Tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan hak pilih pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Kabupaten Bima ternyata jauh dari harapan.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan hak pilih pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Kabupaten Bima ternyata jauh dari harapan. Pasalnya, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat memperkirakan sekitar 30 persen pemilih tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos pada tanggal 9 Juli 2014 lalu.
Rendahnya tingkat kehadiran pemilih tersebut menyebabkan angka partisipasi pada Pilpres ini menurun dibandingkan pada Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April lalu. “Hasil pengawasan kami, animo masyarakat yang datang ke TPS pada Pilpres ini memang sangat kurang. Kami memperkirakan sekitar 30 persen mereka tidak mencoblos,” kata Komisioner Panwaslu Kabupaten Bima Bidang Pengawasan, Abdullah, SH, Sabtu pagi.
Bahkan jelas dia, di Kecamatan Belo tingkat kehadiran pemilih hanya mencapai 50 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT). Rendahnya kehadiran pemilih itu menurutnya, bukan karena kurangnya penyampaian sosialisasi dari Penyelenggara Pemilu. Namun diantaranya disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan kesibukan mengurus pertanian.
“Seperti di Belo kemarin, banyak pemilih tidak datang ke TPS karena lebih mementingkan urusan pertanian,” terangnya.
Untuk mengetahui berapa angka pasti tingkat partisipasi pemilih, pihaknya saat ini sedang mendata khusus klasifikasi jumlah pemilih. Diantaranya yang menggunakan hak pilih dan tidak, maupun yang menggunakan identitas lain seperti KTP, KK dan masuk dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKtb).
Ditanya soal pelanggaran pada Pilpres, diakuinya tidak ada temuan apa-apa. Tahapan pencoblosan berlangsung dengan lancar dan aman. Dirinya berharap kondisi itu akan tercipta hingga tahapan Pilpres berakhir. (KS-13)
Rendahnya tingkat kehadiran pemilih tersebut menyebabkan angka partisipasi pada Pilpres ini menurun dibandingkan pada Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April lalu. “Hasil pengawasan kami, animo masyarakat yang datang ke TPS pada Pilpres ini memang sangat kurang. Kami memperkirakan sekitar 30 persen mereka tidak mencoblos,” kata Komisioner Panwaslu Kabupaten Bima Bidang Pengawasan, Abdullah, SH, Sabtu pagi.
Bahkan jelas dia, di Kecamatan Belo tingkat kehadiran pemilih hanya mencapai 50 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT). Rendahnya kehadiran pemilih itu menurutnya, bukan karena kurangnya penyampaian sosialisasi dari Penyelenggara Pemilu. Namun diantaranya disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan kesibukan mengurus pertanian.
“Seperti di Belo kemarin, banyak pemilih tidak datang ke TPS karena lebih mementingkan urusan pertanian,” terangnya.
Untuk mengetahui berapa angka pasti tingkat partisipasi pemilih, pihaknya saat ini sedang mendata khusus klasifikasi jumlah pemilih. Diantaranya yang menggunakan hak pilih dan tidak, maupun yang menggunakan identitas lain seperti KTP, KK dan masuk dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKtb).
Ditanya soal pelanggaran pada Pilpres, diakuinya tidak ada temuan apa-apa. Tahapan pencoblosan berlangsung dengan lancar dan aman. Dirinya berharap kondisi itu akan tercipta hingga tahapan Pilpres berakhir. (KS-13)
COMMENTS