ini,”sebutnya.
Nah, saat ditanya apakah sama nilai jual untuk masyarakat dengan bisnis, Khairuddin, mengaku tidak sama.”Kalau untuk masyarakat dijual Rp 4 ribu lebih perkubik, sementara untuk bisnis seperti di Hilwa dijula Rp 6 ribu lebih perkubik,”jelasnya.
Direktur Khairuddin, semakin berkelit dan menunjukan ke-egoannya, saat ditanya, jika dibenarkan berbisnis air pada AMDK, lalu berapa dalam sebulan hasil jualan pada air Hilwa ?, malah dijawab enteng, tidak perlu wartawan tahu atau publik tahu sedetail itu. Karena itu katanya, rahasia perusahaan.
“tidak semua harus dibuka ada yang namanya rahasia. Anda tahu apa itu rahasia,“tanyanya dengan gestur tampak meninggi emosinya.
Sementara dilain sisi sang direktur, mengeluh betapa awal dia diangkat menjadi direktur PDAM, seperti masuk dalam hutan belantara, semuanya dalam keadaan rusak parah managemennya. Bahkan seluruh karyawan sudah tidak dijagi berbulan-bulan.
Kini akunya managemen PDAM mulai membaik, hanya butuh asupan dari berbagai pihak bukan saja Kabupaten Bima, Kota Bima dan Provinsi NTB.(KS-Aris)
COMMENTS