Bima, KS. - Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Bima menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Bima, Senin (...
Berdasarkan pantauan media ini, massa aksi tidak hanya membawa spanduk yang berisi kecaman soal penanganan Covid-19, mereka juga membakar ban bekas di halaman pintu masuk Kantor Bupati Bima.
Koordinator Lapangan, Maklum menilai Pemerintah pusat termasuk pemerintah Kabupaten Bima gagal menangani pandemo Covid-19. Pasalnya hingga kini kondisinya semakin parah.
"Sejak awal kemunculan virus corona ini, kebijkan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak jauh logika bisnis, tegasnya.
Dia menyebutkan, penanganan Covid-19 yang dilakukan Pemerintah menimbulkan ketidakpercayaan bagi masyarakat, karena semakin buruknya penanganan terhadap virus tersebut. Apalagi di sektor kesehatan tentang vaksinasi dan lain sebagainya.
"Ada yang meninggal di Langgudu setelah 3 hari divaksin, padahal sebelumnya sehat-sehat saja," beber Maklum.
Disamping itu, Ia menegaskan pihaknya menolak sertifikat vaksin sebagai administrasi layanan publik. Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan harus terus memasifkan sosialisasi vaksinasi agar masyarakat tidak takut dan dihantui oleh informasi-informasi buruk yang beredar.
"Kami juga mendesak pemerintah daerah agar menyediakan alat kesehatan yang memadai dalam menangani Covid-19," katanya.
Selain menyuarakan aspirasi soal penanganan Covid-19, massa aksi juga meminta agar menghentikan tindakan represif terhadap gerakan rakyat. Memberikan standarisasi harga pupuk, serta memberikan pendidikan gratis bagi dunia pendidikan.
"Kami juga menuntut pemerintah agar menggratiskan biaya swab dan antigen. Kami butuh pengawasan yang intens untuk masyarakat yang divaksin dan tingkatkan kinerja Tim Satgas Penanganan Covid-19," tutup Maklum.(KS.AR03)
COMMENTS