Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan partai politik pemenang kedua di Pemilihan Legislatif (Pileg) Tahun 2019 lalu, dengan perolehan enam...
Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan partai politik pemenang kedua di Pemilihan Legislatif (Pileg) Tahun 2019 lalu, dengan perolehan enam kursi, dari tujuh kursi yang didapat pada pileg 2014 lalu. Kekurangan satu kursi PAN di lembaga politik DPRD Kabupaten Bima tersebut, karena ada beberapa parpol lain yang tak diduga bisa meraih kursi banyak, seperti Partai Golkar yang hanya mendapat enam kursi di pileg 2014, namun di pileg 2019 Golkar meraih Sembilan kursi. Begitu juga dengan PPP, dari empat kursi 2014 menjadi 5 kursi 2019, termasuk Partai Gerindra dan Demokrat masing-masing bertambah satu kursi di pileg 2019.
BIMA, KS.- Bila tidak segera dibenahi management organisasi PAN tersebut, dikhawatirkan di pileg berikutnya PAN akan mengalami nasib tidak beruntung saat dihadapkan dengan kontenstan politik pileg, juga ajang kontenstan lainnya, sehingga salah satu cara atau strategis yang harus segera dilakukan adalah menggelorakan budaya kebersamaan, melibatkan seluruh pengurus PAN di tingkat Kecamatan dan desa, juga organisasi sayap partai, agar apa yang menjadi niat partai bisa diwujudkan. Bila tidak jalan bersama, benahi bersama, menyumbang pikiran bersama, maka PAN di Kabupaten Bima, dapat diprediksikan akan mengalami nasib buruk, dibandingkan dengan partai lain, yang terus ingin mengejar kesuksesan hasil politik, dikala pertandingan politik dihelat.
Lantas, adakah keterkaitan dengan kondisi diatas, termasuk hasil Pilkada 9 Desember 2020 lalu, terjadinya pembukaan pendaftaran calon Ketua dan formatur lainnya di DPD PAN Kabupaten Bima sekarang ?. Ketua Panitia penjaringan, Drs.Abubakar alias Atobeko enggan mengomentari persoalan itu, karena di PAN memberikan peluang bagi kader termasuk diluar kader untuk bisa mencalonkan diri sebagai Ketua DPD PAN Kabupaten Bima.
“Lagi pula Ketua PAN KAbupaten Bima M.Aminullah,SE sekarang, sosok yang terbuka, sehingga memberikan kesempatan bagi kader dan seluruh anggota fraksi PAN sekarang untuk daftar,” cetusnya.
Atobeko mengaku ada beberapa nama yang sudah daftar seperti, Dagon yang juga kader militant PAN, Rafidin S,Sos anggota Fraksi PAN di DPRD Kabupaten Bima, dan dipastikan akan ada beberapa nama lain lagi nantinya, yang daftar.”Yang jelas, DPP PAN memerintahkan untuk membuka pendaftaran calon ketua di DPD PAN Kabupaten bima sekarang,” tukasnya.
Sementara Dagon mengaku siap memimpin PAN di Kabupaten Bima, jauh lebih maju dan berkembang lagi, karena dengan modal pengalaman di partai selama ini, tentunya akan bisa membawa partai ini menjadi partai besar di Kabupaten bima, juga menjadi partai yang akan terus memperjuangkan hak-hak rakyat, lebih-lebih terhadap semua pengurus PAN mulai dari tingkat Desa hingga Kabupaten.
“Insya Allah, jika dipercaya oleh DPP menjadi Ketua DPD PAN Kabupaten Bima, maka saya siap besarkan partai, tentunya saya akan gunakan kemampuan saya semaksimal mungkin, demi membesarkan partai ini,” janjinya.
Di tempat terpisah, Rafidin S,Sos mengaku mendaftarkan diri sebagai calon Ketua atas saran dan pendapat teman-teman di PAN. Namun, untuk bisa meraih Ketua DPD ia mengaku sangat pesimis karena sebelum menjadi dewan melalui PAN, tidak pernah menjadi pengurus PAN. Artinya, dengan menjadi wakil rakyat utusan PAN sudah sangat cukup dan bangga, karena dimatanya PAN adalah partai reformis, partai yang terus memperjuangkan nasib rakyat, partai yang memiliki prinsip menegakan kebenaran, partai yang terus mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro pada kepentingan rakyat, juga partai yang memiliki kader-kader militant yang setiap saat akan siap mempertaruhkan nyawanya demi membesarkan PAN.
“Saya sudah paham dengan cikal bakal didirikan PAN itu, yang intinya, semua kader-kader PAN terutama pengurus PAN harus menjadi bagian terdepan memperjuangkan nasib rakyat yang dianggap tidak perhatikan oleh pemerintah baik eksekutif maupun yudikatif. Sebab, partai akan besar bila pengurusnya terus berada ditengah-tengah kehidupan rakyat. Sebaliknya, jika kader PAN tidak peduli dengan organisasi partai, tidak peduli dengan keadaan rakyat, dan hanya memanfaatkan partai ini sebagai media pencitraan semata, maka siap-siap saja, narib partai akan terus memburuk,” pungkasnya.
Disinggung soal syarat untuk bisa menjadi Ketua Partai, tentunya harus memiliki pengalaman dalam organisasi. Rafidin hanya menyampaikan, bahwa dirinya pernah menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bima selama dua periode, dari 2013 sampai 2019. Ketika menjadi Ketua PWI Bima belum setahun berjalan sudah berhasil membangun Kantor PWI Bima, yang saat ini berdiri kokoh disamping Kantor Lurah Penato,I, atau sekitar 500meter dari Kantor Walikota Bima, menjadi Direktur Utama Direktur Utama sebuah Perusahaan Terbatas (PT) di media Koran Stabilitas mulai dari 2009 sampai 2018, menjadi Direktur Utama Lembaga Pemuda-Pemudi Kreatif Bima (LPPKB), juga dipercaya oleh rakyat di wilayah Lingkungan Lewijambu menjadi Ketua RW selama empat periode.
“Soal pengalaman organisasi insya Allah saya punya, karena saya ini punya banyak pengalaman yang berkaitan dengan cara pendekatan antarsesama, terutama cara membesarkan organisasi menjadi organisasi yang mendapat perhatian khusus, juga diperhitungkan oleh berbagai elemen. Tapi ingat, untuk Ketua PAN, saya melihat Ketua DPD PAN sekarang memiliki kemampuan untuk terus besarkan partai,” tandasnya. (KS-002M)
COMMENTS