Masalahnya, belasan Sekolah dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sukses meraih penghargaan sebagai sekolah yang tidak jujur dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Tahun 2015.
Kota Bima, KS.– Jika Pemerintah Kota (Pemkot) Bima di Kepemimpinan mendiang Almarhum, HM. Nur. A.Latif – HM.Qurais, H.Abidin, terdapat penghargaan untuk Kelurahan terjorok. Di era kepemimpinan HM.Qurais – H.Arahman, H.Abidin, SE, justru lebih memalukan. Masalahnya, belasan Sekolah dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sukses meraih penghargaan sebagai sekolah yang tidak jujur dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Tahun 2015. Sekolah mana saja yang diberi penghargaan berupa sertifikat tidak jujur dari Provinsi NTB tersebut, berikut data yang diperoleh Koran Stabilitas.
Kepala Dikpora,H.Alwin Yasin, S.Sos
Untuk tingkat SMP terdapat tujuh sekolah yang mendapat sertifikat dalam kaitan itu. Diantaranya, Madrasyah Tsanawiyah (MTS) Muhammadiyah, MTS Darul Hikmah, MTS Al Khitabal, MTS Al Islam, MTS Imam Safi,i dan MTS Hamzanwadi. Celakanya, tidak hanya sekolah yang berstatus swasta saja yang memperoleh predikat tersebut.Tetapi, juga yang berstatus Negeri, yakni MTS Negeri Bima dan SMPN 2 Kota Bima.
Sementara untuk tingkat SMA, pun demikian, ada yang berstatus swasta bahkan Negeri. Seperti, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 45, SMKN 4, SMKN 3 (SMIK), SMK Kesehatan Bima Sehat, SMK Salahuddin, Madrasyah Aliayah Negeri (MAN) 2 Bima, SMA 5, SMA Sinar Jaya, SMA Islam Al Ikhwan, SMA Yasim, SMA Alhidayah dan SMA PGRI.
Kepala Dikpora,H.Alwin Yasin, S.Sos melalui Kepala Bidang (Kabid) Dikmen, Abd.Ajis, M.Pd yang dikonfirmasi Koran Stabilitas Kamis (21/04) membenarkan hal tersebut. Bahkan saat ini, sertifikat bagi SMP – SMA yang tidak jujur dal;am pelaksanaan UN tersebut sudah ada di dinas.”Sertifikat tidak jujur bagi 19 sekolah yang tidak jujur dalam UN tahun 2015 sudah kami pegang,” ujarnya.
Hanya saja lanjut pejabat dinas pendidikan yang juga merangkap sebagai Dosen pada Perguruan Tinggi Swasta STKIP Bima tersebut, belasan sertifikat itu belum dibagikan pada masing-masing sekolah yang berhak menerima penghargaan dimaksud. “Rencananya, dalam waktu dekat ini kami akan serahkan,” akunya.
Diakhir komentarnya, Ajis berharap penghargaan semacam itu tidak kembali didapat pada UN tahun ajaran 2016 ini.Artinya, sertifikat dalam kaitan itu cukup menjadi pengalaman pahit sebagai pelajaran penting sekaligus cambuk. Sehingga, dalam pelaksanaan UN tahun ini sekolah-sekolah dimaksud, termasuk sekolah lain yang ada di kota tidak lagi memperoleh penghargaan semacam ini.”Mudah-mudahan, pada UN kali ini tidak ada satupun sekolah yang diberi penghargaan seperti ini,” harapnya. (KS-03)
Kepala Dikpora,H.Alwin Yasin, S.Sos
Untuk tingkat SMP terdapat tujuh sekolah yang mendapat sertifikat dalam kaitan itu. Diantaranya, Madrasyah Tsanawiyah (MTS) Muhammadiyah, MTS Darul Hikmah, MTS Al Khitabal, MTS Al Islam, MTS Imam Safi,i dan MTS Hamzanwadi. Celakanya, tidak hanya sekolah yang berstatus swasta saja yang memperoleh predikat tersebut.Tetapi, juga yang berstatus Negeri, yakni MTS Negeri Bima dan SMPN 2 Kota Bima.
Sementara untuk tingkat SMA, pun demikian, ada yang berstatus swasta bahkan Negeri. Seperti, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 45, SMKN 4, SMKN 3 (SMIK), SMK Kesehatan Bima Sehat, SMK Salahuddin, Madrasyah Aliayah Negeri (MAN) 2 Bima, SMA 5, SMA Sinar Jaya, SMA Islam Al Ikhwan, SMA Yasim, SMA Alhidayah dan SMA PGRI.
Kepala Dikpora,H.Alwin Yasin, S.Sos melalui Kepala Bidang (Kabid) Dikmen, Abd.Ajis, M.Pd yang dikonfirmasi Koran Stabilitas Kamis (21/04) membenarkan hal tersebut. Bahkan saat ini, sertifikat bagi SMP – SMA yang tidak jujur dal;am pelaksanaan UN tersebut sudah ada di dinas.”Sertifikat tidak jujur bagi 19 sekolah yang tidak jujur dalam UN tahun 2015 sudah kami pegang,” ujarnya.
Hanya saja lanjut pejabat dinas pendidikan yang juga merangkap sebagai Dosen pada Perguruan Tinggi Swasta STKIP Bima tersebut, belasan sertifikat itu belum dibagikan pada masing-masing sekolah yang berhak menerima penghargaan dimaksud. “Rencananya, dalam waktu dekat ini kami akan serahkan,” akunya.
Diakhir komentarnya, Ajis berharap penghargaan semacam itu tidak kembali didapat pada UN tahun ajaran 2016 ini.Artinya, sertifikat dalam kaitan itu cukup menjadi pengalaman pahit sebagai pelajaran penting sekaligus cambuk. Sehingga, dalam pelaksanaan UN tahun ini sekolah-sekolah dimaksud, termasuk sekolah lain yang ada di kota tidak lagi memperoleh penghargaan semacam ini.”Mudah-mudahan, pada UN kali ini tidak ada satupun sekolah yang diberi penghargaan seperti ini,” harapnya. (KS-03)
COMMENTS