Kota Bima merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kecenderungan kasusnya hampir setiap tahun mengalami peningkatan. Menur...
Kota Bima merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kecenderungan kasusnya hampir setiap tahun mengalami peningkatan. Menurut laporan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bima, pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 15 kasus, pada tahun 2016 sebanyak 57 kasus dengan 4 jiwa yang meninggal, pada tahun 2017 sebanyak 50 kasus, pada tahun 2018 sebanyak 56 kasus, dan pada tahun 2019 sebanyak 144 kasus dengan 5 jiwa yang meninggal. Semakin meningkatnya jumlah kasus DBD di Kota Bima perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi.
Kegiatan dengan tema “Deteksi Dini Penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) Melalui Survei Jentik Berbasis Masyarakat Berkelanjutan, merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dilakukan oleh tim dari STKIP Bima yang bermitra dengan Puskesmas Mpunda dan dilaksanakan dengan dukungan dana dari Kemenristek Dikti. Tim PKM STKIP Bima yang diketuai oleh Irma Rubianti M.Kes dan beranggotakan Hartati, M.Si serta Sarbudin, M.Pd telah melakukan sosialisasi dan pendampingan jumantik pada tanggal 05 Juli 2022 yang bertempat di aula Puskesmas Mpunda. Pertemuan ini dibuka oleh Ibu Nurahdiah, Amd.Keb., SE selaku kepala Puskesmas Mpunda. Hasil dari pertemuan ini, terbentuknya 10 (sepuluh) orang kader jumntik, dimana 1 (satu) orang jumantik akan bertugas di 1 (satu) kelurahan.
Jumantik akan melakukan survei jentik di beberapa rumah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mpunda, yaitu Kelurahan Monggonao, Manggemaci, Lewirato, Penato,i, Sadia, Matakando, Panggi, Santi, Mande dan Sambina,e. Selain memeriksa jentik, jumantik juga bertugas dalam memberikan informasi dan peyuluhan terkait penyakit DBD. Pemeriksaan dimulai di dalam rumah dan dilanjutkan di luar rumah. Jika ditemukan jentik nyamuk maka kepada tuan rumah diberi penjelasan tentang tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk dan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. 3M Plus (Menutup, Mengubur, Menguras tempat penampungan air serta memberikan bubuk abate). Jika tidak ditemukan jentik maka kepada tuan rumah disampaikan pujian dan memberikan saran untuk terus menjaga agar selalu bebas jentik dan tetap melaksanakan PSN 3M Plus. Apabila ditemukan jentik, maka jumantik akan memberikan informasi kepada tuan rumah tentang bahaya apabila adanya jentik baik didalam rumah, maupun diluar rumah. Interaksi langsung yang dilakukan oleh jumantik dengan masyarakat akan meningkatkan kesadaran dalam menjaga lingkungan Jumantik bersama dengan tim pengabdian masyarakat STKIP Bima, dan mitra turun bersama-sama diantaranya di Kelurahan Monggonao untuk melakukan survey jentik, mengedukasi masyarakat, serta memberikan abate pada rumah yang ditemukan jentik. Selain itu juga Jumantik, tim PKM STKIP Bima, serta mitra memberikan pelatihan pembuatan larvitrap kepada masyarakat di Kelurahan Matakando. Melalui survei jentik diharapkan kejadian DBD dapat dideteksi secara dini, sehingga pemberantasan dan penanggulangan DBD dapat segera dilakukan, yang berdampak pada menurunnya jumlah kasus DBD. Survei jentik akan berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk penyebab DBD, sehingga apabila kepadatan jentik dapat dideteksi secara dini, maka akan memutus mata rantai penularan DBD oleh nyamuk aedes aegepty. Dari hasil survei jentik yang dilakukan oleh jumantik, akan dianalisis sehingga mengasilkan Angka Bebas Jentik (ABJ), house indeks (HI), conteiner indeks (CI), dan breteau indeks (BI). Selain itu juga solusi dalam mengendalikan vektor DBD perlu adanya teknologi tepat guna yang lebih aman, yaitu melalui pemutusan siklus hidup nyamuk Ae. Aegypti pradewasa (telur dan jentik/larva) dengan menggunakan larvitrap.
