Kota Bima,KS.- Kabar bocornya pipa milik Pertamina Fuel Terminal Bima sebagaimana dugaan yang disampaikan Pengelola Kawasan Wisata Pantai L...
Kota Bima,KS.-Kabar bocornya pipa milik Pertamina Fuel Terminal Bima sebagaimana dugaan yang disampaikan Pengelola Kawasan Wisata Pantai Lawata seperti yang terekam di rekaman video bedurasi 5,36 detik, dibantah keras managemen Pertamina Fuel Terminal Bima.
"Tidak benar adanya pipa yang bocor di terminal ini. Apabila ada pipa yang bocor, pasti kegiatan operasional tidak bisa beroperasi, "bantah manager Pertamina Feul Terminal Bima, Yudo Tri Pramono, Senin sore (16/12) ini pada sejumlah wartawan diruang kerjanya bilangan Wadumbolo Kota Bima.
Pipa yang posisinya dibawah laut, jikapun terjadi kebocoran, katanya, tentu sampai hari ini, kegiatan operasional tidak bisa berjalan alias terhenti dalam waktu lama hingga usaha perbaikan pipa tuntas."Butuh waktu lama untuk proses perbaikan, "jelas Yudo yang saat itu ditemani dua managemen lainnya.
Nah, bicara apakah benar laut sekitar Wadumbolo dan Lawata tercemar seperti yang didugakan, pihaknya yang saat itu menerima pengadun dan laporan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, langsung turun cek kondisi lapangan.
"Setelah menerima laporan dari Pak Haris DLH, kami turunkan anggota untuk menyisir kawasan laut mulai dari Wadumbolo hingga kawasan Lawata. Dari kasat mata kami tidak menemukan adanya lemak dan minyak yang ada dipermukaan laut,"jelsnya.
Masih dijelaskannya, dari hasil penyisrian di radius sampai 1 kilometer itu, disamping tidak menemukan bukti adanya pencemaran air laut karena adanya minyak dan lemak, pihaknya juga membawa serta sampel air laut..
"Sampel air laut itu kami serahkan ke Tim Lab Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bima. Tetapi ditolak karena sampel itu sudah lebih dari 1 kali 24 jam dari awal pengambilan sampel,"katanya.
Lalu cerita Yudo, Tim lab yang diminta pihaknya untuk menguji lab kadar air laut apakah tercemar atau tidak, mengambil sendiri sampelnya.
Memang disebutkannya, mengutip penjelasan Tim Lab Kota Bima, kalau untuk pengujian lemak dan minyak, harus dikirim ke Mataram. Namun dari
Hasil uji lab lainnya air laut tidak tercemar masih dibawah ambang batas.
Diakhir penjelasannya Yudo memastikan, keberadaan Pertamina Fuel Terminal Bima, kepanjangan tangan PT Perramina Pusat yang bertugas dan berdedikasi sepenuh hati untuk Bima tercinta.(KS-Aris)
"Tidak benar adanya pipa yang bocor di terminal ini. Apabila ada pipa yang bocor, pasti kegiatan operasional tidak bisa beroperasi, "bantah manager Pertamina Feul Terminal Bima, Yudo Tri Pramono, Senin sore (16/12) ini pada sejumlah wartawan diruang kerjanya bilangan Wadumbolo Kota Bima.
Pipa yang posisinya dibawah laut, jikapun terjadi kebocoran, katanya, tentu sampai hari ini, kegiatan operasional tidak bisa berjalan alias terhenti dalam waktu lama hingga usaha perbaikan pipa tuntas."Butuh waktu lama untuk proses perbaikan, "jelas Yudo yang saat itu ditemani dua managemen lainnya.
Nah, bicara apakah benar laut sekitar Wadumbolo dan Lawata tercemar seperti yang didugakan, pihaknya yang saat itu menerima pengadun dan laporan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, langsung turun cek kondisi lapangan.
"Setelah menerima laporan dari Pak Haris DLH, kami turunkan anggota untuk menyisir kawasan laut mulai dari Wadumbolo hingga kawasan Lawata. Dari kasat mata kami tidak menemukan adanya lemak dan minyak yang ada dipermukaan laut,"jelsnya.
Masih dijelaskannya, dari hasil penyisrian di radius sampai 1 kilometer itu, disamping tidak menemukan bukti adanya pencemaran air laut karena adanya minyak dan lemak, pihaknya juga membawa serta sampel air laut..
"Sampel air laut itu kami serahkan ke Tim Lab Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bima. Tetapi ditolak karena sampel itu sudah lebih dari 1 kali 24 jam dari awal pengambilan sampel,"katanya.
Lalu cerita Yudo, Tim lab yang diminta pihaknya untuk menguji lab kadar air laut apakah tercemar atau tidak, mengambil sendiri sampelnya.
Memang disebutkannya, mengutip penjelasan Tim Lab Kota Bima, kalau untuk pengujian lemak dan minyak, harus dikirim ke Mataram. Namun dari
Hasil uji lab lainnya air laut tidak tercemar masih dibawah ambang batas.
Diakhir penjelasannya Yudo memastikan, keberadaan Pertamina Fuel Terminal Bima, kepanjangan tangan PT Perramina Pusat yang bertugas dan berdedikasi sepenuh hati untuk Bima tercinta.(KS-Aris)
COMMENTS