Kota Bima,KS.- Segala daya dan uapaya serta kerja keras tersistematis telah dilakukan Pemerintah Kota Bima melaui Tim Gugus Tugas yang telah...
Kota Bima,KS.-Segala daya dan uapaya serta kerja keras tersistematis telah dilakukan Pemerintah Kota Bima melaui Tim Gugus Tugas yang telah dibentuk dan bekerja. Mulai dari pencegahan, pengobatan hingga usaha memutus mata rantai perderan dan mewabahnya Virus Corona Covid-19. Termasuk pula, mengeluarkan berbagai imbauan dan maklumat agar seluruh warga bisa mengtanesinya demi kebaikan bersama.
Hanya saja diauki Walikota Bima, H Muhammad Lutfi, Selasa (21/4) siang saat jumpa wartawan, sebagian warga Kota Bima, masih tidak patuh terhdapa berbagai imbauan dan maklumat yang dikeluarkan.
“Imbauan agar masyarakat agar menjaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan mengunakan sabun, tidak keluar rumah jika tidak ada aktifitas penting, masih saja dilanggar dan tidak dipatuhi. Padahal itu demi kebaikan dan keselamatan diri dan keluarga ditengah mewabahnya pandemi ini,”keluh Walikota Bima.
Masih banyak warga Kota Bima sebut orang nomor satu di Kota Bima ini, yang belum taat,tidak mau dan enggan menjaga jarak, keluyuran malam hari dan masih ada yang tak menggunakan masker ketika berada diluar.
“Ini berdasarkan pantauan lurah, babinsa, dan bhabinkantibmas. 50 persen masyarakat kota bima belum sadar terhadap dampak corona ini,’ujarnya.
Ketidakpatutan itu, sambung Walikota, tergambar di sejumlah tempat ibadah. Masih banyak masyarakat yang masih melaksanakan sholat jumat di masjid padahal sudah ada imbauan dari Pemerintah termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Masyarakat harus sadar, jaga jarak itu penting untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19," terangnya.
Lutfi mengaku, untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 Pemerintah Kota Bima tidak mampu melaksanakan sendiri tanpa ada dukungan semua pihak termasuk masyarakat.
"Tidak mungkin pemerintah bisa lakukan pencegahan secara masif, jika tidak ada kesadaran tinggi dari masyarakat," tegasnya.
Selain itu, Wali Kota juga meminta masyarakat untuk jujur ketika datang dari daerah terpapar. Begitu pun ketika ada gejala-gejala yang mengarah ke covid-19 seperti panas, demam, sesak napas dan lainnya, masyarakat harus jujur.
"Jika ada gejala seperti itu, laporkan ke petugas medis. Saat diperiksa pun harus jujur disampaikan riwayat perjalanan dan gejala yang dialami supaya diberi penanganan sesuai SOP Covid-19,"imbaunya.(RED)
Hanya saja diauki Walikota Bima, H Muhammad Lutfi, Selasa (21/4) siang saat jumpa wartawan, sebagian warga Kota Bima, masih tidak patuh terhdapa berbagai imbauan dan maklumat yang dikeluarkan.
“Imbauan agar masyarakat agar menjaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan mengunakan sabun, tidak keluar rumah jika tidak ada aktifitas penting, masih saja dilanggar dan tidak dipatuhi. Padahal itu demi kebaikan dan keselamatan diri dan keluarga ditengah mewabahnya pandemi ini,”keluh Walikota Bima.
Masih banyak warga Kota Bima sebut orang nomor satu di Kota Bima ini, yang belum taat,tidak mau dan enggan menjaga jarak, keluyuran malam hari dan masih ada yang tak menggunakan masker ketika berada diluar.
“Ini berdasarkan pantauan lurah, babinsa, dan bhabinkantibmas. 50 persen masyarakat kota bima belum sadar terhadap dampak corona ini,’ujarnya.
Ketidakpatutan itu, sambung Walikota, tergambar di sejumlah tempat ibadah. Masih banyak masyarakat yang masih melaksanakan sholat jumat di masjid padahal sudah ada imbauan dari Pemerintah termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Masyarakat harus sadar, jaga jarak itu penting untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19," terangnya.
Lutfi mengaku, untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 Pemerintah Kota Bima tidak mampu melaksanakan sendiri tanpa ada dukungan semua pihak termasuk masyarakat.
"Tidak mungkin pemerintah bisa lakukan pencegahan secara masif, jika tidak ada kesadaran tinggi dari masyarakat," tegasnya.
Selain itu, Wali Kota juga meminta masyarakat untuk jujur ketika datang dari daerah terpapar. Begitu pun ketika ada gejala-gejala yang mengarah ke covid-19 seperti panas, demam, sesak napas dan lainnya, masyarakat harus jujur.
"Jika ada gejala seperti itu, laporkan ke petugas medis. Saat diperiksa pun harus jujur disampaikan riwayat perjalanan dan gejala yang dialami supaya diberi penanganan sesuai SOP Covid-19,"imbaunya.(RED)
COMMENTS