Dalam setahun lebih terakhir ini, penyakit sosial seperti minuman keras (miras) bahkan narkoba semakin merajalela di wilayah hukum Pemerinta...
Dalam setahun lebih terakhir ini, penyakit sosial seperti minuman keras (miras) bahkan narkoba semakin merajalela di wilayah hukum Pemerintah Kota Bima. Buktinya, di sejumlah cafe disepanjang jalan Ule miras dengan bebas diperjual belikan.Parahnya lagi, musik disk jockey ( DJ ) tiap malam Kamis dan malam Minggu serta berjoget ria pemuda pemudi yg masih ABG bebas digelar sampai dinihari.
 |
| Ilustrasi miras jenis bir hasil sitaan polisi |
KOTA BIMA.- Bebasnya jual beli miras di Kota Bima diduga kuat karena ada indikasi bekingan oleh oknum aparat penegak hukum, termasuk pihak pemerintah juga terkesan membiarkan maksiat terus merajalela padahal Kota Bima ada perda pelarangan jual beli miras,namun tak dilaksanakan perintah perda tersebut.
Salah seorang warga Ule kepada wartawan Koran Stabilitas mengaku resah dengan kebebasan jual beli miras di kota Bima di sepanjang jalan Ule,apalgi ketika sejumlah kafe menggelar musik DJ, yg berkali-kali dilihatnya banyak muda mudi yang umur muda mengenakan baju transparan dan celana pendek, datang di lokasi DJ tersebut.
 |
| Ilustrasi narkoba jenis sabu-sabu hasil sitaan polisi |
"Kota Bima sekarang sudah rusak akibat ulah oknum serakah harta yang cari dari hasil jual barang haram,"kata warga Ule ini yang sudah berkali kali datangi wartawan koran stabilitas.
Sumber berita ini juga mengaku sering melihat pengunjung berkelahi dengan saling mengejar dengan parang,terutama di lokasi musik DJ di ujung Ule dekat pantai. Bahkan kejadian seperti itu seringkali meresahkan rakyat di sekitar Ule,apalagi saat ini di wilayah Ule banyak warga yang tinggal.
"Saya berharap ada kepedulian pemerintah kota Bima terutama aparat penegak hukum untuk memberantas peredaran miras di kota.bima. yang lebih penting adalah evaluasi ijin usaha sejumlah kafe di sepanjang jalan Ule,karena membawa maksiat di kota Bima selama ini,terutama dalam setahun lebih terakhir ini,'tuturnya.
Ia juga menduga kegiatan DJ dan bebasnya bisnis miras karena oknum warga yang terlibat dalam bisnis haram tersebut merasa nyaman melihat aparat penegak hukum diam diri.
"Intinya, miras itu bebas jual beli,ada indikasi bekingan dari oknum aparat dan pihak pihak tertentu," duganya seraya menilai pemerintah dan aparat keamanan menutup mata melihat kondisi daerah rusak moral karena ulah segelintir manusia.
Sementara Lurah Ule selaku kepala wilayah di sepanjang jalan lintas Ule kolo belum berhasil dilakukan konfirmasi. (KS-001)
COMMENTS