BIMA, KS,- Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi SE mengatakan banjir yang terus terjadi di wilayah Kota Bima beberapa waktu lalu, akibat gunduln...
BIMA, KS,- Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi SE mengatakan banjir yang terus terjadi di wilayah Kota Bima beberapa waktu lalu, akibat gundulnya hutan yang dirambah oleh warga untuk tanam jagung serta pembukaan jalan tani program DPRD Provinsi NTB.
Menurut dia, persoalan banjir di wilayah Kota Bima yang sangat mendasar adalah perlunya kesadaran warga untuk tidak lagi merambah hutan, karena hal itu akan berdampak pembukaan jalan di lereng-lereng diatas gunung.
"Perambahan hutan ini yang membawa dampak betul ketika terjadinya banjir, lumpur-lumpur dari atas gunung turun," ucap Lutfi dalam sebuah wawancara televisi nasional, Jum'at (9/12) malam.
Menurut dia, wilayah Kota Bima seperti tempurung yang dikelilingi bukit-bukit. Lutfi mengakui memang tidak bisa dinafikkan bahwa di gunung-gunung Kota Bima mengalami pegundulan karena ulah warga yang menanam jagung. Namun hal itu harus ada langkah-langkah preventif yang dibuat.
"Makanya di tahun 2021 ini kita berusaha menanam tanaman keras di pinggiran sepadan sehingga tidak tergerus tanah-tanah gunung. Upaya migitasi bencana kita lakukan," ujarnya.
Selain itu, Lutfi juga menilai program-program aspirasi dari anggota DPRD Provinsi NTB, salahsatunya pembukaan jalan tani juga memperparah kerusakan gunung atau gundulnya hutan di wilayah Kota Bima selama ini.
"Pokir-pokir pembukaan jalan tani yang diluncurkan DPRD Provinsi ke daerah yang diminta oleh petani juga memicu gundulnya hutan kita," ujarnya.
Dengan pertimbangan tersebut, Ia mengaku telah melayangkan surat kepada Gubernur NTB, agar program-program yang tidak terhubung dengan Pemkot Bima tidak lagi diakomodir, salah satunya seperti program pembukaan jalan tani.
"Sejak menjadi Walikota Bima, saya tidak memberikan izin buka jalan tani. Saya juga bersurat ke Gubernur dan langsung direspon," ujarnya.
Kepada Gubernur, Lutfi meminta agar tidak dibuka lagi jalan tani, mengingat semakin banyaknya lumpur yang dibawa dari gunung, karena kondisi hutan dan gunung sudah rusak.
"Saya kalau naik ke gunung, tidak tahu kemana arah dan jalurnya saking banyaknya jalan yang dibuka," pungkasnya. (KS.Y06)
COMMENTS