Kegiatan dengan tema “Deteksi Dini Penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) Melalui Survei Jentik Berbasis Masyarakat Berkelanjutan, merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dilakukan oleh tim dari STKIP Bima yang bermitra dengan Puskesmas Mpunda dan dilaksanakan dengan dukungan dana dari Kemenristek Dikti. Tim PKM STKIP Bima yang diketuai oleh Irma Rubianti M.Kes dan beranggotakan Hartati, M.Si serta Sarbudin, M.Pd telah melakukan sosialisasi dan pendampingan jumantik pada tanggal 05 Juli 2022 yang bertempat di aula Puskesmas Mpunda. Pertemuan ini dibuka oleh Ibu Nurahdiah, Amd.Keb., SE selaku kepala Puskesmas Mpunda. Hasil dari pertemuan ini, terbentuknya 10 (sepuluh) orang kader jumntik, dimana 1 (satu) orang jumantik akan bertugas di 1 (satu) kelurahan.
Jumantik akan melakukan survei jentik di beberapa rumah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mpunda, yaitu Kelurahan Monggonao, Manggemaci, Lewirato, Penato,i, Sadia, Matakando, Panggi, Santi, Mande dan Sambina,e. Selain memeriksa jentik, jumantik juga bertugas dalam memberikan informasi dan peyuluhan terkait penyakit DBD. Pemeriksaan dimulai di dalam rumah dan dilanjutkan di luar rumah. Jika ditemukan jentik nyamuk maka kepada tuan rumah diberi penjelasan tentang tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk dan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. 3M Plus (Menutup, Mengubur, Menguras tempat penampungan air serta memberikan bubuk abate). Jika tidak ditemukan jentik maka kepada tuan rumah disampaikan pujian dan memberikan saran untuk terus menjaga agar selalu bebas jentik dan tetap melaksanakan PSN 3M Plus. Apabila ditemukan jentik, maka jumantik akan memberikan informasi kepada tuan rumah tentang bahaya apabila adanya jentik baik didalam rumah, maupun diluar rumah. Interaksi langsung yang dilakukan oleh jumantik dengan masyarakat akan meningkatkan kesadaran dalam menjaga lingkungan Jumantik bersama dengan tim pengabdian masyarakat STKIP Bima, dan mitra turun bersama-sama diantaranya di Kelurahan Monggonao untuk melakukan survey jentik, mengedukasi masyarakat, serta memberikan abate pada rumah yang ditemukan jentik. Selain itu juga Jumantik, tim PKM STKIP Bima, serta mitra memberikan pelatihan pembuatan larvitrap kepada masyarakat di Kelurahan Matakando. Melalui survei jentik diharapkan kejadian DBD dapat dideteksi secara dini, sehingga pemberantasan dan penanggulangan DBD dapat segera dilakukan, yang berdampak pada menurunnya jumlah kasus DBD. Survei jentik akan berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk penyebab DBD, sehingga apabila kepadatan jentik dapat dideteksi secara dini, maka akan memutus mata rantai penularan DBD oleh nyamuk aedes aegepty. Dari hasil survei jentik yang dilakukan oleh jumantik, akan dianalisis sehingga mengasilkan Angka Bebas Jentik (ABJ), house indeks (HI), conteiner indeks (CI), dan breteau indeks (BI). Selain itu juga solusi dalam mengendalikan vektor DBD perlu adanya teknologi tepat guna yang lebih aman, yaitu melalui pemutusan siklus hidup nyamuk Ae. Aegypti pradewasa (telur dan jentik/larva) dengan menggunakan larvitrap.
COMMENTS